UFC

Di Balik Keteguhan Khabib Nurmagomedov Menolak Comeback UFC

Di Balik Keteguhan Khabib Nurmagomedov Menolak Comeback UFC
Di Balik Keteguhan Khabib Nurmagomedov Menolak Comeback UFC

JAKARTA - Khabib Nurmagomedov, nama yang begitu identik dengan dominasi mutlak di pentas Ultimate Fighting Championship (UFC), masih sering menjadi pusat perhatian publik meski sudah lama pensiun. Dengan rekor profesional MMA sempurna 29-0 dan reputasi sebagai salah satu petarung terbaik sepanjang sejarah, pertanyaan tentang kemungkinan comeback terus menghampirinya. Namun bagi Khabib, kembali bertarung bukanlah sekadar persoalan waktu atau kondisi fisik lebih dalam dari itu, menyangkut kesiapan mental, psikologis, dan gaya hidup yang sangat disiplin.

Dalam sebuah wawancara dengan media Rusia, Khabib menjawab pertanyaan mengenai peluang untuk kembali ke oktagon. Ia menyatakan bahwa keputusan untuk kembali tidak bisa diambil secara impulsif. Terlebih lagi, ia menyinggung pentingnya persiapan matang yang tidak cukup hanya tiga bulan. “Dua sampai tiga bulan tidak akan cukup. Saya akan berusia 37 pada September. Bila saya harus jujur, butuh setidaknya enam bulan [persiapan],” ujar Khabib, dikutip dari MMA Fighting.

Pernyataan itu menjadi pengingat bahwa seni bela diri campuran (MMA) tidak hanya soal kebugaran fisik. Di mata Khabib, performa seorang petarung tidak dapat ditakar semata-mata dari tubuh yang tampak bugar atau siap. “Karena ketika seorang petarung hanya berusaha mencapai tahap siap untuk bertarung [dari segi fisik], di situlah banyak orang membuat kesalahan. Hal itu tidak berarti apa-apa. Tampilan seorang petarung tidak berarti apapun,” ucapnya tegas.

Yang menjadi tolok ukur sesungguhnya dalam persiapan adalah kualitas sparring. Khabib menilai bahwa latihan dengan lawan sparring yang tangguh dan konsisten adalah kunci mutlak keberhasilan. “Hal yang paling berarti adalah berapa banyak ronde yang dihabiskan dan siapa lawan sparring saat latihan. Olahraga ini adalah tentang maju dan bertarung satu lawan satu,” lanjutnya.

Kendati demikian, ia juga menggarisbawahi bahwa sparring bukanlah satu-satunya aspek penting dalam perjalanan kembali ke ring. Khabib menyebut faktor psikologis dan beban mental sebagai elemen penentu lainnya. Sebagai sosok yang dikenal perfeksionis dalam kariernya, Khabib merasa sulit kembali menjalani ritme hidup yang mengharuskan dedikasi absolut dan pengorbanan waktu untuk berlatih tanpa distraksi.

Meskipun saat ini ia masih rutin berlatih dan melakukan sparring, Khabib mengaku kesulitan membayangkan dirinya kembali menjalani kehidupan seorang petarung profesional yang begitu ketat. “Ketika saya masih aktif, saya juga terus berlatih dan hal itu tidak cukup bagi saya. Saya meminta jangan ada agenda berpergian, tidak ada rapat, tidak ada pembicaraan bisnis. Saya berlatih pagi dan malam, dan hanya beristirahat pada Minggu,” ungkapnya.

Kesaksian tersebut membuka mata banyak orang bahwa karier sebagai petarung elit menuntut totalitas yang bahkan bisa mengorbankan aspek lain dalam kehidupan. Lebih lanjut, Khabib mengungkap bagaimana tekanan dan kekhawatiran muncul bila jadwal latihan terganggu. “Bila saya melewatkan satu saja sesi latihan, saya mendapat serangan panik karena saya tahu bahwa saya bakal bertarung dan merasa hal itu jadi di luar kendali saya. Saya kemudian merasa tidak siap,” ujar Khabib mengenang hari-hari intensnya.

Komentarnya mencerminkan bahwa meski tubuh bisa kembali bugar, tidak semua petarung siap kembali memikul beban psikologis dan ekspektasi tinggi dari publik. Terutama bagi seseorang seperti Khabib yang menggantungkan kariernya pada konsistensi tanpa cela.

Meskipun banyak penggemar masih berharap melihat Khabib kembali ke dalam oktagon, fakta bahwa ia terus menolak hal tersebut menunjukkan kedewasaan dan kedalaman pemahamannya terhadap dunia pertarungan. Alih-alih terbawa arus euforia atau tekanan eksternal, Khabib memilih tetap pada prinsipnya: bila tidak siap secara penuh, maka lebih baik tidak kembali sama sekali.

Pada akhirnya, kisah Khabib Nurmagomedov bukan hanya tentang seorang petarung tak terkalahkan di atas ring. Lebih dari itu, ia adalah simbol disiplin, integritas, dan kesadaran diri dalam dunia olahraga profesional. Keputusan Khabib untuk bertahan pada pensiunnya justru memperkuat warisannya sebagai atlet besar—bukan karena berapa banyak pertarungan yang ia jalani, melainkan bagaimana ia menjalani semuanya dengan penuh tanggung jawab dan prinsip yang tak tergoyahkan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index