PETANI

Kupang Dorong Petani Kembangkan Hortikultura

Kupang Dorong Petani Kembangkan Hortikultura
Kupang Dorong Petani Kembangkan Hortikultura

JAKARTA - Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani, Pemerintah Kabupaten Kupang mengambil langkah strategis dengan mendorong para petani agar tidak terpaku pada komoditas pertanian pokok semata. Pemda kini menekankan pentingnya pengembangan sektor hortikultura sebagai sumber pendapatan tambahan yang menjanjikan.

Imbauan ini disampaikan langsung oleh Bupati Kupang, Yosef Lede, saat menghadiri kegiatan tanam perdana Musim Tanam II (MT II) di lahan milik kelompok tani Family Lifubatu, yang terletak di Kelurahan Babau, Kecamatan Kupang Timur, pada akhir pekan lalu.

Langkah ini menandai komitmen serius pemerintah daerah dalam mendorong transformasi pola tanam dan pola pikir petani setempat, dari yang semula hanya mengandalkan tanaman pangan utama seperti padi, kini diarahkan untuk mengadopsi pertanian yang lebih beragam dan bernilai ekonomi lebih tinggi.

Petani Diminta Berani Bereksperimen di Luar Tanaman Pokok

Menurut Yosef Lede, kebiasaan bertani masyarakat selama ini cenderung terfokus pada satu atau dua komoditas utama seperti padi atau jagung. Hal ini memang cukup wajar mengingat kebutuhan pokok masyarakat, namun ia menilai bahwa ketergantungan yang terlalu besar pada satu jenis tanaman berpotensi menimbulkan risiko gagal panen yang tinggi, terutama saat menghadapi tantangan iklim atau serangan hama.

"Petani harus mulai berani melirik komoditas hortikultura, seperti sayur, buah, cabai, tomat, atau bawang. Tanaman-tanaman ini memiliki masa panen lebih singkat dan nilai jualnya juga cukup tinggi," ujar Yosef di sela-sela kegiatan tanam.

Ia menambahkan, dengan diversifikasi ini, petani memiliki lebih banyak sumber pendapatan dan tidak hanya bergantung pada hasil panen padi yang siklus tanamnya lebih panjang. Dalam konteks ini, Pemerintah Kabupaten Kupang melalui dinas terkait akan siap memberikan dukungan teknis, bibit, dan pendampingan yang dibutuhkan.

Hortikultura Sebagai Jawaban atas Dinamika Iklim dan Pasar

Kondisi iklim yang semakin tak menentu turut memperkuat urgensi diversifikasi. Tanaman hortikultura, yang sebagian besar memiliki umur pendek, dinilai lebih adaptif terhadap perubahan cuaca ekstrem.

Selain itu, permintaan pasar terhadap produk hortikultura cenderung stabil bahkan meningkat, terutama di wilayah perkotaan yang menjadi pusat konsumsi. Produk seperti cabai, bawang, dan tomat hampir selalu dibutuhkan rumah tangga setiap hari, sehingga memiliki potensi pasar yang luas.

Yosef menekankan bahwa pemerintah kabupaten telah mencatat peningkatan pengeluaran masyarakat untuk membeli bahan pangan hortikultura, dan hal ini bisa dimanfaatkan sebagai peluang besar bagi petani lokal untuk memenuhi permintaan tersebut.

Kolaborasi Petani dan Pemerintah: Program Pendampingan Terus Digalakkan

Pemerintah Kabupaten Kupang tidak hanya berhenti pada imbauan. Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor hortikultura, pemda melalui Dinas Pertanian setempat juga aktif menjalankan program pelatihan dan pendampingan bagi kelompok tani.

Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk penyuluh pertanian lapangan, akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada pemberdayaan petani.

“Pemerintah akan terus hadir melalui program pendampingan teknis dan penguatan kapasitas SDM pertanian. Kami ingin petani tidak hanya tahu cara menanam, tetapi juga cara memasarkan hasilnya dengan baik,” tutur Yosef menambahkan.

Dukungan Infrastruktur dan Akses Pasar Jadi Kunci Keberhasilan

Lebih lanjut, Pemkab Kupang juga memprioritaskan pembangunan infrastruktur pendukung pertanian seperti irigasi, jalan produksi, dan gudang penyimpanan. Pemerintah menyadari bahwa produksi tanpa akses distribusi yang lancar hanya akan menyulitkan petani dalam menjangkau pasar yang lebih luas.

Yosef Lede memastikan bahwa pemerintah akan terus memperkuat sinergi lintas sektor guna memperlancar jalur distribusi hasil panen dari desa ke kota.

"Jangan sampai petani sudah mau menanam cabai dan tomat, tapi begitu panen malah tidak bisa jual karena akses jalan rusak atau tidak ada tengkulak yang datang. Maka ini semua harus dibenahi secara paralel,” tegasnya.

Kelompok Tani sebagai Motor Penggerak Transformasi

Kelompok tani kini menjadi ujung tombak transformasi pertanian di Kupang. Salah satu contohnya adalah kelompok tani Family Lifubatu, yang dipilih sebagai lokasi tanam perdana Musim Tanam II kali ini. Kelompok ini dianggap berhasil menunjukkan contoh nyata keberhasilan integrasi tanaman padi dan hortikultura.

Ketua kelompok tani tersebut menyampaikan apresiasinya atas kehadiran langsung Bupati dan dukungan yang terus diberikan oleh Pemkab Kupang.

“Kami merasa lebih semangat karena pemerintah memberi perhatian langsung. Dengan adanya bantuan bibit hortikultura dan pelatihan, kami bisa belajar mengembangkan usaha pertanian yang lebih luas dari sebelumnya,” ungkapnya.

Menuju Pertanian Masa Depan yang Mandiri dan Berkelanjutan

Upaya pemerintah dalam mendorong petani mengembangkan hortikultura tidak hanya sebatas mengejar hasil jangka pendek. Lebih dari itu, inisiatif ini mencerminkan arah baru pembangunan pertanian yang berbasis pada prinsip ketahanan, keberlanjutan, dan kemandirian.

Dalam jangka panjang, diversifikasi pertanian diyakini akan mengurangi tingkat kemiskinan di desa-desa, meningkatkan kesejahteraan petani, serta menciptakan ketahanan pangan daerah yang lebih kuat.

“Saya ingin Kupang menjadi contoh bagaimana daerah bisa mandiri secara pangan dan petani bisa sejahtera, bukan hanya karena panen padi, tetapi juga karena ada hasil hortikultura yang bisa dijual setiap minggu,” pungkas Yosef Lede.

Dengan kebijakan yang adaptif dan kolaboratif seperti ini, Pemerintah Kabupaten Kupang menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan ekosistem pertanian yang lebih tangguh dan produktif—bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi petani berikutnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index