JAKARTA - Upaya perbankan untuk mempercepat transformasi digital semakin nyata, salah satunya melalui langkah Bank Central Asia (BCA) yang menaikkan batas maksimal transaksi QRIS Bayar (Consumer Presented Mode/CPM) menjadi Rp10 juta per transaksi. Langkah ini bukan sekadar perubahan teknis, melainkan strategi adaptif yang mencerminkan respons cepat terhadap kebutuhan masyarakat urban dan gaya hidup digital yang makin berkembang.
BCA melihat adanya peningkatan signifikan dalam transaksi non-tunai, khususnya melalui QRIS yang selama ini digunakan oleh nasabah untuk berbagai kebutuhan belanja dan layanan. Peningkatan batas transaksi ini diharapkan mampu memberikan kenyamanan yang lebih besar bagi nasabah dalam bertransaksi, terutama saat menghadapi kebutuhan pembayaran bernilai tinggi seperti di restoran premium, toko elektronik besar, atau layanan medis dan kesehatan.
“Mulai 3 September 2025 akan dilakukan perubahan limit transaksi QRIS Bayar (CPM/Consumer Presented Mode) menjadi Rp10 juta per transaksi,” demikian keterangan resmi dari BCA dalam pengumumannya.
Dengan limit baru tersebut, BCA ingin memberikan fleksibilitas yang lebih luas kepada para nasabahnya, tanpa harus membagi transaksi menjadi beberapa kali saat melakukan pembayaran bernilai besar. Inisiatif ini memperkuat posisi BCA sebagai salah satu bank digital terdepan di Indonesia yang selalu mengutamakan kemudahan dan efisiensi layanan.
QRIS Bayar sendiri merupakan metode pembayaran digital yang mengandalkan teknologi kode QR. Dalam praktiknya, nasabah cukup membuka aplikasi myBCA atau BCA mobile, lalu menampilkan kode QR yang kemudian dipindai oleh merchant. Setelah pemindaian berhasil, sistem secara otomatis akan mendebet dana dari rekening nasabah sesuai nominal transaksi.
“Peningkatan limit ini memungkinkan nasabah BCA untuk melakukan transaksi pembayaran dengan lebih fleksibel dengan nominal lebih besar di berbagai merchant,” jelas pihak BCA.
Bagi konsumen yang rutin melakukan pembelian produk-produk dengan nilai tinggi, seperti gadget, fashion mewah, atau perawatan medis spesial, peningkatan limit ini tentu menjadi angin segar. Hal ini tidak hanya mempercepat proses pembayaran tetapi juga mempermudah pencatatan transaksi yang kini bisa dilakukan dalam satu kali scan saja.
BCA meyakini bahwa QRIS adalah bagian penting dari ekosistem pembayaran masa depan. Selain mengedepankan efisiensi dan keamanan, teknologi ini turut mempercepat adopsi sistem pembayaran digital di Indonesia, sejalan dengan visi nasional dalam memperluas inklusi keuangan dan memperkuat ekonomi digital.
Sebagai standar pembayaran nasional yang terus berkembang, QRIS Bayar telah digunakan luas di sektor ritel, jasa, makanan dan minuman, bahkan pendidikan. Meningkatnya limit transaksi turut mendukung pelaku usaha berskala besar untuk menerima pembayaran dari pelanggan dengan lebih mudah.
“Sebagai informasi, QRIS Bayar merupakan metode transaksi dengan menampilkan kode QR pembayaran nasabah berstandar Indonesia melalui aplikasi myBCA dan BCA mobile untuk dipindai oleh merchant agar dapat diproses pendebetan dana sesuai nominal belanja nasabah,” terangnya.
Dalam konteks pelayanan dan kemudahan informasi, BCA juga menyediakan berbagai saluran bagi nasabah yang ingin mengetahui lebih lanjut seputar limit terbaru ini. Nasabah bisa mengakses halaman resmi QRIS BCA, menghubungi layanan pelanggan melalui aplikasi haloBCA, atau menelepon langsung ke 1500888. Selain itu, menu Pusat Bantuan di aplikasi myBCA juga menyediakan panduan yang mudah diakses.
“Informasi lebih lanjut, kunjungi halaman QRIS BCA, hubungi Halo BCA melalui aplikasi haloBCA atau 1500888 serta via menu Pusat Bantuan di aplikasi myBCA,” ungkapnya.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar BCA dalam mendukung digitalisasi sistem keuangan nasional. Sebagai lembaga keuangan yang telah lama hadir dan dipercaya masyarakat, BCA terus melakukan inovasi untuk menjawab kebutuhan nasabah dari waktu ke waktu, tanpa mengabaikan aspek keamanan dan kenyamanan.
Kebijakan ini sejalan dengan transformasi industri perbankan yang kini mulai meninggalkan ketergantungan terhadap transaksi tunai. Dalam lingkungan yang semakin terdigitalisasi, kemudahan, kecepatan, dan keamanan menjadi tiga pilar utama dalam pelayanan perbankan modern. QRIS, sebagai sistem yang mengintegrasikan ketiga elemen tersebut, menjadi jembatan penting antara konsumen dan merchant dalam berbagai skala usaha.
Dengan terus mengembangkan fitur dan meningkatkan limit, BCA membuktikan komitmennya dalam memperkuat adopsi teknologi keuangan yang inklusif dan menyeluruh. Inisiatif ini juga sejalan dengan tujuan pemerintah dalam memperluas penetrasi sistem pembayaran digital hingga ke pelosok negeri.
Sebagai tambahan, meningkatnya limit QRIS Bayar juga berpotensi mendorong pertumbuhan sektor ritel dan UMKM yang kini semakin terhubung dengan sistem pembayaran berbasis digital. Merchant tidak lagi perlu khawatir soal keterbatasan nominal transaksi yang bisa diterima, dan konsumen pun semakin nyaman dalam melakukan pembayaran kapan pun dan di mana pun.
Dengan langkah progresif seperti ini, BCA semakin mempertegas perannya bukan hanya sebagai penyedia layanan keuangan, tetapi juga sebagai pendorong utama transformasi digital ekonomi Indonesia.