JAKARTA - Pembangunan infrastruktur jalan tol tidak lagi semata-mata dipandang sebagai upaya memperlancar arus lalu lintas, tetapi juga sebagai instrumen penting untuk menghidupkan perekonomian lokal dan mempermudah akses ke kawasan wisata strategis. Hal inilah yang tampak dalam proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, yang kini menjadi salah satu prioritas nasional dalam rangka mendongkrak pertumbuhan wilayah tengah Pulau Jawa.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendorong percepatan penyelesaian tol ini, yang diyakini dapat memberikan kontribusi signifikan bagi konektivitas antarwilayah, efisiensi distribusi logistik, serta peningkatan daya saing kawasan pariwisata seperti Borobudur, Kulon Progo, dan sekitarnya.
Menteri PUPR Dody Hanggodo menegaskan bahwa keberadaan Jalan Tol Yogya-Bawen akan membawa multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi. Kehadiran tol tersebut diharapkan dapat memangkas waktu tempuh antarwilayah secara signifikan dan memperkecil ongkos logistik, sehingga mendorong berkembangnya pusat-pusat ekonomi baru.
"Karena diharapkan dapat memangkas waktu tempuh antarwilayah pada sektor logistik, sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru," ujar Dody dalam keterangannya.
Tol yang dirancang sepanjang 75,12 kilometer ini terbagi menjadi enam seksi. Progres pembangunan menunjukkan hasil positif pada dua seksi utama yang sudah dalam tahap konstruksi aktif, yaitu Seksi 1 Sleman–Banyurejo sepanjang 8,8 kilometer dengan progres 80% dan Seksi 6 Ambarawa–Bawen sepanjang 5,2 kilometer dengan progres 75,7%.
Kedua seksi tersebut ditargetkan rampung pada akhir tahun ini, dan rencananya bisa mulai difungsikan pada awal kuartal kedua tahun depan. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Wilan Oktavian, memastikan bahwa pihaknya berkomitmen mempercepat proses pengerjaan, terlebih mengingat kebutuhan lonjakan arus kendaraan saat masa libur panjang akhir tahun dan awal tahun.
"Target kami adalah Seksi 1 dan 6 bisa selesai di Desember 2025, juga diupayakan agar bisa difungsionalkan saat liburan Nataru," kata Wilan dalam kesempatan yang sama.
Sementara itu, seksi-seksi lain juga tengah digarap secara bertahap. Seksi 2 yang menghubungkan Banyurejo ke Borobudur sepanjang 15,2 kilometer dan Seksi 3 dari Borobudur ke Magelang sepanjang 8,1 kilometer sudah selesai proses tender dan dijadwalkan memulai pembangunan tahun depan. Sedangkan Seksi 4 (Magelang–Temanggung) dan Seksi 5 (Temanggung–Ambarawa), dengan panjang gabungan hampir 38 kilometer, ditargetkan mulai konstruksi pada tahun 2027.
Manfaat besar dari proyek ini juga diakui oleh berbagai pemangku kepentingan. Direktur Jalan Bebas Hambatan Ditjen Bina Marga, Dedy Gunawan, menggarisbawahi bagaimana jalan tol ini akan menjadi tulang punggung bagi pengembangan wilayah dan sektor pariwisata. Menurutnya, koridor tol yang melingkar dari Yogyakarta hingga Bawen melewati berbagai titik destinasi wisata, seperti Borobudur dan Bukit Menoreh, yang kini tengah dikembangkan secara intensif oleh Kementerian Pariwisata.
"Jalan tol ini akan dibuat melingkar dari Jogja ke Bawen. Di sepanjang koridor ini terdapat pusat pengembangan pariwisata seperti Borobudur dan Bukit Menoreh yang tengah dikembangkan oleh Kementerian Pariwisata. Jalan tol ini akan sangat mendukung pengembangan pariwisata dan juga perekonomian di sekitar koridor Jalan Tol Jogja-Bawen," ujar Dedy.
Dukungan terhadap proyek ini juga datang dari lembaga legislatif. Komisi V DPR RI melakukan kunjungan langsung ke lokasi untuk memastikan bahwa progres sesuai dengan target dan prinsip-prinsip pembangunan yang inklusif. Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Ridwan Bae, yang memimpin rombongan, menyampaikan bahwa proyek jalan tol seperti ini tak hanya berbicara tentang konstruksi, tetapi juga menyangkut aspek sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.
"Ada tiga hal pokok yang harus dilakukan, yaitu pemenuhan standar pelayanan minimum, perhatikan hak-hak masyarakat yang ada, kemudian ketersediaan rest area dengan melibatkan UMKM setempat," tegas Ridwan.
Rest area yang dirancang dalam proyek ini memang diharapkan menjadi wadah ekonomi baru bagi pelaku usaha mikro di daerah setempat. Dengan demikian, tol tak hanya menjadi sarana penghubung fisik, tetapi juga membuka peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat di sepanjang jalur yang dilaluinya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyampaikan rasa bangga dan apresiasi atas upaya percepatan proyek ini. Baginya, Tol Yogyakarta-Bawen akan menjadi titik balik dalam pembangunan infrastruktur provinsi dan kabupaten, karena konektivitas antarwilayah merupakan syarat utama bagi pertumbuhan ekonomi yang merata.
"Hari ini kami bangga atas kunjungan ini, yakni merupakan titik balik dalam rangka memberikan suatu infrastruktur. Meskipun ini adalah jalan nasional, tetapi ini merupakan suatu patokan dasar untuk kita jabarkan menjadi jalan-jalan provinsi dan kabupaten. Konektivitas ini yang kita tunggu-tunggu akan memberikan kontribusi besar bagi pembangunan, tidak hanya transportasi, tetapi juga pertumbuhan ekonomi dan lainnya," ucap Ahmad Luthfi.
Dengan segala persiapan dan sinergi antarinstansi, proyek Tol Yogyakarta-Bawen terus digenjot agar dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Harapannya, tol ini menjadi simbol perubahan yang nyata dari sekadar jalur transportasi menjadi sarana akselerasi ekonomi, wisata, dan pemerataan pembangunan.