Kereta Api

Volume Angkutan Barang Kereta Api Tembus 5,89 Juta Ton, BPS Catat Tren Positif Distribusi Logistik Nasional

Volume Angkutan Barang Kereta Api Tembus 5,89 Juta Ton, BPS Catat Tren Positif Distribusi Logistik Nasional
Volume Angkutan Barang Kereta Api Tembus 5,89 Juta Ton, BPS Catat Tren Positif Distribusi Logistik Nasional

JAKARTA — Kinerja angkutan barang menggunakan moda transportasi kereta api terus menunjukkan tren positif sepanjang 2025. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), volume angkutan barang kereta api pada April 2025 tercatat mencapai 5,89 juta ton. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,86 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 5,78 juta ton.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa selain mencatatkan kenaikan secara bulanan (month-to-month), volume angkutan barang menggunakan kereta api juga menunjukkan kenaikan secara tahunan (year-on-year). Dibandingkan April 2024 yang sebesar 5,80 juta ton, angkutan barang April 2025 naik sebesar 1,42 persen.

“Pertumbuhan angkutan barang menggunakan kereta api menunjukkan tren positif, baik secara bulanan maupun tahunan. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh peningkatan distribusi logistik melalui jalur kereta api, khususnya untuk komoditas batu bara dan hasil industri,” ujar Amalia.

Tren Positif Sektor Logistik

Amalia menambahkan bahwa peningkatan angkutan barang melalui kereta api tidak lepas dari meningkatnya aktivitas produksi dan distribusi barang industri nasional. Komoditas batu bara masih menjadi penyumbang terbesar volume angkutan barang melalui kereta api, terutama untuk memenuhi kebutuhan industri pembangkit listrik dan ekspor.

Selain batu bara, sejumlah produk hasil industri dan barang konsumsi lainnya juga turut menyumbang angka angkutan barang via kereta api.

“Moda kereta api dipilih karena dinilai efisien dan memiliki keunggulan dari sisi kapasitas dan kecepatan distribusi barang dalam jumlah besar,” lanjut Amalia.

Dalam periode yang sama, peningkatan aktivitas logistik juga tercermin dari aktivitas di sejumlah stasiun besar dan terminal barang milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.

Pekerja KAI Logistik terlihat sibuk melakukan proses pengemasan barang dan kendaraan, termasuk layanan pengiriman sepeda motor, seperti yang terlihat di Stasiun Tasikmalaya, Jawa Barat. Aktivitas ini menjadi bagian dari pelayanan angkutan barang KAI yang semakin diminati masyarakat dan pelaku usaha.

Kontribusi PT KAI dalam Distribusi Barang

VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (Persero) Joni Martinus menyampaikan bahwa peningkatan angkutan barang yang dicatat oleh BPS sejalan dengan strategi KAI untuk terus memperluas layanan logistik. Menurutnya, KAI saat ini tengah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas angkut barang, termasuk melalui pembangunan fasilitas terminal barang baru dan kerja sama dengan pelaku industri.

“KAI terus berkomitmen untuk mendukung distribusi logistik nasional dengan menyediakan layanan angkutan barang yang andal dan tepat waktu. Selain komoditas batu bara, kami juga melayani pengangkutan produk hasil industri, bahan pangan, hingga kendaraan bermotor,” kata Joni Martinus.

Joni menambahkan, keunggulan angkutan barang menggunakan kereta api terletak pada kapasitas yang besar, efisiensi waktu, dan lebih ramah lingkungan dibandingkan moda transportasi darat berbasis jalan raya.

“Dengan satu rangkaian kereta barang, kami dapat mengangkut ratusan ton barang dalam satu perjalanan. Ini jelas lebih efisien dibandingkan angkutan truk,” jelasnya.

Peningkatan Permintaan Layanan Logistik

Peningkatan volume angkutan barang kereta api juga didorong oleh naiknya permintaan layanan logistik di sejumlah koridor utama. Jalur kereta api di Pulau Jawa dan Sumatera menjadi tulang punggung distribusi logistik untuk komoditas seperti semen, pupuk, hasil tambang, dan barang konsumsi lainnya.

Khusus untuk layanan pengiriman kendaraan bermotor seperti sepeda motor, PT KAI Logistik menawarkan berbagai paket pengiriman, baik melalui layanan Reguler, Ekonomi, maupun Eksekutif. Pengemasan sepeda motor dilakukan dengan prosedur standar, termasuk perlindungan tambahan agar kendaraan tiba dalam kondisi baik di tujuan.

“Minat masyarakat terhadap layanan pengiriman kendaraan bermotor dengan kereta api meningkat signifikan, terutama menjelang momen mudik dan libur panjang. Ini menjadi salah satu andalan kami selain angkutan barang industri,” imbuh Joni.

Kontribusi Sektor Transportasi terhadap Ekonomi Nasional

Sektor transportasi dan logistik memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian nasional. Efisiensi distribusi barang menjadi salah satu kunci dalam menjaga stabilitas harga barang di pasar dan mendukung kelancaran rantai pasok industri.

Amalia Adininggar Widyasanti menegaskan bahwa pertumbuhan angkutan barang melalui kereta api menjadi salah satu indikator positif dalam pemulihan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19.

“Transportasi kereta api memiliki peranan strategis dalam mendukung perekonomian, khususnya di sektor distribusi logistik. Dengan infrastruktur yang terus dikembangkan oleh pemerintah dan BUMN terkait, kami optimistis sektor ini akan terus bertumbuh,” jelas Amalia.

Selain itu, pemerintah juga terus mendorong integrasi moda transportasi, termasuk pengembangan terminal barang terpadu di sejumlah wilayah strategis guna mempermudah proses distribusi dari kereta api ke moda transportasi lainnya seperti truk atau kapal laut.

Target dan Harapan ke Depan

Ke depan, PT Kereta Api Indonesia menargetkan peningkatan signifikan terhadap volume angkutan barang. Salah satu program yang tengah dikembangkan adalah optimalisasi jalur logistik yang menghubungkan kawasan industri dengan pelabuhan-pelabuhan besar, terutama di Pulau Jawa dan Sumatera.

“Kami optimistis angkutan barang menggunakan kereta api akan terus tumbuh seiring meningkatnya kebutuhan distribusi industri nasional. Dengan layanan yang kami miliki saat ini, kami siap mendukung program pemerintah dalam menekan biaya logistik nasional,” tutup Joni Martinus.

Dengan capaian angkutan barang sebesar 5,89 juta ton pada April 2025, diharapkan tren positif ini dapat terus berlanjut hingga akhir tahun untuk mendorong efisiensi logistik dan memperkuat daya saing ekonomi Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index