JAKARTA - Menghadapi dinamika industri penerbangan yang semakin kompleks pasca-pandemi serta tantangan pemulihan ekonomi global, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengambil langkah signifikan dalam memperkuat fondasi bisnisnya. Langkah tersebut diwujudkan melalui restrukturisasi jajaran direksi dan komisaris dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Senin, 30 Juni 2025.
Transformasi kepemimpinan ini bukan sekadar pergantian personalia, melainkan bagian dari strategi menyeluruh untuk memperbaiki kinerja operasional, memperkuat struktur permodalan, dan menjaga keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
Fokus pada Konsolidasi dan Efisiensi Jangka Panjang
Keputusan Garuda Indonesia dalam mengubah susunan direksi dan dewan komisaris merefleksikan tekad perusahaan untuk mempercepat proses konsolidasi internal. Strategi ini dinilai krusial, mengingat GIAA masih dalam tahap pemulihan menyeluruh setelah sempat terpuruk akibat tekanan pandemi COVID-19, yang berdampak besar terhadap industri aviasi global.
Perombakan manajemen dilakukan guna mengoptimalkan sumber daya manusia di tingkat tertinggi, sekaligus menyuntikkan semangat baru dalam proses transformasi perusahaan yang telah digulirkan beberapa tahun terakhir. Sejumlah posisi strategis pun kini diisi oleh figur baru yang dinilai memiliki rekam jejak kuat di bidangnya masing-masing.
Penguatan Lini Direksi: Energi Baru untuk Operasional dan Bisnis
Melalui RUPSLB, pemegang saham Garuda Indonesia secara resmi menyetujui pengangkatan beberapa nama baru dalam struktur manajemen perseroan. Di jajaran direksi, posisi Direktur Human Capital & Corporate Service kini diisi oleh Eksitarino Irianto, sosok yang dinilai mumpuni dalam pengelolaan sumber daya manusia dan penguatan tata kelola organisasi.
Sementara itu, posisi Direktur Niaga dipercayakan kepada Reza Aulia Hakim, dengan harapan dapat meningkatkan kinerja komersial Garuda di tengah persaingan ketat industri penerbangan. Selain itu, Dani Haikal Irawan ditunjuk sebagai Direktur Operasi, posisi vital yang mengatur jalannya kegiatan penerbangan sehari-hari, yang tentunya membutuhkan ketelitian dan kepemimpinan yang kuat.
Dari sisi teknis, Mukhtaris resmi ditunjuk sebagai Direktur Teknik, yang memiliki peran penting dalam menjaga standar keselamatan dan efisiensi armada Garuda Indonesia. Penempatan Mukhtaris juga diharapkan mampu mendorong optimalisasi sistem perawatan pesawat dan peningkatan efisiensi biaya operasional.
Komisaris Independen Baru: Peran Strategis dalam Pengawasan
Selain merombak jajaran direksi, Garuda Indonesia juga memperkenalkan nama baru di dewan komisaris. Salah satunya adalah Mawardi Yahya, yang resmi menjabat sebagai Komisaris Independen. Dalam posisi ini, Mawardi diharapkan mampu memberikan pengawasan dan masukan objektif terhadap kebijakan strategis perusahaan.
Sebagai komisaris independen, tugas utama Mawardi akan mencakup pengawasan terhadap implementasi prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG), transparansi keuangan, serta efektivitas program transformasi yang tengah dijalankan oleh manajemen.
Respons Investor dan Stakeholder
Langkah Garuda Indonesia dalam melakukan penyegaran manajemen disambut positif oleh para investor dan pemangku kepentingan lainnya. Banyak yang menilai bahwa langkah ini mencerminkan keseriusan perseroan dalam melakukan reformasi mendasar, tidak hanya di level operasional, tetapi juga struktur kepemimpinan.
Seorang analis pasar modal dari salah satu perusahaan sekuritas mengatakan bahwa rotasi manajemen bisa menjadi sinyal positif bagi pasar. “Selama nama-nama yang diangkat memiliki kompetensi, maka investor akan melihat ini sebagai komitmen terhadap perbaikan kinerja,” ujarnya.
Menjawab Tantangan Industri Penerbangan
Perubahan ini juga sejalan dengan tantangan yang tengah dihadapi oleh industri penerbangan nasional dan global, seperti fluktuasi harga bahan bakar, perubahan regulasi penerbangan, serta meningkatnya ekspektasi konsumen terhadap kenyamanan dan efisiensi layanan.
Garuda Indonesia menyadari bahwa proses pemulihan tidak hanya membutuhkan efisiensi operasional, tetapi juga inovasi dalam hal pelayanan dan optimalisasi rute penerbangan. Kehadiran manajemen baru diharapkan dapat merespons kebutuhan tersebut secara lebih lincah dan progresif.
Proyeksi dan Arah Bisnis ke Depan
Dalam pernyataannya, pihak manajemen menyampaikan bahwa transformasi yang dilakukan saat ini akan mengarah pada tiga tujuan utama: memperkuat operasional, memperbaiki struktur ekuitas, dan mempercepat pemulihan kinerja keuangan perusahaan. Semua ini dilakukan dengan pendekatan jangka panjang yang berorientasi pada keberlanjutan bisnis.
Melalui langkah ini pula, Garuda Indonesia menunjukkan bahwa mereka tidak hanya fokus pada penyelamatan jangka pendek, tetapi juga membangun ulang fondasi bisnis yang lebih kokoh untuk menghadapi tantangan masa depan.
Transisi Menuju Garuda yang Lebih Tangguh
Restrukturisasi manajemen Garuda Indonesia bukanlah sekadar agenda rutin dalam rapat pemegang saham, tetapi mencerminkan semangat perubahan yang mendasar. Di tengah tekanan global, kebangkitan GIAA akan sangat ditentukan oleh kapabilitas tim barunya dalam menerjemahkan visi transformasi menjadi aksi nyata di lapangan.
Langkah ini memberi sinyal kepada publik bahwa Garuda siap berbenah, memperbaiki kekurangan, dan menyongsong masa depan dengan strategi yang lebih adaptif dan berorientasi pada pemulihan kinerja berkelanjutan.
Dengan kombinasi pengalaman, keahlian teknis, dan kepemimpinan baru yang segar, Garuda Indonesia berharap dapat kembali menjadi maskapai kebanggaan nasional yang mampu bersaing di kancah internasional.