NIKEL

Potensi Kemenyan dan Nikel:Kesamaan Nilai Ekonomi Melalui Hilirisasi

Potensi Kemenyan dan Nikel:Kesamaan Nilai Ekonomi Melalui Hilirisasi
Potensi Kemenyan dan Nikel:Kesamaan Nilai Ekonomi Melalui Hilirisasi

JAKARTA - Dalam konteks pengembangan sumber daya alam Indonesia, nilai ekonomi dari komoditas tradisional sering kali kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan mineral dan logam yang selama ini lebih populer. Namun, Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, mengangkat perspektif baru yang menarik terkait komoditas kemenyan, yang menurutnya memiliki nilai setara dengan nikel apabila proses hilirisasi diterapkan secara optimal.

Pernyataan tersebut disampaikan Wapres Gibran dalam acara pembekalan kepada para peserta Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) XXV dan Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) LXVIII, yang digelar di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 7, Jakarta, pada Senin, 14 Juli 2025. Dalam kesempatan itu, Wapres menekankan pentingnya melihat potensi nilai tambah dari berbagai sumber daya alam Indonesia dengan pendekatan hilirisasi sebagai kunci peningkatan daya saing dan nilai ekonomi.

Kemenyan dan Nikel: Dua Komoditas dengan Potensi Besar

Kemenyan, yang selama ini dikenal sebagai getah aromatik yang digunakan dalam ritual keagamaan dan sebagai bahan baku produk aroma terapi, ternyata memiliki nilai ekonomi yang sangat menjanjikan. Sementara itu, nikel telah lama menjadi komoditas strategis Indonesia dengan kontribusi besar terhadap pendapatan negara melalui ekspor dan pengembangan industri baterai kendaraan listrik.

Wapres Gibran mengungkapkan, “Kemenyan sama berharganya dengan nikel. Ia menilai, keduanya sama-sama punya potensi bernilai tinggi ketika sudah menerapkan hilirisasi.” Pernyataan ini membuka pandangan baru bahwa sumber daya alam yang tidak selalu dilihat sebagai komoditas utama dapat dikembangkan lebih jauh melalui pengolahan hilir agar menghasilkan nilai tambah yang lebih besar.

Pentingnya Hilirisasi untuk Meningkatkan Nilai Ekonomi

Hilirisasi merupakan proses pengolahan bahan mentah menjadi produk dengan nilai tambah lebih tinggi sebelum dijual atau diekspor. Dalam konteks kemenyan dan nikel, hal ini berarti bukan hanya menjual bahan mentah, tetapi mengembangkan produk-produk berbasis kedua komoditas tersebut yang bisa memberikan manfaat ekonomi lebih luas dan lapangan kerja yang lebih banyak.

Untuk nikel, hilirisasi sudah berjalan dalam bentuk pengolahan menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik, sebuah industri dengan prospek global yang sangat besar. Sedangkan kemenyan, yang selama ini masih lebih banyak dipasarkan dalam bentuk getah mentah, berpotensi dikembangkan menjadi produk olahan yang lebih beragam, seperti parfum, minyak esensial, kosmetik, dan produk kesehatan.

Peran Pendidikan Pemantapan Pimpinan dalam Mendorong Hilirisasi

Acara pembekalan yang dihadiri oleh 210 peserta Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) dan Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) ini bukan hanya sebagai wadah pembelajaran bagi para pemimpin masa depan, tetapi juga sarana strategis untuk menanamkan pemahaman tentang pentingnya pengembangan sumber daya alam dengan pendekatan hilirisasi.

Wapres Gibran menekankan bahwa para pemimpin nasional yang sedang dibentuk melalui pendidikan ini harus memahami potensi besar yang ada di negeri ini, termasuk komoditas seperti kemenyan yang selama ini kurang mendapat sorotan. Dengan demikian, kebijakan yang diambil ke depan bisa lebih menyeluruh dan inovatif dalam memaksimalkan kekayaan alam.

Hilirisasi sebagai Pilar Strategi Nasional

Pernyataan Wapres Gibran juga menggarisbawahi bahwa hilirisasi bukan sekadar konsep ekonomi, melainkan strategi nasional yang penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia. Melalui hilirisasi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah yang rentan terhadap fluktuasi harga pasar global dan meningkatkan nilai tambah domestik.

Dengan nilai hilirisasi yang tinggi, produk-produk berbasis nikel dan kemenyan bisa menembus pasar global dengan daya saing yang kuat, sekaligus menciptakan peluang usaha baru dan lapangan kerja yang signifikan. Hal ini menjadi sangat relevan dalam konteks target pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan inklusif.

Menggali Potensi Kemenyan yang Belum Optimal

Sementara nikel sudah menjadi komoditas unggulan Indonesia di pasar internasional, kemenyan masih merupakan sektor yang relatif kecil namun penuh potensi. Getah kemenyan diperoleh dari pohon khusus yang tumbuh di beberapa daerah Indonesia dan memiliki nilai budaya serta ekonomis.

Namun, pengembangan hilir kemenyan masih terbatas dan belum dilakukan secara massif. Wapres Gibran mengajak para pemimpin yang sedang mengikuti pendidikan pimpinan nasional untuk melihat peluang ini sebagai potensi strategis yang dapat dikembangkan lebih jauh agar memberikan manfaat ekonomi lebih besar bagi daerah penghasil dan nasional.

Implikasi Kebijakan dan Dukungan Pemerintah

Untuk mewujudkan potensi besar dari hilirisasi kemenyan dan nikel, dukungan kebijakan dan investasi dari pemerintah sangat diperlukan. Regulasi yang mendorong pengolahan di dalam negeri, insentif bagi pelaku usaha, serta program pembinaan teknologi dan inovasi menjadi faktor kunci keberhasilan.

Pemerintah juga harus memastikan keberlanjutan sumber daya alam agar proses hilirisasi tidak merusak lingkungan dan memberikan manfaat jangka panjang. Pendekatan ini sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan yang menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Pernyataan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menyetarakan nilai kemenyan dengan nikel apabila sudah melalui proses hilirisasi membuka wawasan baru dalam memandang potensi sumber daya alam Indonesia. Hilirisasi menjadi kunci dalam mengoptimalkan nilai ekonomi kedua komoditas tersebut sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Dengan peran serta para pemimpin yang tengah dibentuk melalui Pendidikan Pemantapan dan Penyiapan Pimpinan Nasional, diharapkan langkah strategis dan kebijakan inovatif akan muncul untuk mendorong percepatan hilirisasi yang berdaya saing tinggi, tidak hanya pada nikel tapi juga komoditas tradisional seperti kemenyan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index