JAKARTA - Musim 2025/2026 BRI Super League menghadirkan perjalanan penuh tantangan bagi Persib Bandung. Bukan sekadar rangkaian laga, tetapi sebuah maraton panjang yang akan menguji kualitas skuad, strategi pelatih, serta konsistensi performa dari awal Agustus 2025 hingga Mei 2026. Setiap pertandingan akan menentukan seberapa besar peluang Maung Bandung untuk mengulang sukses sebagai kampiun, sekaligus membuktikan kapasitas mereka di antara tim-tim papan atas lainnya.
Kick-off musim ini dimulai dengan cukup menjanjikan ketika Persib menjamu Semen Padang pada 9 Agustus 2025. Laga perdana itu bukan sekadar pembuka, melainkan momentum penting untuk mengirim sinyal kepada pesaing bahwa Persib siap bersaing memperebutkan titel. Kemenangan 2-0 atas tim tamu menjadi modal awal yang berarti. Namun, perjalanan tidak lantas mudah.
Awal Musim: Ujian Konsistensi
Setelah kemenangan atas Semen Padang, Persib harus menelan kekalahan dari Persijap Jepara (1-2) serta bermain imbang melawan PSIM Yogyakarta (1-1). Bahkan laga kontra Borneo FC di akhir Agustus harus ditunda. Dari tiga pertandingan itu terlihat bahwa inkonsistensi masih menjadi pekerjaan rumah besar. Persib dituntut segera bangkit karena lawan-lawan berikutnya memiliki kualitas yang tidak kalah berbahaya.
Masuk bulan September, atmosfer kompetisi semakin padat. Laga kontra Persebaya Surabaya pada 12 September akan menjadi ujian nyata. Rivalitas dengan Bajul Ijo selalu menghadirkan tensi tinggi, terlebih dengan dukungan penuh Bobotoh di Stadion Bandung. Setelah itu, Persib harus melakoni partai tandang melawan Arema FC dan Persita Tangerang. Rentetan jadwal ini menuntut kesiapan fisik sekaligus mental, terutama ketika berhadapan dengan lawan yang terkenal sulit ditaklukkan di kandang sendiri.
Duel Klasik Lawan Persija
Salah satu momen paling ditunggu Bobotoh adalah pertemuan klasik melawan Persija Jakarta. Derby penuh gengsi ini dijadwalkan berlangsung dua kali: leg pertama di Bandung pada Januari 2026 dan leg kedua di Jakarta pada Mei 2026. Pertemuan tersebut bukan hanya soal tiga poin, tetapi juga soal kebanggaan dan rivalitas panjang yang sudah mengakar. Dukungan penuh suporter diyakini akan menjadi faktor krusial dalam menjaga moral tim di laga sarat emosi tersebut.
Perjalanan Menjelang Tahun Baru
Oktober hingga November menjadi fase krusial lain. Persib harus menghadapi lawan tangguh seperti PSM Makassar, Bali United, Madura United, hingga Malut United. Setiap pertandingan di periode ini akan sangat menentukan posisi di klasemen sebelum jeda kompetisi akhir tahun. Terlebih, Bali United dan PSM kerap menjadi pesaing utama dalam perebutan gelar.
Memasuki bulan Desember 2025, Persib akan menjamu Bhayangkara FC pada 21 Desember. Laga kandang menjelang libur panjang itu diharapkan memberi tambahan semangat sekaligus menjaga tren positif menuju tahun baru.
2026: Tahun Penentuan
Setelah pergantian tahun, Januari 2026 langsung menghadirkan laga besar melawan Persija. Dilanjutkan dengan jadwal padat di Februari, di mana Persib harus menghadapi Borneo FC, Malut United, Persita, dan Madura United dalam rentang waktu kurang dari sebulan. Kondisi fisik dan rotasi pemain akan menjadi kunci agar Maung Bandung tetap kompetitif di tengah jadwal yang padat.
Maret 2026 menghadirkan partai besar kontra Persebaya di Surabaya dan Persik Kediri di Bandung. Hasil dari dua laga ini bisa berpengaruh besar pada kepercayaan diri tim menjelang fase akhir musim.
April dan Mei akan menjadi periode penentu. Persib harus menghadapi Semen Padang, Bali United, Dewa United, Arema, hingga Bhayangkara. Semua itu berpuncak pada duel panas menghadapi Persija di Jakarta (10 Mei) serta PSM Makassar (17 Mei). Dua laga terakhir itu kemungkinan besar akan menjadi titik krusial, apakah Persib mampu bersaing memperebutkan gelar juara atau tidak.
Faktor Penting di Balik Ambisi Persib
Kekuatan Persib musim ini tidak hanya bertumpu pada nama besar klub, tetapi juga didukung hadirnya pemain berkualitas seperti Thom Haye dan Eliano Reijnders. Kehadiran mereka mempertebal kesan bahwa Persib adalah salah satu “klub sultan” di Liga 1 musim ini. Bukan hanya mendatangkan bintang, manajemen juga berhasil mempertahankan beberapa pemain kunci yang punya loyalitas tinggi terhadap tim.
Patrick Kluivert sempat memberikan komentar positif mengenai rekrutan anyar Persib, meski ia menekankan bahwa pemain bintang pun harus mendapatkan menit bermain reguler agar bisa memberi kontribusi maksimal. Selain itu, faktor fanatisme Bobotoh juga diakui Thom Haye sebagai salah satu alasan utama ia memilih bergabung dengan Persib. Atmosfer dukungan penuh di stadion diyakininya bisa memberi energi tambahan saat menghadapi tekanan besar di kompetisi.
Pelatih Bojan Hodak pun menyadari besarnya ekspektasi. Dengan skuad yang lebih dalam dibanding musim sebelumnya, ia menekankan pentingnya konsistensi serta mentalitas juara. Setiap pemain dituntut siap mengisi peran ketika dibutuhkan, karena rotasi akan sangat menentukan dalam musim yang panjang.
Harapan Musim Ini
Ambisi besar yang diusung Persib bukan tanpa alasan. Sejarah panjang, basis suporter terbesar, serta kualitas skuad yang mumpuni membuat Maung Bandung layak dijagokan. Namun, kompetisi bukan hanya soal nama besar. Konsistensi, kedewasaan taktik, serta daya tahan mental akan menjadi faktor yang membedakan mereka dari pesaing lain.
Dengan jadwal padat yang sudah menanti, musim 2025/2026 akan benar-benar menguji kemampuan Persib. Setiap laga, baik kandang maupun tandang, akan menjadi medan pembuktian. Harapan Bobotoh tentu satu: melihat tim kesayangan mereka kembali mengangkat trofi juara di akhir musim.