Peran Olahraga Ringan dalam Menjaga Kualitas Kesehatan

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:22:55 WIB
Peran Olahraga Ringan dalam Menjaga Kualitas Kesehatan

JAKARTA - Di tengah meningkatnya harapan hidup masyarakat Indonesia, isu tentang kualitas hidup di masa lanjut usia menjadi semakin relevan. Salah satu faktor penting yang kerap luput dari perhatian adalah pentingnya aktivitas fisik bagi kelompok lansia. Sering kali, usia senja diidentikkan dengan masa istirahat total, padahal justru pada fase inilah tubuh membutuhkan gerak aktif secara rutin dan terstruktur.

Pentingnya menjaga kebugaran tubuh melalui olahraga ringan bagi lansia menjadi perhatian serius para tenaga kesehatan. Penyuluh Kesehatan Masyarakat dari RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Sri Fitri Sari, SKM, menekankan bahwa aktivitas fisik yang sesuai dapat menjadi kunci bagi para lansia untuk tetap sehat, mandiri, dan bahagia.

“Jenis dan durasi olahraga harus disesuaikan dengan kondisi fisik masing-masing lansia agar manfaatnya terasa dan tetap aman dilakukan,” ujar Sri Fitri.

Aktivitas Fisik Bukan Sekadar Pilihan, Tapi Kebutuhan

Banyak orang masih menganggap bahwa istirahat total adalah cara terbaik menjaga kesehatan lansia. Namun, menurut berbagai studi dan pengalaman para praktisi kesehatan, justru kurangnya aktivitas fisik menjadi salah satu penyebab utama menurunnya fungsi tubuh, meningkatnya risiko penyakit, hingga mempercepat proses degeneratif pada usia tua.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah menyarankan agar lansia melakukan aktivitas fisik setidaknya 150 menit dalam seminggu. Aktivitas tersebut tidak harus berat seperti berlari atau angkat beban, tetapi cukup berupa jalan kaki, senam ringan, atau peregangan yang dilakukan secara rutin.

Manfaat Olahraga Bagi Lansia, Lebih dari Sekadar Kesehatan Fisik

Manfaat olahraga ringan untuk lansia tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik. Sri Fitri menjelaskan bahwa aktivitas ini juga sangat membantu dalam menjaga kesehatan mental dan emosional. Olahraga terbukti dapat mengurangi gejala depresi, kecemasan, dan meningkatkan kualitas tidur.

“Selain memperkuat otot dan sendi, olahraga rutin juga membantu menjaga mood tetap stabil. Lansia yang aktif secara fisik cenderung lebih ceria dan memiliki semangat hidup yang tinggi,” jelasnya.

Selain itu, olahraga juga membantu memperlancar peredaran darah, menjaga tekanan darah tetap stabil, mengontrol kadar gula darah, hingga mengurangi risiko jatuh karena meningkatnya koordinasi dan keseimbangan tubuh.

Jenis Olahraga yang Dianjurkan: Fokus pada Keselamatan dan Kenyamanan

Namun demikian, penting untuk memahami bahwa lansia memiliki keterbatasan fisik dan potensi cedera yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pemilihan jenis olahraga harus mempertimbangkan kondisi kesehatan masing-masing individu.

Beberapa jenis olahraga ringan yang banyak direkomendasikan untuk lansia antara lain:

Jalan kaki: Aktivitas sederhana yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Jalan kaki membantu meningkatkan sirkulasi darah, memperkuat jantung, dan menjaga berat badan ideal.

Senam lansia: Biasanya dilakukan dalam kelompok di puskesmas, taman, atau fasilitas kesehatan. Selain menjaga kebugaran, senam ini juga menjadi ajang sosialisasi yang sangat baik.

Tai chi atau yoga: Fokus pada gerakan perlahan dan pernapasan, cocok untuk meningkatkan keseimbangan dan fleksibilitas.

Bersepeda statis atau berenang: Aman bagi sendi dan bermanfaat untuk jantung serta pernapasan.

Sri Fitri menambahkan bahwa lansia harus menghindari olahraga yang terlalu berat atau kompetitif. Jika memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti jantung atau hipertensi, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memulai rutinitas olahraga.

Peran Keluarga dalam Mendorong Lansia Aktif

Tidak bisa dimungkiri bahwa dukungan dari keluarga sangat penting dalam mendorong lansia tetap aktif secara fisik. Banyak lansia yang enggan berolahraga bukan karena tidak mampu, tetapi karena merasa tidak ada teman atau tidak ada motivasi.

“Anak dan cucu bisa menjadi penyemangat. Ajak mereka jalan pagi bersama atau ikut senam lansia di lingkungan sekitar. Aktivitas fisik jadi lebih menyenangkan kalau dilakukan bersama,” saran Sri Fitri.

Selain itu, peran keluarga juga penting dalam memastikan lansia memiliki akses ke fasilitas yang mendukung aktivitas fisik, seperti taman kota, trotoar yang ramah pejalan kaki, atau kegiatan komunitas lansia yang aktif.

Infrastruktur Ramah Lansia: Tantangan Bagi Pemerintah Daerah

Pentingnya olahraga bagi lansia seharusnya juga menjadi perhatian pemerintah daerah. Ketersediaan ruang publik yang aman, nyaman, dan ramah lansia akan sangat berpengaruh terhadap seberapa besar partisipasi lansia dalam aktivitas fisik.

Sri Fitri juga berharap agar lebih banyak program berbasis masyarakat yang secara khusus menyasar kelompok usia lanjut. “Kegiatan seperti posyandu lansia, senam bersama, atau pelatihan kebugaran sederhana bisa ditingkatkan lagi. Lansia perlu ruang untuk tetap aktif dan produktif,” ujarnya.

 Sehat di Usia Senja Bukan Sekadar Harapan

Dengan bertambahnya usia, menjaga kesehatan menjadi tantangan tersendiri. Namun, bukan berarti tak bisa diatasi. Aktivitas fisik yang rutin, meskipun ringan, adalah investasi terbaik untuk menjaga kualitas hidup di masa tua.

Lansia yang aktif secara fisik tidak hanya akan memiliki tubuh yang lebih sehat, tetapi juga jiwa yang lebih bahagia dan rasa percaya diri yang lebih tinggi. Seperti yang disampaikan Sri Fitri Sari, SKM, “Olahraga bukan hanya milik anak muda. Lansia pun berhak hidup sehat dan bugar.”

Terkini

Erick: Pelatih Harus Pahami Sepak Bola ASEAN

Selasa, 05 Agustus 2025 | 15:11:34 WIB

Olahraga Ringan, Manfaat Besar: Cukup 30 Menit Sehari

Selasa, 05 Agustus 2025 | 15:15:17 WIB

Asaba Gelar Turnamen Basket Veteran ASEAN

Selasa, 05 Agustus 2025 | 15:18:02 WIB

Timnas Voli Putri Siap Tampil di Kejuaraan Dunia

Selasa, 05 Agustus 2025 | 15:21:01 WIB