JAKARTA - Dalam menghadapi pesatnya laju transformasi digital, perusahaan-perusahaan milik negara dituntut untuk tidak hanya efisien secara operasional, tetapi juga tangguh secara keamanan digital. Salah satu langkah konkret yang diambil oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) adalah menjalin kemitraan strategis dengan Zimbra, sebuah platform email dan kolaborasi berbasis open-source. Langkah ini menandai komitmen KAI dalam memperkuat ketahanan siber dan memperbarui sistem komunikasi internalnya agar lebih selaras dengan mandat regulasi nasional.
Kemitraan antara PT KAI dan Zimbra mencerminkan urgensi perlindungan data dan pentingnya menjaga infrastruktur digital tetap aman, terutama di tengah meningkatnya risiko serangan siber yang kini semakin kompleks dan canggih. Transformasi digital yang tidak dibarengi dengan keamanan mumpuni berisiko menciptakan celah bagi ancaman yang bisa mengganggu operasional dan bahkan kepercayaan publik terhadap layanan BUMN.
PT KAI mengambil keputusan penting dengan mengganti sistem email lamanya, dan kini mengadopsi platform Zimbra. Perubahan ini tidak hanya bersifat teknis, melainkan juga strategis, karena menegaskan bahwa perusahaan menyadari pentingnya komunikasi internal yang aman, terintegrasi, dan mudah dikembangkan untuk jangka panjang.
“Ketika institusi seperti PT KAI memodernisasi infrastruktur komunikasinya sesuai mandat nasional terkait data, Zimbra siap mendukung dengan sistem email yang aman dan selaras dengan regulasi Indonesia,” ungkap Marcus Teo, Chief Revenue Officer Zimbra.
Menurut Marcus, Zimbra Network Edition yang digunakan oleh PT KAI memberikan kontrol penuh terhadap infrastruktur komunikasi perusahaan. Solusi ini juga memberikan fleksibilitas dalam penyesuaian, serta mendukung prinsip enkripsi dan keamanan data secara menyeluruh. Ini menjadi penting bagi institusi besar seperti PT KAI yang memiliki jaringan operasional luas dan bergantung pada komunikasi yang cepat serta andal antar unit kerja.
Penggunaan sistem yang dikelola secara lokal juga menjadi nilai tambah tersendiri dalam konteks ketahanan digital nasional. Dengan menghindari ketergantungan pada server luar negeri dan memastikan data tetap berada di dalam negeri, langkah ini mendukung kedaulatan data Indonesia yang tengah didorong oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan transformasi digital.
"Dengan sistem yang di-deploy secara lokal, enkripsi penuh, dan integrasi yang mulus, kami dapat menjaga efisiensi operasional di seluruh jaringan kami," kata Bagit Airlangga, Manager of IT Application and Data Center PT KAI.
Pernyataan Bagit menegaskan bahwa modernisasi sistem komunikasi bukan semata tentang teknologi, tetapi juga menyangkut kesinambungan layanan operasional kereta api yang melibatkan ribuan pegawai dan ratusan lokasi operasional. Dengan sistem komunikasi yang aman dan efisien, PT KAI dapat merespons lebih cepat terhadap berbagai dinamika yang terjadi di lapangan.
Langkah ini juga memperlihatkan bagaimana kolaborasi antara BUMN dan penyedia teknologi dapat mendorong inovasi yang berorientasi pada ketahanan dan efisiensi. PT KAI sebagai operator transportasi nasional memahami bahwa di era digital, ancaman siber bisa menjadi gangguan operasional serius jika tidak diantisipasi sejak dini.
Zimbra, yang dikenal sebagai platform kolaborasi open-source, menyatakan siap terus mendukung kebutuhan sektor publik di Indonesia. Menurut Marcus Teo, kemitraan ini memperkuat komitmen Zimbra untuk terlibat aktif dalam mendukung ketahanan digital nasional dengan menghadirkan layanan yang dapat disesuaikan, aman, dan sesuai regulasi lokal.
Di sisi lain, PT KAI melihat kolaborasi ini sebagai bagian dari upaya menyeluruh dalam meningkatkan kualitas layanan internal sekaligus mempersiapkan tantangan digital masa depan. Melalui adopsi teknologi yang lebih aman dan fleksibel, perusahaan berupaya menjaga kesinambungan layanan transportasi publik di tengah ancaman digital yang terus berkembang.
Penguatan sistem email dan kolaborasi juga akan berdampak pada peningkatan kinerja di berbagai lini, dari perencanaan operasional, pengelolaan sumber daya manusia, hingga pengambilan keputusan yang lebih responsif. Semua ini sangat krusial bagi perusahaan seperti KAI yang berperan strategis dalam konektivitas nasional.
Secara lebih luas, langkah yang diambil PT KAI juga mencerminkan arah kebijakan pemerintah yang mendorong digitalisasi sektor publik dengan tetap memperhatikan aspek keamanan dan perlindungan data. Dengan mengedepankan prinsip keamanan dan kendali lokal, BUMN seperti KAI dapat menjadi contoh bagi institusi lain dalam membangun ekosistem digital yang tangguh dan berdaulat.
Sebagai catatan, transformasi digital sektor publik bukan hanya soal pengadaan teknologi, melainkan soal bagaimana teknologi itu diimplementasikan secara aman, tepat guna, dan berkelanjutan. PT KAI, melalui kemitraan ini, menunjukkan bahwa modernisasi bisa dilakukan secara bertahap namun terarah, dengan tetap menjunjung tinggi kepentingan nasional dalam perlindungan data.
Kemitraan antara PT KAI dan Zimbra pada akhirnya bukan hanya soal email atau sistem kolaborasi internal. Lebih dari itu, ini adalah langkah penting dalam menciptakan fondasi digital yang kuat, aman, dan siap menghadapi masa depan. Dengan kolaborasi ini, KAI menegaskan diri sebagai BUMN yang tidak hanya andal dalam layanan transportasi, tetapi juga siap menjadi bagian dari pilar ketahanan digital nasional.