JAKARTA - Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menyatakan bahwa pemerintah provinsi telah menyiapkan langkah-langkah strategis guna meraih hasil terbaik dalam proses revalidasi status Geopark Kaldera Toba yang akan berlangsung pada Juni 2025. Geopark Kaldera Toba sendiri merupakan salah satu warisan alam dan budaya yang penting di Indonesia, sekaligus destinasi wisata unggulan yang menyimpan potensi ekonomi besar bagi masyarakat Sumatera Utara.
Pernyataan tersebut disampaikan Bobby Nasution usai membuka secara resmi program Fast Track Youngpreneur 2025 di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Senin (27/5/2025). Program tersebut merupakan bagian dari upaya mempercepat pengembangan kewirausahaan muda di daerah, yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Menargetkan “Kartu Hijau” untuk Geopark Kaldera Toba
Dalam kesempatan itu, Bobby optimistis akan hasil revalidasi yang positif untuk Geopark Kaldera Toba. “Mudah-mudahan (mendapat kartu hijau),” ujar Gubernur dengan harapan besar.
“Revalidasi ini sangat penting bagi kelanjutan pengembangan Geopark Kaldera Toba, tidak hanya sebagai simbol kebanggaan daerah, tetapi juga sebagai sumber penggerak ekonomi dan konservasi lingkungan,” jelasnya.
Geopark Kaldera Toba: Potensi dan Tantangan
Geopark Kaldera Toba merupakan kawasan geologi yang memiliki nilai ilmiah, edukasi, dan wisata yang tinggi. Dengan luas wilayah yang mencakup sebagian besar Kabupaten Toba dan sekitarnya, Geopark ini memiliki berbagai fitur alam yang unik, seperti kaldera vulkanik terbesar di dunia, Danau Toba, dan berbagai situs budaya serta tradisi masyarakat setempat.
Namun, untuk mempertahankan dan meningkatkan status Geopark, pengelolaan kawasan ini harus memenuhi standar internasional yang ketat. Proses revalidasi dilakukan oleh UNESCO dan lembaga terkait lainnya untuk memastikan kawasan tersebut tetap memenuhi kriteria sebagai geopark global yang berkelanjutan.
Bobby menegaskan bahwa Pemprov Sumatera Utara telah melakukan berbagai persiapan, termasuk penguatan tata kelola kawasan, pelibatan masyarakat lokal, serta pengembangan infrastruktur pendukung yang ramah lingkungan. “Kami fokus pada sinergi antara konservasi dan pemanfaatan ekonomi secara berkelanjutan,” tambahnya.
Sinergi Pemprov dan Stakeholder Lokal
Dalam menghadapi revalidasi ini, Bobby mengungkapkan bahwa koordinasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan. “Kami bekerja sama dengan pemerintah kabupaten, masyarakat adat, akademisi, dan pelaku usaha pariwisata,” katanya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pembinaan terhadap pelaku pariwisata dan UMKM di sekitar Geopark juga menjadi fokus utama, agar manfaat ekonomi dari geopark ini bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. “Ini bukan sekadar soal status internasional, tapi juga peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Fast Track Youngpreneur: Langkah Pemprov Dukung Pengembangan Ekonomi Lokal
Selain membahas revalidasi Geopark Kaldera Toba, pada kesempatan yang sama Gubernur Bobby juga meluncurkan program Fast Track Youngpreneur 2025. Program ini bertujuan memberikan pelatihan dan fasilitasi bagi generasi muda di Sumatera Utara untuk mengembangkan usaha kreatif dan inovatif.
“Ini bagian dari visi kami untuk membangun ekonomi daerah yang kuat dan berkelanjutan, dengan memberdayakan para pelaku usaha muda,” terang Bobby.
Program ini diharapkan bisa memacu semangat kewirausahaan sekaligus menciptakan lapangan kerja baru, sehingga pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara dapat semakin merata.
Harapan Besar untuk Masa Depan Geopark Kaldera Toba
Menjelang proses revalidasi, harapan besar disematkan kepada pengelolaan dan pengembangan Geopark Kaldera Toba. Dengan mempertahankan status geopark dunia, kawasan ini diharapkan terus menarik wisatawan domestik dan mancanegara, sekaligus memperkuat posisi Sumatera Utara sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia.
Bobby Nasution menutup dengan optimisme, “Kami percaya dengan persiapan yang matang dan dukungan semua pihak, Geopark Kaldera Toba akan terus menjadi kebanggaan dan sumber daya yang lestari untuk generasi mendatang.”