JAKARTA - Nama Jamie Vardy kembali jadi sorotan setelah dirinya resmi berpisah dengan klub yang selama bertahun-tahun menjadi bagian penting dalam perjalanan kariernya, Leicester City. Penyerang asal Inggris itu kini dikabarkan membuka peluang untuk melanjutkan petualangannya di Liga Italia, sebuah kemungkinan yang langsung memantik perhatian publik sepak bola, termasuk di Indonesia.

Bagi Vardy, musim 2024/2025 menjadi periode paling pahit. Meski sempat tampil penuh semangat, ia gagal membantu Leicester bertahan di Premier League. The Foxes menutup musim di posisi ke-18 dengan hanya mengoleksi 25 poin, yang berarti harus terdegradasi ke Championship, kasta kedua Liga Inggris. Kekalahan demi kekalahan tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi tim, tetapi juga membuat karier Vardy memasuki fase yang penuh tanda tanya.

Perpisahan yang Mengharukan

Setelah lebih dari satu dekade membela Leicester, kontrak Vardy berakhir pada Juni 2025 dan tidak diperpanjang. Keputusan ini terasa emosional, mengingat Leicester adalah klub yang berjasa besar dalam mengangkat namanya dari pemain non-liga hingga menjadi striker top Premier League.

Leicester pula yang memberinya panggung untuk menulis cerita dongeng sepak bola modern: juara Liga Inggris musim 2015/2016. Saat itu, Vardy bukan hanya sekadar bagian dari skuad, tetapi simbol dari semangat juang The Foxes. Catatan 24 golnya di musim tersebut bahkan membuatnya masuk jajaran pencetak gol elite Eropa.

Kini, dengan status bebas transfer, masa depan Vardy menjadi teka-teki. Banyak pihak menilai, meski usianya sudah tidak muda, pengalamannya di level tertinggi akan membuat sejumlah klub tertarik meminangnya.

Italia Jadi Opsi Menarik

Salah satu opsi yang dikabarkan terbuka bagi Vardy adalah Liga Italia (Serie A). Kompetisi tersebut dalam beberapa musim terakhir kerap menjadi tujuan bagi pemain berpengalaman yang ingin memperpanjang karier sekaligus tetap tampil kompetitif.

Bagi Vardy, bermain di Serie A bukan hanya soal mencari klub baru, tetapi juga tentang tantangan baru di penghujung karier. Gaya permainan yang lebih taktis dan tempo yang berbeda bisa memberinya pengalaman baru sekaligus menambah warna dalam perjalanan panjangnya di dunia sepak bola.

Selain itu, kabar bahwa ia bisa saja bergabung dengan klub yang memiliki kiper timnas Indonesia langsung membuat isu ini semakin ramai diperbincangkan oleh fans Tanah Air. Kendati masih sebatas spekulasi, kemungkinan itu seakan menghadirkan jembatan emosional antara suporter Indonesia dan Vardy.

Dari Kisah Dongeng ke Realita Pahit

Kisah Jamie Vardy bersama Leicester sering disebut sebagai salah satu perjalanan paling inspiratif di sepak bola modern. Dari pekerja pabrik yang sempat bermain di liga amatir, ia menjelma menjadi top scorer Premier League dan pahlawan Leicester.

Namun, perjalanan karier tidak selalu berisi kisah indah. Musim 2024/2025 menjadi buktinya. Vardy yang dulu dikenal tajam kini harus menghadapi kenyataan pahit bahwa usahanya tak cukup menyelamatkan klub dari degradasi.

Meski begitu, pengaruhnya dalam sejarah Leicester tidak akan pernah pudar. Banyak suporter yang tetap menaruh hormat dan rasa terima kasih, menyebutnya sebagai salah satu legenda terbesar klub sepanjang masa.

Tantangan di Usia Senja

Memasuki usia 38 tahun, Vardy kini berada di persimpangan. Banyak pemain memilih pensiun pada usia yang sama, tetapi ia tampak masih memiliki hasrat untuk bermain. Hal itu terlihat dari semangatnya dalam mencari peluang di luar Inggris.

Serie A bisa menjadi tempat yang ideal, mengingat liga tersebut sering kali memberi ruang bagi penyerang berpengalaman. Dengan fisik yang masih terjaga dan insting mencetak gol yang tajam, Vardy diyakini masih bisa memberi kontribusi positif, meski mungkin tidak sesering dulu.

Masa Depan yang Ditunggu

Publik sepak bola, terutama fans Leicester, kini menanti langkah berikutnya dari Jamie Vardy. Apakah ia akan benar-benar berlabuh di Italia? Ataukah ada klub lain, mungkin dari Amerika Serikat atau Timur Tengah, yang siap menawarkannya kontrak besar?

Yang jelas, kisah karier Vardy selalu penuh kejutan. Dari pemain non-liga menjadi juara Premier League, dari pencetak gol fenomenal hingga menghadapi degradasi, dan kini berpotensi memulai babak baru di negeri yang berbeda.