JAKARTA - Langkah konkret untuk meningkatkan layanan transportasi berbasis rel terus dilakukan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya. Kali ini, Daop 8 menggandeng Pemerintah Kota Malang dalam pembahasan serius terkait rencana revitalisasi Stasiun Malang. Tujuannya tak hanya sebatas peremajaan infrastruktur, tetapi juga memperkuat peran stasiun sebagai simpul strategis mobilitas masyarakat di kawasan selatan Jawa Timur.
Pertemuan antara jajaran manajemen KAI Daop 8 Surabaya dan Wali Kota Malang dihelat dalam suasana audiensi yang konstruktif. EVP Daop 8 Surabaya, Wisnu Pramudyo, memimpin langsung delegasi KAI dan memaparkan rencana revitalisasi menyeluruh terhadap Stasiun Malang.
“Pertemuan ini kami lakukan sebagai bagian dari upaya membangun sinergi yang kuat antara KAI dan Pemerintah Kota Malang. Kami juga menyampaikan rencana revitalisasi Stasiun Malang agar ke depannya stasiun ini mampu memberikan pelayanan yang semakin prima dan nyaman bagi masyarakat,” ujar Wisnu Pramudyo.
- Baca Juga Laba Jasa Marga Naik di Semester I 2025
Stasiun Malang selama ini menjadi salah satu stasiun dengan arus penumpang tertinggi di wilayah Daop 8. Dengan posisinya yang vital, pengembangan fasilitas di stasiun ini menjadi kebutuhan mendesak. Wisnu menyebut, revitalisasi akan menyentuh berbagai aspek, mulai dari peningkatan fasilitas layanan penumpang, integrasi kawasan sekitar stasiun, hingga upaya menjadikan stasiun sebagai landmark kebanggaan kota.
“Kami ingin menghadirkan stasiun yang tidak hanya menjadi simpul transportasi, tetapi juga ikon kebanggaan kota,” tambahnya.
Rencana tersebut disambut terbuka oleh Pemerintah Kota Malang. Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, memberikan respons positif terhadap langkah KAI tersebut. Namun, ia mengingatkan agar dalam proses perombakan, tetap dijaga unsur kesejarahan bangunan stasiun.
“Saya mengapresiasi langkah PT KAI untuk meningkatkan kualitas layanan melalui revitalisasi Stasiun Malang. Namun, kami harap proses ini dilandasi dengan koordinasi yang baik, serta melibatkan ahli cagar budaya. Sebab bangunan Stasiun Malang merupakan bagian dari sejarah kota yang wajib kita jaga,” ujar Wahyu Hidayat.
Selain aspek pelestarian bangunan heritage, Wali Kota juga menekankan pentingnya penataan lalu lintas di kawasan stasiun. Ia menilai bahwa kenyamanan pengguna jasa kereta tidak hanya ditentukan oleh fasilitas di dalam stasiun, tetapi juga oleh kemudahan akses dan kelancaran arus kendaraan di sekitarnya.
Pemerintah Kota Malang menyatakan kesiapannya untuk mendukung penuh proses revitalisasi, selama tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat luas. Wahyu Hidayat menegaskan bahwa koordinasi antarinstansi akan menjadi kunci keberhasilan proyek ini.
Sejumlah pejabat Pemerintah Kota Malang yang hadir dalam audiensi turut memberikan masukan konstruktif. Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, serta Kasatpol PP Kota Malang menyampaikan pandangan teknis mengenai berbagai hal, termasuk tata ruang dan kemungkinan dampak sosial selama proses pembangunan.
Keterlibatan berbagai elemen tersebut menunjukkan bahwa revitalisasi Stasiun Malang bukan sekadar proyek fisik semata. Ini adalah bagian dari transformasi transportasi kota yang melibatkan kolaborasi lintas sektor.
KAI Daop 8 Surabaya memandang revitalisasi ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat peran kereta api dalam sistem transportasi perkotaan. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan mobilitas masyarakat, keberadaan stasiun yang modern, nyaman, dan terintegrasi menjadi keharusan.
“Kami berkomitmen menjadikan Stasiun Malang sebagai ikon layanan publik yang aman, nyaman, dan membanggakan. Ini adalah bagian dari transformasi layanan KAI untuk mendukung konektivitas kota-kota di Jawa Timur serta memberikan pengalaman perjalanan terbaik bagi pelanggan,” tegas Wisnu Pramudyo.
Revitalisasi ini juga diyakini akan memberi dampak positif bagi sektor lain, seperti pariwisata, perdagangan, dan ekonomi lokal. Keberadaan stasiun yang lebih representatif akan memudahkan akses wisatawan ke pusat kota Malang dan kawasan sekitarnya yang terkenal dengan potensi wisatanya.
Stasiun Malang bukan hanya sekadar titik naik-turun penumpang, tetapi juga pintu gerbang penting yang menghubungkan berbagai kawasan strategis di Jawa Timur. Dengan revitalisasi yang tepat sasaran, stasiun ini berpeluang menjadi pengungkit pertumbuhan kota sekaligus simbol integrasi antara pelayanan transportasi modern dan pelestarian nilai sejarah.
Sebagai operator transportasi berbasis rel, PT KAI terus memperkuat perannya dalam mendukung mobilitas nasional. Di tengah tantangan dan perubahan pola perjalanan masyarakat, KAI berupaya melakukan pembenahan di berbagai lini, baik dalam hal infrastruktur, pelayanan, maupun koordinasi dengan pemangku kepentingan daerah.
Revitalisasi Stasiun Malang menjadi salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut. Audiensi dengan Wali Kota Malang menandai dimulainya proses kolaboratif antara KAI dan pemerintah daerah dalam menghadirkan transformasi stasiun yang berdampak luas.
Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kota Malang dan koordinasi lintas sektor yang intensif, revitalisasi Stasiun Malang diharapkan menjadi tonggak penting dalam meningkatkan kualitas layanan transportasi massal di wilayah selatan Jawa Timur.