JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya, PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT), mengambil langkah strategis dengan menerapkan rekayasa lalu lintas contraflow pada ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 55 hingga KM 47 arah Jakarta. Kebijakan ini mulai diberlakukan pada Minggu, 29 Juni 2025 pukul 17.26 WIB, guna mengantisipasi dan mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di kawasan tersebut terutama pada jam-jam sibuk.
Rekayasa Lalu Lintas Contraflow: Solusi Antisipasi Kemacetan Parah
Contraflow adalah sistem rekayasa lalu lintas di mana satu lajur yang biasanya untuk arus berlawanan dialihkan menjadi satu arah yang sama dengan lajur di seberangnya. Dalam konteks Jalan Tol Jakarta-Cikampek, contraflow diterapkan untuk memperlebar jalur arah menuju Jakarta yang mengalami lonjakan volume kendaraan tinggi.
Vice President Corporate Secretary and Legal PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT), Ria Marlinda Paallo, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk dukungan Jasamarga terhadap diskresi kepolisian dalam mengelola lalu lintas. “Jasamarga Transjawa Tol mendukung penuh diskresi Kepolisian dengan memberlakukan rekayasa lalu lintas contraflow KM 55 s.d KM 47 arah Jakarta di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek mulai pukul 17.26 WIB,” ungkap Ria saat memberikan keterangan resmi pada Minggu 29 JUNI 2025.
Penyebab Penerapan Contraflow
Volume kendaraan yang melintasi Jalan Tol Jakarta-Cikampek terus mengalami peningkatan terutama saat akhir pekan dan libur panjang. Sebagai salah satu jalur utama penghubung Jakarta dengan daerah penyangga dan kota-kota industri di Jawa Barat, ruas tol ini kerap mengalami kepadatan hingga kemacetan parah.
Menurut data PT Jasamarga, pada Minggu sore hingga malam hari, arus kendaraan dari arah Cikampek menuju Jakarta bisa meningkat signifikan, dipicu oleh aktivitas mobilitas masyarakat yang kembali ke ibu kota setelah berakhirnya masa liburan atau aktivitas di luar kota.
“Kemacetan di KM 47 hingga KM 55 arah Jakarta sering terjadi karena adanya bottleneck atau penyempitan jalan, serta peningkatan volume kendaraan yang tidak seimbang dengan kapasitas jalan,” jelas Ria Marlinda.
Manfaat Contraflow bagi Pengguna Jalan
Penerapan contraflow di ruas tol tersebut diharapkan mampu meningkatkan kapasitas jalan secara efektif, sehingga memperlancar arus lalu lintas dan mengurangi waktu tempuh pengendara menuju Jakarta. Dengan begitu, masyarakat yang menggunakan Tol Jakarta-Cikampek dapat merasakan perjalanan yang lebih nyaman dan efisien.
“Kami berharap dengan contraflow ini, antrian kendaraan dapat berkurang dan kecelakaan akibat kemacetan yang panjang dapat diminimalisir,” tambah Ria.
Pengamanan dan Pengawasan Ketat
Selain rekayasa lalu lintas contraflow, PT Jasamarga Transjawa Tol juga mengerahkan sejumlah petugas keamanan dan teknis untuk memantau dan mengatur arus lalu lintas. “Kami menempatkan personel pengatur lalu lintas dan menggunakan teknologi CCTV untuk memonitor situasi secara real time, sehingga dapat segera merespons kondisi di lapangan,” kata Ria.
Kepolisian juga turut berperan aktif dalam pengaturan lalu lintas selama contraflow berlangsung, memastikan keselamatan pengendara dan kelancaran operasional jalan tol. “Kolaborasi antara Jasamarga dan kepolisian sangat penting untuk efektivitas rekayasa ini,” tegasnya.
Imbauan untuk Pengendara
PT Jasamarga mengimbau para pengendara untuk selalu memperhatikan rambu-rambu dan instruksi petugas selama contraflow berlangsung. Kesabaran dan kedisiplinan pengendara sangat dibutuhkan agar rekayasa lalu lintas berjalan lancar dan aman.
“Harap pengendara selalu waspada dan mematuhi arahan petugas serta rambu-rambu yang terpasang. Hindari perilaku berkendara agresif yang dapat membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lain,” pesan Ria.
Selain itu, Jasamarga juga mengingatkan pengendara untuk memastikan kendaraan dalam kondisi prima dan menyiapkan waktu tempuh lebih untuk antisipasi kondisi lalu lintas yang padat.
Peran Teknologi dalam Pengelolaan Lalu Lintas Tol
Pengelolaan lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek saat ini didukung oleh berbagai teknologi canggih yang memungkinkan pemantauan secara real-time dan respons cepat terhadap kemacetan atau gangguan.
Sistem electronic toll collection (ETC) yang diterapkan membantu mempercepat transaksi pembayaran tol sehingga mengurangi antrian di gerbang tol. Selain itu, teknologi CCTV dan variable message sign (VMS) memberikan informasi penting kepada pengendara terkait kondisi jalan dan peringatan.
Menurut Ria, teknologi ini berperan vital dalam mendukung efektivitas penerapan contraflow dan rekayasa lalu lintas lainnya. “Teknologi menjadi alat utama kami dalam memantau arus kendaraan dan memberikan solusi cepat jika terjadi kendala di jalan,” ujarnya.
Rencana Jangka Panjang untuk Mengatasi Kemacetan
Meskipun contraflow merupakan solusi jangka pendek yang efektif, PT Jasa Marga dan pemerintah terus berupaya mencari solusi permanen untuk mengatasi kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek. Beberapa proyek pengembangan infrastruktur tengah berjalan, termasuk pelebaran jalan tol, pembangunan jalur alternatif, serta integrasi moda transportasi.
“Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mengimplementasikan proyek pengembangan yang dapat menambah kapasitas jalan dan memberikan pilihan transportasi lain bagi masyarakat,” jelas Ria.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Kondisi kelancaran lalu lintas di jalur tol utama seperti Jakarta-Cikampek memiliki dampak langsung terhadap produktivitas ekonomi dan kualitas hidup masyarakat. Kemacetan yang berkepanjangan menyebabkan pemborosan waktu dan bahan bakar, serta meningkatkan risiko kecelakaan.
“Kelancaran arus lalu lintas membantu menjaga efisiensi distribusi barang dan mobilitas tenaga kerja, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Ria.
Penerapan rekayasa lalu lintas contraflow di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 55-47 arah Jakarta oleh PT Jasa Marga melalui Jasamarga Transjawa Tol merupakan langkah strategis yang diambil untuk mengatasi lonjakan volume kendaraan dan kemacetan parah di jalur tersebut. Dukungan penuh kepada kebijakan diskresi kepolisian, pengawasan ketat, dan penerapan teknologi menjadi kunci keberhasilan rekayasa ini.
Masyarakat pengguna tol diharapkan dapat memahami dan mematuhi aturan contraflow demi keselamatan dan kenyamanan bersama. Sementara itu, upaya jangka panjang pengembangan infrastruktur dan moda transportasi alternatif terus digalakkan guna menghadirkan solusi permanen terhadap persoalan lalu lintas di kawasan vital ini.