LIGA INDONESIA

Liga Indonesia: PSIS Datangkan Pelatih Baru, PSS Sleman dan Barito Putera Berbenah Diri

Liga Indonesia: PSIS Datangkan Pelatih Baru, PSS Sleman dan Barito Putera Berbenah Diri
Liga Indonesia: PSIS Datangkan Pelatih Baru, PSS Sleman dan Barito Putera Berbenah Diri

JAKARTA - Jika selama ini perhatian publik sepak bola nasional lebih tertuju pada euforia Liga 1, maka musim 2025/2026 Liga 2 menjanjikan cerita berbeda. Persiapan sejumlah klub peserta memperlihatkan keseriusan yang luar biasa dalam membentuk skuad kompetitif, mengindikasikan bahwa kasta kedua kompetisi sepak bola Indonesia ini tak bisa lagi dipandang sebelah mata.

Meski kick-off Liga 2 dijadwalkan akan dimulai pada Sabtu, 6 September 2025, atmosfer persaingan telah mulai terasa jauh-jauh hari. Beberapa klub yang masih bertahan dari musim sebelumnya tampak mulai bergerak cepat dalam merombak komposisi tim. Mereka tak ingin sekadar bertahan di Liga 2, tapi jelas menargetkan promosi ke Liga 1 musim depan.

Setidaknya ada tiga klub besar yang sudah menunjukkan geliat pembenahan secara konkret: PSIS Semarang, PSS Sleman, dan Barito Putera. Ketiganya merupakan mantan peserta Liga 1 yang terdegradasi dan kini berusaha keras untuk kembali ke kasta tertinggi.

Meski berada di Liga 2, nama besar klub-klub ini tetap menjadi daya tarik. Basis suporter mereka juga masih sangat aktif, sehingga tekanan untuk segera bangkit dan kembali promosi sangat besar. Hal ini kemudian mendorong manajemen mereka untuk membenahi tim dari akar, dimulai dari kursi pelatih hingga daftar pemain utama.

PSIS Semarang, misalnya, sudah mulai menata ulang struktur teknis dan terus memburu pemain lokal potensial yang mampu beradaptasi dengan gaya bermain cepat dan agresif. Meskipun belum banyak diumumkan secara resmi, informasi dari berbagai sumber menyebut bahwa manajemen PSIS tengah menjajaki negosiasi dengan sejumlah pelatih muda lokal yang punya rekam jejak membina klub promosi.

Di sisi lain, PSS Sleman juga tidak tinggal diam. Klub asal DIY itu tampaknya sangat serius ingin menjadikan musim ini sebagai titik balik kebangkitan. Sejumlah pemain eks Liga 1 dikabarkan mulai bergabung dalam sesi latihan pramusim. Langkah ini memperlihatkan bahwa PSS ingin membangun tim yang matang dan berpengalaman, terutama dalam menghadapi tekanan kompetisi kasta kedua yang dikenal keras dan tidak terduga.

Adapun Barito Putera, yang dalam beberapa musim terakhir dikenal sebagai klub dengan pengembangan talenta lokal Kalimantan, kini juga mulai melirik kombinasi pemain muda dan senior. Mereka tak ingin sekadar bertahan di Liga 2, tapi ingin menjadikan kompetisi ini sebagai batu loncatan untuk membangun ulang struktur tim menuju Liga 1 dengan sistem yang lebih stabil dan profesional.

Apa yang dilakukan oleh PSIS, PSS, dan Barito bukanlah hal yang muncul tiba-tiba. Sejak ditetapkannya format kompetisi Liga 2 yang semakin terstruktur dan kompetitif dalam beberapa tahun terakhir, banyak klub mulai menyadari bahwa hanya dengan perencanaan matang dan investasi yang tepat, promosi bisa diraih. Tidak ada lagi ruang untuk kesalahan mendasar dalam manajemen tim.

Tak hanya klub-klub eks Liga 1, tim-tim yang konsisten bertahan di Liga 2 seperti Persela Lamongan, Sriwijaya FC, atau PSMS Medan juga tak kalah ambisius. Mereka sadar bahwa musim ini bisa menjadi momentum terbaik, apalagi dengan semakin banyaknya perhatian dari sponsor dan media terhadap Liga 2.

Liga 2 kini mulai memiliki daya tarik tersendiri. Tidak sedikit pertandingan yang disiarkan langsung melalui platform digital, membuat eksistensi klub semakin penting di mata publik. Efeknya, klub dituntut untuk tidak hanya berprestasi, tetapi juga membangun citra profesional di luar lapangan.

Pembenahan yang dilakukan oleh klub-klub ini menunjukkan bahwa sepak bola Indonesia sedang menuju era yang lebih sehat. Kasta kedua bukan lagi sekadar tempat penampungan klub-klub yang gagal di Liga 1, melainkan wadah bagi tim-tim yang sedang membangun diri untuk kembali bersaing secara profesional. Hal ini juga berdampak positif terhadap regenerasi pemain dan peningkatan kualitas pelatih lokal.

Menjelang kompetisi resmi yang akan dimulai pada awal September, waktu yang tersisa menjadi krusial. Tim-tim yang bergerak cepat dan tepat dalam menentukan susunan pemain dan strategi akan memiliki keunggulan signifikan saat liga berjalan. Oleh karena itu, wajar jika sejumlah klub sudah melakukan pemusatan latihan lebih awal dan menyusun jadwal uji coba intensif guna meningkatkan kesiapan mental dan fisik pemain.

Meski masih ada waktu dua bulan hingga Liga 2 musim 2025/2026 dimulai, denyar kompetisi sudah terasa. Perekrutan pemain, penunjukan pelatih, hingga strategi komunikasi klub dengan suporter menunjukkan betapa seriusnya setiap tim dalam menyambut musim baru. Tak berlebihan jika publik menantikan bagaimana Liga 2 kali ini akan memberikan kejutan demi kejutan sepanjang musim.

Dari sisi suporter, geliat ini pun disambut antusias. Banyak basis pendukung setia seperti Slemania (PSS Sleman), Panser Biru dan Snex (PSIS), hingga Barito Mania menyatakan siap memberikan dukungan penuh meski tim mereka berada di kasta kedua. Mereka menyadari bahwa perjalanan panjang ini harus dilalui demi melihat klub kembali bersinar di Liga 1.

Dengan kualitas pemain yang terus meningkat, persiapan klub yang lebih matang, serta perhatian dari federasi dan operator kompetisi, Liga 2 2025/2026 berpotensi menjadi musim paling kompetitif dalam beberapa tahun terakhir. Tim-tim peserta akan saling beradu strategi, mental, dan daya juang, demi satu tujuan yang sama: promosi ke kasta tertinggi sepak bola nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index