Nikel

Harita Nickel Fokus ESG dan Efisiensi di Industri Nikel

Harita Nickel Fokus ESG dan Efisiensi di Industri Nikel
Harita Nickel Fokus ESG dan Efisiensi di Industri Nikel

JAKARTA - Di tengah tekanan pasar akibat tren penurunan harga nikel global, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel justru mencatatkan capaian impresif, tidak hanya dalam aspek finansial, tetapi juga dalam hal tanggung jawab lingkungan dan tata kelola perusahaan. Pendekatan yang menggabungkan efisiensi operasional dengan komitmen terhadap prinsip keberlanjutan (ESG) menjadi fondasi kokoh kinerja Harita Nickel sepanjang semester I 2025.

Laporan kinerja keuangan Harita Nickel menunjukkan pendapatan sebesar Rp14,1 triliun, angka yang mencerminkan kekuatan operasional perusahaan di tengah dinamika pasar. Capaian ini tak lepas dari meningkatnya output produksi serta volume penjualan dari seluruh lini bisnis, mulai dari bijih nikel, feronikel, hingga produk hilir seperti Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan nikel sulfat.

Namun, capaian finansial bukan satu-satunya fokus perusahaan. Di saat yang sama, Harita Nickel terus menegaskan posisinya sebagai pelaku industri nikel yang bertanggung jawab melalui komitmen mendalam terhadap standar Environmental, Social, and Governance (ESG). Sejumlah inisiatif strategis pun digencarkan untuk memastikan operasional perusahaan memenuhi standar global keberlanjutan.

Proses Audit dan Sertifikasi Internasional

Komitmen ESG Harita Nickel tercermin dari partisipasinya dalam dua program audit dan sertifikasi penting tingkat global, yakni berdasarkan standar The Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) dan Responsible Minerals Assurance Process (RMAP) yang diinisiasi oleh Responsible Minerals Initiative (RMI).

Audit IRMA, yang telah dimulai sejak Oktober 2024, kini memasuki fase audit lapangan sejak April 2025 dan ditargetkan rampung pada paruh kedua tahun ini. Proses ini dilaksanakan di pusat operasional Harita Nickel, yaitu di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Sementara itu, dua anak perusahaan Harita Nickel juga terlibat dalam proses ini. PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL) sudah terlebih dahulu memperoleh sertifikasi RMI sejak 2024, sedangkan PT Obi Nickel Cobalt (PT ONC) ditargetkan akan menyusul memperoleh sertifikasi pada tahun ini.

“Sebagai perusahaan nikel yang terintegrasi, kami terus mengedepankan efisiensi operasional untuk memperkuat fundamental bisnis dan menjaga kinerja finansial yang berkelanjutan,” ujar Lukito Gozali, Head of Investor Relations Harita Nickel.

Pengakuan Global Lewat FTSE4Good Index

Komitmen terhadap praktik penambangan yang bertanggung jawab pun menuai pengakuan internasional. Sejak Juli 2025, Harita Nickel telah resmi masuk dalam FTSE4Good Index Series, yang mencakup kategori Emerging Markets Index dan ASEAN 5 Index.

Indeks ini secara khusus mengukur kinerja perusahaan yang unggul dalam penerapan prinsip ESG dan memberikan sinyal kuat kepada investor global bahwa Harita Nickel beroperasi dengan prinsip keberlanjutan yang solid.

Langkah ini bukan hanya pencitraan, melainkan merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas. Audit IRMA dan RMAP serta pengakuan dari FTSE4Good menjadi bukti konkret bahwa Harita Nickel tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dari aktivitas bisnisnya.

Kinerja Operasional: Konsisten dan Terintegrasi

Secara teknis, Harita Nickel mampu menjaga tingkat produksi dan distribusinya secara optimal. Total penjualan bijih nikel selama semester I 2025 tercatat mencapai 12,36 juta wmt. Selain itu, smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) berhasil mencatat penjualan feronikel (FeNi) sebanyak 84.817 ton kandungan nikel.

Kinerja ini turut ditopang oleh mulai beroperasinya empat line baru di fasilitas RKEF sejak awal tahun. Sementara itu, fasilitas pengolahan High Pressure Acid Leach (HPAL) berhasil memproduksi dan menjual 65.310 ton gabungan dari produk MHP dan nikkel sulfat (NiSO).

Menurut Lukito, salah satu kunci kesuksesan operasional Harita Nickel adalah struktur bisnisnya yang terintegrasi, mulai dari hulu hingga hilir.

“Struktur usaha yang terintegrasi memungkinkan optimalisasi rantai pasok, efisiensi biaya, dan peningkatan daya saing di tengah dinamika pasar global,” lanjut Lukito.

Menjaga Posisi Strategis di Pasar Global

Dengan dukungan fondasi operasional yang kuat dan komitmen ESG yang nyata, Harita Nickel menegaskan diri sebagai aktor penting dalam industri nikel, baik di tingkat nasional maupun internasional. Perusahaan ini tidak hanya memainkan peran sebagai penyedia bahan baku strategis untuk industri kendaraan listrik (EV), tetapi juga sebagai pelopor tata kelola tambang yang bertanggung jawab di Indonesia.

Meskipun harga nikel global cenderung melemah selama paruh pertama 2025, Harita Nickel tetap mampu mencatat pertumbuhan dan mempertahankan profitabilitas. Hal ini menunjukkan ketahanan model bisnis perusahaan serta kemampuan adaptasi terhadap gejolak pasar.

Di tengah sorotan global terhadap praktik pertambangan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, pendekatan yang dilakukan Harita Nickel menjadi model bagi pelaku industri lain. Dengan terus meningkatkan efisiensi dan memastikan proses bisnis berjalan sesuai prinsip ESG, perusahaan ini menempatkan diri tidak hanya sebagai pemain industri, tetapi juga sebagai agen perubahan menuju masa depan industri nikel yang lebih hijau dan bertanggung jawab.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index