JAKARTA - Tak perlu olahraga ekstrem untuk menjaga tubuh tetap sehat dan memperpanjang usia. Aktivitas sederhana seperti jogging ternyata sudah cukup ampuh memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan, bahkan mampu memperpanjang harapan hidup hingga bertahun-tahun.
Jogging, yang dikenal luas sebagai olahraga murah dan mudah diakses siapa saja, menjadi sorotan dalam dunia medis dan kesehatan sejak beberapa dekade terakhir. Sebuah studi berskala besar membuktikan bahwa kebiasaan jogging secara rutin dapat berkontribusi besar terhadap peningkatan kualitas dan panjang usia seseorang.
Penelitian tersebut dilakukan oleh tim dari Copenhagen City Heart Study dan dipublikasikan di jurnal ScienceDirect pada tahun 2012. Temuan ini menjadi jawaban atas keraguan banyak orang terhadap efektivitas jogging sebagai sarana menjaga kesehatan jangka panjang.
- Baca Juga Isak Jadi Pilar Baru Liverpool
Hasilnya cukup mencengangkan. Para peneliti menemukan bahwa pria yang secara rutin melakukan jogging dapat hidup lebih lama hingga 6,2 tahun, sementara wanita bisa mendapatkan tambahan usia sekitar 5,6 tahun.
"Hasil penelitian kami memungkinkan kami untuk menjawab pertanyaan pasti tentang apakah jogging baik untuk kesehatan Anda. Kami dapat mengatakan dengan yakin bahwa jogging secara teratur meningkatkan umur. Kabar baiknya adalah Anda sebenarnya tidak perlu melakukan banyak hal untuk mendapatkan manfaatnya," ujar Schnohr, kepala kardiolog dari Copenhagen City Heart Study.
Dulu Diperdebatkan, Kini Terbukti
Jogging mulai populer pada era 1970-an, namun sempat memicu perdebatan. Beberapa laporan tentang pria paruh baya yang meninggal saat berlari menimbulkan kekhawatiran. Banyak pihak mempertanyakan apakah aktivitas fisik ini terlalu berat, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut.
Untuk mengatasi kekhawatiran itu, para peneliti melakukan studi jangka panjang yang berlangsung sejak 1976. Mereka melibatkan lebih dari 20.000 partisipan pria dan wanita dengan rentang usia antara 20 hingga 93 tahun. Penelitian ini tidak hanya bersifat umum, tetapi juga memiliki sub-studi khusus yang membandingkan data antara pelari dan non-pelari.
Dalam sub-studi jogging, peneliti menelusuri dan menganalisis data dari 1.116 pelari pria dan 762 pelari wanita, kemudian membandingkannya dengan kelompok yang tidak berolahraga.
Para peserta diminta untuk melaporkan durasi jogging mereka dalam seminggu dan juga memberikan penilaian terhadap intensitas jogging berdasarkan persepsi pribadi. Penilaian subjektif ini dianggap paling akurat karena mempertimbangkan keragaman usia partisipan.
“Pendekatan ini kami anggap paling relevan karena peserta berasal dari berbagai kelompok usia,” ujar Schnohr.
Studi Panjang 35 Tahun, Hasilnya Konsisten
Data dikumpulkan dalam empat periode berbeda: 1976–1978, 1981–1983, 1991–1994, dan 2001–2003. Selama 35 tahun masa tindak lanjut, seluruh peserta dilacak dengan ID unik yang memungkinkan pemantauan yang akurat dan konsisten.
Dari studi panjang tersebut, ditemukan 10.158 kematian pada kelompok non-pelari, dibandingkan dengan hanya 122 kematian pada kelompok pelari. Statistik ini menunjukkan bahwa mereka yang rutin melakukan jogging memiliki risiko kematian yang 44 persen lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak.
Menariknya, manfaat paling maksimal ditemukan pada mereka yang jogging selama 1 hingga 2,5 jam per minggu, dengan pembagian waktu ke dalam 2–3 sesi. Intensitas jogging pun tidak perlu terlalu berat, cukup ringan hingga sedang.
"Anda harus berusaha untuk merasa sedikit sesak napas, tapi tidak terlalu sesak napas," saran Schnohr.
Tidak Perlu Berat, Asal Konsisten
Salah satu temuan paling relevan dari studi ini adalah bahwa manfaat panjang umur bisa didapatkan tanpa harus melakukan olahraga berat atau ekstrem. Jogging yang dilakukan dengan santai namun rutin terbukti memberikan hasil signifikan.
Hal ini menjadi kabar baik, terutama bagi masyarakat urban dengan gaya hidup sibuk. Aktivitas fisik ringan seperti jogging bisa menjadi solusi yang realistis untuk menjaga kesehatan sekaligus memperpanjang harapan hidup.
Penelitian ini sekaligus menegaskan bahwa kesehatan tidak selalu harus dibayar dengan rutinitas olahraga keras. Konsistensi dan kesadaran akan pentingnya menjaga tubuh tetap aktif secara moderat sudah cukup untuk membawa dampak besar dalam jangka panjang.
Dengan kata lain, jogging bukan hanya bentuk aktivitas fisik, melainkan investasi jangka panjang terhadap kualitas hidup.
Dari hasil studi panjang tersebut, terbukti bahwa jogging memiliki peran penting dalam memperpanjang umur sekaligus menjaga kesehatan secara menyeluruh. Durasi dan intensitasnya yang relatif ringan menjadikan jogging sebagai pilihan olahraga yang dapat diakses oleh hampir semua kalangan usia.
Bagi siapa pun yang menginginkan hidup lebih lama dan lebih sehat, mungkin saatnya mulai mengenakan sepatu lari dan meluangkan waktu setidaknya dua kali seminggu untuk jogging santai. Tak hanya tubuh yang bugar, kualitas hidup pun dapat meningkat.