Asuransi

Asuransi Masuk Desa

Asuransi Masuk Desa
Asuransi Masuk Desa

JAKARTA - Dalam upaya memperluas jangkauan perlindungan dan memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat desa, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mendorong PT PertaLife Insurance untuk masuk dan bersinergi dengan program Koperasi Desa Merah Putih (KopDes Merah Putih). Langkah ini tidak hanya diarahkan pada pemberdayaan koperasi sebagai lembaga ekonomi desa, tetapi juga mengintegrasikan akses perlindungan asuransi yang selama ini lebih banyak tersedia di wilayah perkotaan.

Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Juliantono, mengungkapkan pentingnya kehadiran asuransi di tengah komunitas desa, terutama yang sudah terorganisir melalui koperasi. Menurutnya, PertaLife Insurance sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero) dinilai memiliki kapasitas dan model bisnis yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di perdesaan, bukan hanya untuk perlindungan kesehatan, tetapi juga sebagai jaminan atas berbagai risiko usaha dan penghidupan yang dihadapi petani, nelayan, maupun pengelola koperasi.

“Misalkan produk kesehatan atau produk perlindungan bagi pengurus koperasi, pengelola koperasi kan ada asuransi. Mereka juga karyawan juga,” ujar Ferry ketika membahas peran strategis asuransi dalam menunjang operasional koperasi di daerah.

Menurut Ferry, keberadaan asuransi semestinya tidak berhenti hanya pada perlindungan kesehatan individu, melainkan bisa diperluas mencakup sektor produktif yang menjadi nadi ekonomi desa, seperti pertanian. Ia mencontohkan asuransi hasil panen sebagai salah satu produk yang relevan untuk dikembangkan di kawasan desa.

"Panen petaninya kan harus dipastikan untung atau kalau ada kerugian bisa di-cover. Jadi, PertaLife-nya yang harus menyesuaikan kepada bagaimana melayani masyarakat pedesaan, jangan kota mulu," tambah Ferry.

Fokus Pemerintah: 80 Ribu Koperasi Desa

Koperasi Desa Merah Putih merupakan program prioritas pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi desa berbasis kolektif. Dalam pelaksanaannya, pemerintah menargetkan terbentuknya sebanyak 80 ribu koperasi desa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan menghidupkan kembali semangat berkoperasi di masyarakat perdesaan, tetapi juga membangun jaringan ekonomi lokal yang tangguh, inklusif, dan mandiri.

Untuk memperkuat implementasi program ini, pemerintah menetapkan 92 koperasi desa percontohan yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia sebagai tahap awal atau mock-up. Pelaksanaan koperasi percontohan tersebut akan dibiayai dari berbagai sumber, termasuk dari bank-bank Himbara, Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB), Bank Pembangunan Daerah (BPD), serta Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

Langkah ini sekaligus membuka peluang besar bagi lembaga keuangan maupun asuransi untuk terlibat dalam ekosistem ekonomi desa yang baru, termasuk dalam mendukung aktivitas pembiayaan dan perlindungan risiko usaha.

Potensi Sinergi: Peran PertaLife

Dalam konteks ini, keterlibatan PertaLife Insurance dianggap sangat potensial. Dengan pengalaman dan kinerja keuangan yang solid, perusahaan asuransi milik Pertamina tersebut dinilai mampu menyediakan produk-produk perlindungan yang dibutuhkan masyarakat desa. Baik itu dalam bentuk asuransi jiwa, kesehatan, hingga asuransi pertanian.

Selama satu tahun terakhir, PertaLife berhasil membukukan kinerja positif yang memperkuat posisi mereka sebagai perusahaan asuransi yang siap ekspansi. Premi bruto yang tercatat mencapai Rp1,252 triliun menandai pertumbuhan 38,73 persen dibandingkan tahun sebelumnya—angka ini menjadi capaian tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

Tak hanya itu, laba bersih perusahaan juga menembus angka Rp97,18 miliar, meningkat 1,09 persen secara tahunan dan 15,16 persen di atas target dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Capaian ini menunjukkan kesiapan PertaLife dalam mengembangkan bisnisnya, termasuk ekspansi ke wilayah pedesaan melalui koperasi.

Dengan rekam jejak tersebut, harapan Kemenkop agar PertaLife turut serta dalam program KopDes Merah Putih bukan tanpa alasan. Tidak hanya sebagai penyedia produk asuransi, tetapi juga sebagai mitra pembangunan desa yang bisa menyesuaikan layanan berdasarkan kebutuhan lokal.

Membangun Layanan yang Kontekstual

Salah satu tantangan utama dalam membawa asuransi ke daerah pedesaan adalah memastikan bahwa produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan, risiko, dan daya beli masyarakat setempat. Dalam konteks ini, PertaLife dituntut untuk mengembangkan layanan yang bersifat adaptif dan kontekstual.

Misalnya, produk asuransi pertanian untuk menjamin hasil panen atau asuransi ternak yang bisa melindungi peternak dari risiko kematian hewan ternaknya. Selain itu, layanan seperti asuransi mikro dengan premi terjangkau dan klaim yang sederhana juga bisa menjadi jembatan awal untuk meningkatkan literasi dan kepercayaan masyarakat terhadap pentingnya asuransi.

Program ini juga membuka ruang bagi integrasi teknologi dalam pendataan, pembayaran premi, serta proses klaim yang efisien dan transparan. Dengan basis koperasi sebagai jaringan distribusi dan edukasi, perusahaan asuransi seperti PertaLife bisa lebih mudah menjangkau masyarakat desa sekaligus mengurangi biaya operasional.

Kolaborasi untuk Ekonomi Desa yang Tangguh

Sinergi antara pemerintah, koperasi desa, dan lembaga keuangan seperti PertaLife menjadi langkah nyata dalam mewujudkan desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Melalui kehadiran asuransi yang relevan dan terjangkau, masyarakat desa tidak hanya mendapatkan perlindungan, tetapi juga keberanian untuk berusaha dan berinovasi tanpa dibayangi ketakutan akan risiko besar.

Pemerintah telah menyediakan kerangka dan arah kebijakan melalui program KopDes Merah Putih. Kini, tantangan berikutnya adalah membangun kolaborasi yang konkret dan efektif antara berbagai pihak agar ekonomi desa benar-benar berdaya tahan, adil, dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index