Olahraga

Anggar: Olahraga Klasik Penuh Ketangkasan

Anggar: Olahraga Klasik Penuh Ketangkasan
Anggar: Olahraga Klasik Penuh Ketangkasan

JAKARTA - Olahraga anggar mungkin tidak sepopuler sepak bola atau bulu tangkis di Indonesia, namun cabang olahraga ini memiliki keunikan tersendiri yang menjadikannya menarik untuk dipelajari. Anggar bukan hanya soal duel menggunakan pedang, melainkan juga seni menggabungkan strategi, kelincahan, serta konsentrasi tinggi. Sebagai olahraga yang diakui secara resmi dalam dunia prestasi, anggar memiliki aturan, teknik, dan perlengkapan yang khas sehingga membuatnya berbeda dari cabang olahraga lainnya.

Sejarah dan Perkembangan Anggar

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 3 Tahun 2005, anggar masuk dalam kategori olahraga prestasi. Hal ini menegaskan bahwa cabang olahraga ini bukan sekadar aktivitas kebugaran, tetapi juga sarana untuk meraih prestasi dalam ajang kompetisi.

Dilansir dari Buku Pintar Olahraga dan Permainan Tradisional (2017) karya Eci Fe, anggar merupakan olahraga bela diri yang menggunakan pedang sebagai senjata. Kata "anggar" sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaitu en garde, yang berarti "bersiap". Sejarah mencatat bahwa olahraga ini mulai menyebar ke berbagai negara sejak adanya sekolah anggar di Eropa pada abad ke-15.

Di Indonesia, anggar pertama kali diperkenalkan oleh penjajah Belanda. Saat itu, setiap tentara diwajibkan menguasai permainan ini sebagai bagian dari latihan keterampilan militer. Seiring berjalannya waktu, anggar kemudian berkembang menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan secara resmi di berbagai ajang, termasuk Olimpiade.

Teknik Dasar dan Arena Pertandingan

Anggar dimainkan dalam format satu lawan satu di sebuah arena khusus. Panjang arena yang digunakan sekitar 13–15 meter dengan lebar 2 meter. Meski terlihat sederhana, pertandingan anggar menuntut kemampuan yang tidak bisa dianggap remeh. Atlet harus memiliki refleks cepat, kelincahan dalam memainkan pedang, kemampuan mengambil keputusan dalam hitungan detik, kejelian penglihatan, serta konsentrasi penuh sepanjang pertandingan.

Setiap gerakan kecil dapat menentukan hasil akhir, karena kontak pedang yang sah akan langsung tercatat melalui sistem penilaian elektronik yang digunakan dalam kompetisi modern.

Nomor Pertandingan Berdasarkan Senjata

Mengutip buku Dr. Olahraga Menjelaskan Jenis Olahraga Olimpiade (2012) karya Reza Pahlevi, cabang olahraga anggar dibagi menjadi tiga nomor berdasarkan jenis senjatanya.

-Floret

Floret adalah pedang yang berbentuk langsing, lentur, dan ringan. Ujungnya datar serta tumpul, dilengkapi dengan pegas. Senjata ini memiliki berat sekitar 500 gram. Ciri khasnya adalah pelindung tangan yang lebih kecil dibandingkan dengan degen dan sabel. Floret digunakan untuk menusuk dengan ujungnya, sementara bagian bawah pedang berfungsi untuk menangkis atau menekan serangan lawan.

-Sabel

Sabel memiliki bentuk segitiga dengan sudut yang tidak tajam, menyerupai parang kecil. Semakin ke atas, bentuknya semakin pipih, sementara ujungnya ditekuk sehingga tidak meruncing. Keunggulan sabel terletak pada pelindung penuh yang menutupi tangan hingga pangkal tangkai. Bagian atas pedang dipakai untuk memarang, bagian bawah untuk menangkis, dan ujungnya tetap bisa digunakan menusuk.

-Degen

Degen berbentuk segitiga dengan parit di bagian bilahnya. Pada pangkalnya, pedang ini cukup tebal, tetapi semakin ke ujung semakin kecil dan kaku. Berat degen berkisar 750–770 gram. Dilengkapi dengan pelindung tangan besar, degen digunakan untuk menangkis dengan bagian bawah bilah, serta menusuk menggunakan ujung pedangnya.

Ketiga nomor ini menuntut teknik dan strategi yang berbeda, sehingga atlet anggar biasanya fokus berlatih pada salah satu jenis senjata tertentu.

Perlengkapan dan Pakaian Anggar

Selain senjata, perlengkapan khusus juga menjadi bagian penting dalam olahraga ini. Anggar menggunakan sistem penilaian elektronik. Para atlet dihubungkan dengan kabel dan alat sensor yang akan bereaksi jika ada tusukan sah mengenai lawan.

Untuk keselamatan sekaligus aturan resmi, pemain anggar dilengkapi dengan pakaian khusus yang terdiri dari:

Masker, untuk melindungi wajah dari tusukan lawan.

Sarung tangan, guna melindungi tangan dan memberi cengkeraman stabil pada pedang.

Jaket atau baju anggar, terbuat dari bahan yang kuat, biasanya berwarna putih.

Baju berbahan metal untuk pemain Epee atau Poil, agar sistem elektronik dapat bekerja mendeteksi tusukan dengan tepat.

Kombinasi antara perlengkapan, teknik bertanding, dan aturan yang ketat menjadikan anggar sebagai olahraga yang sangat disiplin.

Anggar sebagai Warisan Olahraga Prestasi

Meskipun terlihat klasik, anggar tetap relevan hingga kini. Cabang olahraga ini terus dipertandingkan dalam ajang internasional, termasuk Olimpiade. Di Indonesia, meski popularitasnya belum setara dengan cabang olahraga populer lainnya, anggar memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

Atlet anggar dituntut tidak hanya menguasai teknik fisik, tetapi juga strategi mental. Kemampuan membaca gerakan lawan, memanfaatkan refleks, dan menjaga konsentrasi menjadi kunci kemenangan. Dengan disiplin latihan dan dukungan yang tepat, anggar bisa menjadi cabang olahraga yang melahirkan banyak prestasi untuk Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index