Makhachev: Peringkat Topuria Strategi UFC

Senin, 28 Juli 2025 | 09:58:50 WIB
Makhachev: Peringkat Topuria Strategi UFC

JAKARTA - Islam Makhachev, salah satu petarung paling dominan di pentas UFC dalam beberapa tahun terakhir, mengomentari langkah UFC yang menempatkan Ilia Topuria sebagai petarung peringkat satu pound for pound menggantikannya. Dalam pandangan Makhachev, langkah tersebut bukan semata-mata didasarkan pada performa semata, melainkan lebih sebagai strategi pemasaran yang disengaja oleh UFC untuk membangun tensi jelang pertarungan potensial antara dirinya dan Topuria.

Penunjukan Ilia Topuria sebagai petarung terbaik di antara semua kelas di UFC status yang dikenal sebagai pound for pound (P4P) nomor satu—memang menimbulkan diskusi di kalangan penggemar dan pengamat MMA. Setelah menumbangkan Charles Oliveira dan berhasil meraih dua gelar juara dunia dari dua divisi berbeda, Topuria otomatis masuk dalam perdebatan sebagai salah satu petarung terkuat saat ini.

Namun, tidak semua pihak menerima penobatan ini begitu saja. Salah satunya adalah Islam Makhachev, yang sebelumnya menyandang status P4P nomor satu setelah mencatat rekor impresif di kelas ringan. Ia menyebut langkah UFC menurunkan posisinya adalah bagian dari skenario besar yang dirancang untuk meningkatkan daya tarik pertandingan mendatang.

“Ya, ini marketing. Mereka melakukan ini dengan sengaja untuk mempromosikan pertarungan. Orang-orang sudah tertarik dan bila mereka melakukannya dengan tepat, kami akan bertarung untuk memperebutkan posisi pertama,” ujar Makhachev saat menghadiri agenda UFC di Abu Dhabi.

Pernyataan Makhachev ini menyiratkan bahwa dirinya tidak merasa tergeser secara kualitas maupun rekam jejak. Ia memandang keputusan UFC tersebut lebih pada penciptaan narasi besar demi kepentingan bisnis dan promosi. Strategi ini bukan hal baru di dunia MMA, di mana tensi dan rivalitas antara dua nama besar bisa berdampak langsung terhadap penjualan tiket, pay-per-view (PPV), dan minat penonton global.

Dalam perjalanan kariernya, Islam Makhachev memang dikenal sebagai salah satu murid terbaik dari Khabib Nurmagomedov, mantan juara kelas ringan UFC yang tak terkalahkan. Dengan gaya bertarung dominan dan kemampuan grappling luar biasa, Makhachev telah mengalahkan banyak nama besar, termasuk Charles Oliveira dan Alexander Volkanovski.

Namun kini, Makhachev tengah memulai babak baru. Ia memutuskan untuk naik kelas dan meninggalkan sabuk juara kelas ringan, demi menantang Jack Della Maddalena di divisi welter. Langkah ini cukup mengejutkan, mengingat ia masih sangat dominan di kelas sebelumnya.

Keputusan naik kelas ini juga memengaruhi potensi duel antara dirinya dengan Topuria. Meski begitu, semangat dari kedua belah pihak untuk mewujudkan pertarungan itu tetap membara. Ilia Topuria pun menanggapi langkah Makhachev dengan antusias. Ia menyatakan kesiapannya untuk ikut naik ke kelas welter demi bisa bertarung dengan petarung berdarah Dagestan tersebut.

Sejak awal, Topuria memang secara terbuka mengungkapkan keinginannya untuk melawan Makhachev. Ia menilai pertarungan tersebut adalah bentuk pengakuan tertinggi, bukan hanya dalam konteks gelar juara, tetapi juga reputasi sebagai petarung terbaik sejati di dunia MMA saat ini.

Dengan keduanya menyatakan kesiapan untuk bertemu, publik kini tinggal menunggu kepastian dari pihak UFC. Di atas kertas, pertarungan antara Makhachev dan Topuria akan menjadi duel luar biasa: pertarungan antara kekuatan dan teknik grappling ala Dagestan melawan gaya striking agresif khas Topuria.

Di balik tensi dan ego, pertarungan ini juga menjadi sorotan utama karena dapat berdampak pada posisi pound for pound UFC. Posisi ini bukan hanya gelar simbolik, tetapi cerminan reputasi global seorang petarung di antara semua kelas. Tak heran jika setiap perubahan peringkat selalu memancing debat dan spekulasi.

Topuria sendiri mendapatkan gelar peringkat satu setelah menang telak atas Charles Oliveira dan memperkuat dominasinya di dua divisi berbeda. Kemenangan ini langsung mengangkatnya ke puncak peringkat gabungan UFC, sebuah pencapaian yang jarang terjadi.

Meski demikian, sebagian pengamat menilai bahwa Topuria belum cukup “jam terbang” jika dibandingkan dengan nama-nama seperti Makhachev. Dengan jumlah pertarungan dan lawan yang lebih variatif serta rekor lebih stabil di level tertinggi, Makhachev tetap dianggap sebagai benchmark dalam dunia MMA saat ini.

UFC, sebagai promotor utama, tampaknya memang sadar betul akan potensi besar dari narasi ini. Menggeser Makhachev dari posisi satu pound for pound dan menempatkan Topuria di sana bukan hanya soal statistik atau kemenangan semata, tetapi juga bagian dari narasi yang sedang dibentuk. Narasi tentang dua kekuatan besar yang akan saling berhadapan dalam laga prestisius.

Sementara itu, Makhachev bersiap menjalani debutnya di kelas welter melawan Della Maddalena. Pertarungan ini akan menjadi tolok ukur pertama apakah ia bisa mendominasi di kelas baru seperti yang ia lakukan di divisi sebelumnya.

Bagi Topuria, pernyataan siap naik kelas menjadi sinyal bahwa ia juga tidak ingin berdiam diri menikmati posisi barunya. Ia ingin membuktikan bahwa penunjukan dirinya bukan sekadar gimmick promosi, melainkan hasil dari kerja keras dan keberanian untuk menghadapi siapa pun di oktagon.

Arah duel ini masih menunggu waktu yang tepat. Namun satu hal yang pasti, baik Islam Makhachev maupun Ilia Topuria, kini berada di pusat perhatian dunia MMA. UFC telah menabur benih rivalitas, dan tinggal menunggu waktu untuk melihat duel yang bisa jadi salah satu pertarungan terbesar dalam sejarah.

Terkini