Kereta Api

Jabar Bidik Teknologi Kereta Api Listrik Polandia

Jabar Bidik Teknologi Kereta Api Listrik Polandia
Jabar Bidik Teknologi Kereta Api Listrik Polandia

JAKARTA - Upaya peningkatan transportasi publik di Provinsi Jawa Barat kini mulai menemukan babak baru. Salah satu negara di Eropa Timur, Polandia, menunjukkan ketertarikannya untuk menjalin kerja sama strategis dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam sektor perkeretaapian. Ketertarikan ini tak sekadar pertemuan diplomatik biasa, tetapi menjadi jembatan konkret untuk menghadirkan teknologi modern seperti kereta listrik dan hidrogen ke wilayah Jabar.

Pertemuan penting tersebut berlangsung di Gedung Sate, yang menjadi simbol pemerintahan Jawa Barat. Duta Besar Polandia untuk Indonesia Barbara Szymanowska hadir bersama 17 delegasi, termasuk perusahaan kereta api ternama dari negaranya. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, yang menyampaikan apresiasinya atas tawaran kerjasama multibisnis yang diajukan pihak Polandia.

"Alhamdulillah hari ini kami pemerintah Provinsi Jawa Barat kedatangan Duta Besar Polandia untuk Indonesia beserta rombongan dari Polandia, ada 17 orang. Mereka menawarkan kerjasama di berbagai bidang, bidang ekonomi, pendidikan, dan juga perkeretapian. Mereka tadi membawa beberapa perusahaan perkeretaapian dari Polandia untuk memaparkan kepada kami," ujar Erwan.

Menurut Erwan, pengembangan transportasi berbasis rel memang menjadi salah satu prioritas utama dalam membangun sistem mobilitas masyarakat di Jawa Barat. Ia menyebut wilayah-wilayah strategis seperti Bandung Raya, Bogor Raya, Cirebon Raya, dan Bekasi Raya sebagai fokus pengembangan moda transportasi publik seperti LRT dan MRT.

"Tadi ya transportasi publik kita sedang jejaki, cari win-win solution-nya seperti apa yang nanti akan dikembangkan di Jawa Barat," tambahnya.

Meski kerja sama dengan Polandia tengah dijajaki, Erwan menegaskan bahwa langkah ini tidak akan berbenturan dengan PT Industri Kereta Api (INKA), perusahaan manufaktur kereta api milik negara. Justru ia melihat potensi sinergi antara INKA dan perusahaan asal Polandia untuk memperkuat pengembangan sistem transportasi berbasis rel di Indonesia.

"Mereka juga saat ini sudah bekerjasama dengan INKA, dan ini kan bukan kereta api keseluruhan, kita mungkin LRT, MRT seperti itu. Yang misalnya kita butuhkan nanti untuk reaktivasi ya, kita pasti berhubungan dengan INKA. INKA bisa mungkin menggandeng mereka juga, karena saat ini juga INKA sudah menggandeng mereka," ungkap Erwan.

Senada dengan itu, Kepala Bidang Perkeretaapian dan Pengembangan Transportasi Dinas Perhubungan Jawa Barat, Tata Bina Udin, menilai bahwa tawaran teknologi kereta listrik dan hidrogen dari Polandia merupakan solusi tepat untuk proyek transportasi masa depan. Saat ini, pihaknya tengah melakukan kajian pengembangan kereta perkotaan, khususnya untuk wilayah Bandung.

"Kan saat ini kami sedang pengembangan perkereta­apian perkotaan Bandung juga, saat ini masih kajian. Mudah-mudahan bisa dibantu mereka," ujarnya optimistis.

Langkah serupa juga dijajaki Pemerintah Kota Bandung yang menyambut baik tawaran kerja sama dengan Polandia di berbagai sektor, khususnya transportasi, teknologi, pendidikan, budaya, dan investasi. Dalam lawatan lanjutan ke Balai Kota Bandung, Duta Besar Barbara Szymanowska turut menggandeng Polish Investment and Trade Agency (PAIH), badan resmi Polandia untuk urusan investasi dan perdagangan internasional.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menyampaikan bahwa kemacetan merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi kota ini. Maka dari itu, upaya kolaboratif seperti kerja sama dalam pengembangan sistem transportasi rel dinilai sangat relevan dan strategis.

"Oleh karena itu, kami sangat tertarik menjajaki kerja sama dengan Polandia dalam bidang teknologi kereta api. Kami menyambut perusahaan-perusahaan seperti PESA, Medcom, Ascorail, Ster, dan Śrubena yang hadir bersama PAIH," jelas Erwin.

Tak hanya soal transportasi, Kota Bandung juga membuka diri terhadap kerja sama pendidikan. Dengan banyaknya perguruan tinggi ternama yang berada di wilayah ini, Erwin menggarisbawahi pentingnya program-program seperti pertukaran pelajar, beasiswa vokasi, serta riset bersama.

"Kota Bandung memiliki banyak perguruan tinggi. Kami terbuka untuk kerja sama pertukaran pelajar, beasiswa vokasi, dan riset bersama," ujarnya.

Sementara itu, Duta Besar Barbara Szymanowska mengaku antusias dengan potensi yang ditawarkan Bandung, terlebih ini adalah kunjungannya yang pertama ke kota tersebut. Ia menyebutkan ketertarikan khusus untuk menjalin kolaborasi dengan perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Kami terbuka untuk kolaborasi lebih lanjut, termasuk dalam bidang pendidikan, terutama dengan ITB dan universitas lain," ujar Barbara.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor PAIH, Cezary Filipek, menyampaikan pandangannya terkait Bandung sebagai wilayah potensial untuk investasi berkelanjutan. Ia menekankan bahwa pengembangan sistem transportasi hijau di kota-kota besar Indonesia seperti Bandung adalah langkah yang penting dan sejalan dengan visi Polandia untuk pembangunan global.

"Bandung punya potensi besar, terutama dalam konektivitas dan solusi transportasi modern. Kami memiliki pengalaman dengan lebih dari 20.000 perusahaan aktif dan investasi ke lebih dari 100 negara," kata Cezary.

Melalui serangkaian pertemuan ini, tampak bahwa kolaborasi internasional bisa menjadi katalis penting dalam modernisasi infrastruktur Indonesia, khususnya di sektor transportasi. Teknologi canggih dari Eropa, dikombinasikan dengan kebutuhan lokal, membuka peluang besar untuk membangun sistem perkeretaapian yang efisien dan ramah lingkungan di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index