Pemerintah Atasi Kemacetan Penyebrangan Ketapang-Gilimanuk

Selasa, 29 Juli 2025 | 08:16:00 WIB
Pemerintah Atasi Kemacetan Penyebrangan Ketapang-Gilimanuk

JAKARTA - Penutupan Jalur Gumitir sebagai jalur utama penghubung antara Banyuwangi dan Jember tidak serta merta membuat lumpuh sistem transportasi ke wilayah timur, khususnya menuju Bali dan Nusa Tenggara. Meski antrean kendaraan, terutama truk logistik, tampak mengular di sekitar Pelabuhan Ketapang, Kementerian Perhubungan memastikan bahwa arus penyeberangan Ketapang–Gilimanuk tetap berlangsung normal dan aman.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Muhammad Masyhud, menegaskan bahwa layanan penyeberangan terus berjalan meski terdapat kepadatan lalu lintas di sekitar pelabuhan. “Pelayanan transportasi laut di Pelabuhan Ketapang tidak berhenti. Operasi tetap berjalan dengan mengutamakan keselamatan pelayaran,” ujarnya.

Penegasan ini menjadi penting di tengah kekhawatiran publik terhadap potensi gangguan logistik lintas pulau. Saat ini, Pelabuhan Ketapang mengoperasikan 27 kapal, meliputi 19 kapal di Dermaga MB I-IV, tujuh kapal di Dermaga LCM, dan satu kapal perbantuan di Dermaga Bulusan. Aktivitas bongkar muat dilaporkan berjalan lancar dengan dominasi kendaraan logistik sebagai pengguna utama.

Namun, keterbatasan kapasitas kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) yang hanya mampu mengangkut enam truk tronton dalam satu kali pelayaran turut memicu antrean kendaraan. Tingginya volume kendaraan dari Jawa yang hendak menyeberang ke Bali dan wilayah Nusa Tenggara, menjadi tantangan tersendiri di tengah perbaikan total Jalur Gumitir.

Sebelumnya, penutupan jalur tersebut membuat distribusi logistik dari arah timur Pulau Jawa dialihkan ke rute lain yang pada akhirnya terpusat di Pelabuhan Ketapang. Akibatnya, terjadi lonjakan kendaraan berat yang berujung pada kepadatan ekstrem di jalur masuk pelabuhan.

Pemerintah tidak tinggal diam menghadapi situasi ini. Langkah-langkah strategis segera diambil oleh Kementerian Perhubungan guna menjamin kelancaran arus kendaraan dan memastikan distribusi logistik tetap berjalan. Penambahan kapal, percepatan bongkar muat, pengaturan dermaga sesuai kapasitas, serta peningkatan koordinasi lintas instansi menjadi bagian dari solusi jangka pendek yang tengah dijalankan.

“Tidak ada kompromi soal kelaikan kapal. Keselamatan adalah komitmen utama kami,” tegas Masyhud, menyampaikan bahwa seluruh kapal jenis LCT di Dermaga LCM telah diperiksa ulang setelah insiden tenggelamnya salah satu kapal.

Keselamatan menjadi aspek yang ditekankan, tidak hanya dari sisi kapal tetapi juga awak dan pengguna jasa. Kapal eks-LCT yang tetap beroperasi diatur secara ketat: maksimal enam truk tronton tanpa penumpang umum, dengan syarat dua awak kendaraan wajib mengenakan jaket pelampung selama pelayaran. Kemenhub juga mengimbau sopir dan operator logistik untuk selalu memperbarui informasi lalu lintas dan mengikuti arahan petugas di lapangan.

“Yang terpenting adalah keselamatan selama perjalanan. Kami mohon masyarakat bersabar dan tetap patuh terhadap arahan petugas,” ujar Masyhud.

Sementara itu, dari sisi operator pelayaran, PT ASDP Indonesia Ferry mengambil inisiatif dengan mengerahkan armada kapal tambahan untuk mengatasi antrean panjang. Kapal KMP Gading Nusantara, yang biasanya melayani rute Padangbai Lembar, dialihkan ke lintasan Ketapang–Gilimanuk guna membantu mempercepat pergerakan kendaraan logistik.

Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menjelaskan bahwa kapal ini memiliki kapasitas besar yang mampu menampung hingga 30 unit truk tronton. Dengan izin operasi dari otoritas pelabuhan yang telah dikantongi, kapal bantuan tersebut menjalani uji sandar sebelum resmi beroperasi.

Kehadiran KMP Gading Nusantara melengkapi kapal bantuan sebelumnya, KMP Portlink VII, yang lebih dulu dikerahkan. Seiring dengan optimalisasi armada ini, antrean kendaraan yang sebelumnya mencapai 30 kilometer dilaporkan menyusut drastis. Kini, panjang antrean hanya berkisar antara 1,3 hingga 2 kilometer dari pelabuhan.

“Pagi ini truk-truk logistik mengalir padat ke kantong parkir Bulusan dan antrean turun signifikan,” ujar Shelvy.

Pemerintah melalui ASDP juga terus melakukan evaluasi terhadap skema operasional kapal berdasarkan dinamika di lapangan. Per Minggu pagi, terdapat 26 kapal aktif di lintas Ketapang–Gilimanuk. Jumlah ini terdiri dari 19 kapal di Dermaga Moveable Bridge (MB) dan tujuh kapal di Dermaga LCM.

Dengan upaya terpadu antara pemerintah pusat, operator pelabuhan, dan pengelola kapal, situasi di Pelabuhan Ketapang kini berada dalam kendali. Penyeberangan tetap berjalan, distribusi logistik terus mengalir, dan pelayanan kepada masyarakat tetap diupayakan optimal meskipun di tengah keterbatasan infrastruktur akibat penutupan Jalur Gumitir.

Pemerintah berharap para pengguna jasa dapat terus bersinergi dengan aparat dan petugas lapangan agar proses pengangkutan barang serta perjalanan antar-pulau dapat berlangsung aman dan lancar.

Terkini

MIND ID Targetkan Produksi Aluminium 900 Ribu Ton

Selasa, 29 Juli 2025 | 13:19:29 WIB

Danantara Siap Luncurkan Holding Investasi BUMN

Selasa, 29 Juli 2025 | 13:25:33 WIB

BUMN Dukung Koperasi Randugading Perkuat Ekonomi Desa

Selasa, 29 Juli 2025 | 14:29:40 WIB

Bandung Zoo, Pilihan Wisata Anak dan Keluarga

Selasa, 29 Juli 2025 | 15:27:59 WIB