Kendaraan

Volume Kendaraan Stabil, Jasa Marga Raup Laba Rp1,9 Triliun

Volume Kendaraan Stabil, Jasa Marga Raup Laba Rp1,9 Triliun
Volume Kendaraan Stabil, Jasa Marga Raup Laba Rp1,9 Triliun

JAKARTA - Transformasi bisnis yang dijalankan PT Jasa Marga (Persero) Tbk mulai menunjukkan hasil signifikan. Salah satu BUMN pengelola jalan tol terbesar di Indonesia ini sukses membukukan laba inti sebesar Rp1,9 triliun, tumbuh 7,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba ini menjadi penanda keberhasilan Jasa Marga dalam menjaga stabilitas bisnis di tengah dinamika sektor infrastruktur dan transportasi nasional.

Pencapaian tersebut tidak datang begitu saja. Laporan keuangan perusahaan mengungkapkan bahwa pertumbuhan laba inti didorong oleh peningkatan pendapatan usaha dan EBITDA, serta penurunan biaya keuangan secara konsolidasi hingga 20,4 persen secara tahunan. Penurunan beban tersebut merupakan imbas positif dari aksi korporasi berupa equity financing di anak usaha PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) yang dilakukan pada kuartal akhir tahun lalu.

“Capaian ini mencerminkan kekuatan fundamental perusahaan dalam menjaga performa bisnis secara konsisten,” ujar Direktur Utama Jasa Marga, Rivan Achmad Purwantono.

Selama enam bulan pertama tahun berjalan, Jasa Marga mencatat pendapatan usaha sebesar Rp9,5 triliun, atau meningkat 4,1 persen dibandingkan semester sebelumnya. Mayoritas kontribusi datang dari pendapatan tol yang mencapai Rp8,8 triliun, sementara sisanya berasal dari pendapatan usaha lain yang menyumbang Rp696 miliar.

Selaras dengan pertumbuhan pendapatan, EBITDA perusahaan pun meningkat menjadi Rp6,4 triliun, naik 4,1 persen dengan margin EBITDA tetap kuat di level 67,3 persen. Angka ini menunjukkan keberhasilan manajemen dalam menjaga efisiensi operasional dan mengendalikan beban usaha.

“Hal ini menunjukkan komitmen perseroan dalam menerapkan strategi pengendalian beban usaha serta fokus pada optimalisasi efisiensi dan efektivitas operasional, yang secara keseluruhan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja keuangan perseroan,” tambah Rivan.

Indikator lainnya yang juga mencerminkan stabilitas bisnis Jasa Marga adalah volume transaksi kendaraan di seluruh jaringan jalan tol yang dikelola. Selama semester pertama, perusahaan mencatatkan volume kendaraan sebanyak 637,3 juta unit, meningkat tipis 0,1 persen dari periode sebelumnya. Rata-rata lalu lintas harian tercatat mencapai 3,5 juta kendaraan.

Momentum positif ini diperkuat dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada pertengahan tahun. Dalam forum tersebut, Jasa Marga melaporkan capaian sepanjang tahun sebelumnya yang sangat solid, dengan pendapatan usaha sebesar Rp18,7 triliun atau tumbuh 20,3 persen, laba inti Rp3,7 triliun (naik 35,9 persen), dan EBITDA sebesar Rp12,6 triliun (naik 27,3 persen). Selain itu, perusahaan juga berhasil memangkas rasio utang terhadap EBITDA dari 6,9 kali menjadi 4,7 kali.

Berkat pencapaian tersebut, manajemen memutuskan pembagian dividen sebesar Rp1,1 triliun, dengan payout ratio mencapai 25 persen dari laba bersih. Nilai dividen per lembar saham pun mengalami lonjakan 312,6 persen menjadi Rp156,23. Tidak hanya itu, RUPST juga meresmikan perubahan nomenklatur serta susunan komisaris dan direksi baru, mempertegas arah transformasi perusahaan ke depan.

Jasa Marga masih menjadi pemain dominan di industri jalan tol nasional. Total panjang jalan tol yang telah beroperasi di bawah grup Jasa Marga mencapai 1.286 kilometer, atau sekitar 43 persen dari total panjang jalan tol di Indonesia. Bila dihitung dari total konsesi yang dikelola, angkanya bahkan mencapai 1.736 kilometer.

Untuk proyek-proyek baru, Perseroan menerapkan strategi pengendalian konstruksi secara bertahap guna menjamin kualitas dan efisiensi. Progres pembangunan menunjukkan kemajuan signifikan di beberapa ruas, seperti Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi, Jalan Tol Yogyakarta–Bawen, Jalan Tol Solo–Yogyakarta–NYIA Kulonprogo, Jalan Tol Jakarta–Cikampek II Selatan, hingga Jalan Tol Akses Patimban yang kini sedang dalam tahap pembebasan lahan.

Di lini usaha lainnya, inovasi terus digulirkan oleh anak usaha Jasa Marga, PT Jasamarga Related Business (JMRB). Salah satu program andalan adalah pengembangan Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) dengan konsep Toll Corridor Development (TCD) atau dikenal sebagai Travoy Hub. Hingga pertengahan tahun ini, pengembangan tahap 2 dan 3 dari proyek Travoy Hub telah mencapai progres 98,3 persen dan direncanakan tuntas pada akhir tahun.

Dari sisi pelayanan, perusahaan juga telah bersiap menghadapi lonjakan lalu lintas pada momen-momen libur panjang nasional, termasuk Idulfitri, Paskah, Waisak, Kenaikan Isa Almasih, Iduladha, dan Tahun Baru Islam. Antisipasi dilakukan dengan memastikan kesiapan layanan operasional di seluruh ruas tol, termasuk dukungan petugas, infrastruktur teknologi, serta komunikasi informasi bagi pengguna jalan.

Melihat tren pertumbuhan yang telah dicapai, Jasa Marga memproyeksikan kinerja tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Perseroan menargetkan peningkatan pendapatan usaha melalui strategi menjaga volume kendaraan, penyesuaian tarif tol yang telah direncanakan, serta optimalisasi pendapatan usaha lain.

Dengan kombinasi strategi korporasi, efisiensi operasional, dan inovasi layanan, Jasa Marga menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya mampu menjaga stabilitas, tetapi juga siap bertumbuh lebih kuat di masa mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index