Industri

Kemenperin Perkuat Industri Makanan dan Minuman Nasional Melalui Kemitraan Internasional untuk Tingkatkan Inovasi, Kualitas Produk, dan Daya Saing Global

Kemenperin Perkuat Industri Makanan dan Minuman Nasional Melalui Kemitraan Internasional untuk Tingkatkan Inovasi, Kualitas Produk, dan Daya Saing Global
Kemenperin Perkuat Industri Makanan dan Minuman Nasional Melalui Kemitraan Internasional untuk Tingkatkan Inovasi, Kualitas Produk, dan Daya Saing Global

JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat sektor industri makanan dan minuman (mamin) dengan menggandeng mitra internasional sebagai upaya meningkatkan daya saing dan penetrasi pasar global. Industri ini dinilai strategis karena berperan besar dalam menopang ekonomi nasional serta penciptaan lapangan kerja di Indonesia.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa industri mamin merupakan tulang punggung sektor industri pengolahan nonmigas. Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan lapangan kerja menjadi bukti pentingnya pengembangan berkelanjutan untuk sektor ini.

“Industri makanan dan minuman telah menjadi tulang punggung industri pengolahan nonmigas, dengan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan penciptaan lapangan kerja,” kata Agus Gumiwang, sebagaimana dirilis oleh Kemenperin.

Kinerja Tumbuh di Atas Rata-rata Nasional

Data dari Kemenperin menunjukkan, pada triwulan III tahun 2024, industri mamin tumbuh sebesar 5,82 persen, melampaui pertumbuhan PDB nasional yang hanya mencapai 4,95 persen. Selain itu, kontribusinya terhadap PDB industri pengolahan nonmigas tercatat sebesar 40,17 persen.

Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya permintaan pasar domestik dan ekspor, serta arus investasi yang terus mengalir. Agus mencatat, nilai investasi di sektor industri mamin mencapai Rp30,23 triliun pada triwulan III-2024, atau naik 28 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Di sisi ketenagakerjaan, sektor industri makanan dan minuman menyerap sekitar 3,6 juta tenaga kerja melalui 1,7 juta unit usaha kecil dan menengah (UKM). Secara lebih luas, industri agro—yang mencakup mamin—menyerap hingga 9,37 juta tenaga kerja sepanjang 2024.

Kemitraan Global Perkuat Inovasi dan Ekspor

Dalam rangka menghadapi kompetisi global, Kemenperin mendorong kolaborasi antara pelaku industri dalam negeri dan mitra internasional untuk transfer teknologi, peningkatan kualitas produk, serta ekspansi pasar luar negeri.

“Kemitraan internasional menjadi kunci untuk mendorong inovasi, meningkatkan mutu produk, dan memperluas jangkauan ekspor industri makanan dan minuman kita. Kami akan terus memfasilitasi dan mendukung kolaborasi ini,” ujar Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin.

Salah satu bentuk kerja sama konkret diwujudkan oleh PT Niramas Pandaan Sejahtera (NPS), anak usaha PT Niramas Utama, dengan Tarami Corporation, produsen jeli buah ternama asal Jepang. Melalui kolaborasi ini, NPS memproduksi jeli buah halal berkualitas tinggi dengan standar “Japan Quality Line”, teknologi produksi yang mengedepankan keamanan, kualitas, dan rasa autentik setara dengan produk asal Nagasaki, Jepang.

Kerja sama ini juga didukung oleh Kawasho Foods Corporation dari Tokyo sebagai penyedia bahan baku utama. Seluruh proses produksi dilakukan sesuai dengan standar halal internasional, menjadikan produk ini relevan untuk pasar Muslim global yang terus berkembang.

“Dengan fasilitas yang ada, serta etos kerja yang baik, kami percaya kerja sama ini akan berjalan dengan baik dan berkelanjutan,” kata Adhi S Lukman, Presiden Direktur NPS.

Adhi menegaskan komitmen perusahaannya dalam menyediakan produk sehat, aman, dan halal bagi konsumen Muslim di seluruh dunia. Ia juga mengapresiasi peran mitra Jepang dalam peningkatan kompetensi sumber daya manusia di perusahaan, sehingga mampu menghasilkan produk dengan mutu tinggi setara Jepang.

Indonesia Menuju Pusat Produksi Halal Dunia

Kerja sama internasional ini menjadi bagian dari strategi besar Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok halal global. Peluncuran produk hasil kolaborasi antara NPS, Tarami Corporation, dan Kawasho Food Corporation akan dilakukan di beberapa negara, seiring meningkatnya permintaan terhadap produk halal berkualitas tinggi.

Agus Gumiwang menyambut baik inisiatif ini sebagai tonggak penting untuk meningkatkan citra produk Indonesia di pasar global, khususnya dalam segmen halal.

“Kami mendukung kerja sama ini sebagai upaya memperluas pasar ekspor produk halal,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa dengan posisi Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, seharusnya Indonesia juga menjadi produsen utama produk halal global.

“Selanjutnya, mengingat Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar, kita harus mampu menjadi produsen halal terbesar, sebagai upaya mencapai target pertumbuhan 8%,” tegasnya.

Sinergi Strategis Hadapi Dinamika Pasar Global

Kemitraan antara perusahaan Indonesia dan Jepang ini merupakan hasil dari proses panjang selama dua tahun, termasuk penyesuaian teknologi, regulasi, hingga sertifikasi halal. Kolaborasi ini dinilai sebagai model sinergi strategis antarnegara yang dapat memperkuat ketahanan industri makanan nasional sekaligus meningkatkan daya saing di kancah internasional.

Dengan menggabungkan inovasi, nilai kehalalan, dan standar mutu Jepang, Indonesia diharapkan mampu mengambil peran lebih besar dalam pasar global, khususnya sebagai pusat produk halal yang berstandar tinggi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index