JAKARTA - Pertamina Geothermal Energy (PGEO) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan energi terbarukan berbasis panas bumi dengan menghadirkan PLTP Lumut Balai Unit 2. Unit pembangkit baru ini—dengan kapasitas sebesar 55 MW—baru saja lolos pengujian Unit Rated Capacity dan memperoleh Sertifikat Laik Operasi. Artinya, pembangkit ini siap berkontribusi langsung dalam pasokan listrik nasional.
1. Dari Pengujian ke Produksi Nyata
Unit 2 PLTP Lumut Balai telah melewati seluruh tahap uji teknis. Sertifikat kelayakan operasi (SLO) diterbitkan setelah pengujian memenuhi standar kinerja dan keselamatan operasional yang ditetapkan regulator energi. Dengan sertifikasi ini, pembangkit tak hanya menjadi layak secara teknis, tetapi juga layak untuk dioperasikan secara komersial dan menyuplai listrik ke jaringan PT PLN (Persero).
- Baca Juga Energi Migas Mandiri Lewat ILI UT
2. Bertambahnya Kapasitas Panas Bumi Nasional
Dengan ditambahkannya kapasitas 55 MW dari unit baru ini, PGEO kini mengelola total kapasitas pembangkit panas bumi sebesar 727,5 MW. Angka ini makin mendekatkan capaian pananganan target nasional untuk bauran energi baru terbarukan (EBT) pada kisaran 76%.
3. Sinergi Tim dan Pemangku Kepentingan
Direktur Utama PGEO, Julfi Hadi, menyebut bahwa kesuksesan unit ini berkat kolaborasi intens antara tim teknis, otoritas terkait, hingga masyarakat lokal. Pengembangan energi panas bumi seringkali melibatkan banyak pihak, mulai dari izin lingkungan, pemanfaatan hulu panas bumi, hingga koneksi ke PLN.
4. Skema Monetisasi Energi Panas Bumi
Unit Lumut Balai Unit 2 tidak hanya berfungsi sebagai fasilitas operasional, tetapi juga instrumen finansial. Listrik yang dihasilkan akan dikonversi menjadi pendapatan melalui penjualan daya ke PLN. Ini adalah model monetisasi aset panas bumi yang mengandalkan kontrak jangka panjang (Power Purchase Agreement), memberikan kepastian pemasukan terhadap PGEO.
5. Target Kapasitas 1 GW dalam 2–3 Tahun
PGEO menegaskan ambisi strategisnya untuk mengelola kapasitas panas bumi sebesar 1 GW dalam dua hingga tiga tahun mendatang. Ini merupakan target internal perusahaan yang sejalan dengan roadmap pemerintah, yang menargetkan peningkatan penetrasi EBT hingga 5,2 GW hingga 2034. Pencapaian target tersebut akan mendorong PGEO menjadi salah satu kontributor utama dalam transformasi energi Indonesia.
6. Portofolio Proyek Panas Bumi PGEO
Selain Unit 2 Lumut Balai, PGEO tengah mengembangkan beberapa proyek panas bumi penting, antara lain:
Co-generation yang memanfaatkan panas sisa proses pembangkit untuk mendapatkan nilai tambah dari energi thermal.
Eksplorasi greenfield, membuka area panas bumi baru.
Proyek PLTP Hululais Units 1 & 2, yang diharapkan memperluas kapasitas dan jangkauan PGEO dalam pemanfaatan panas bumi.
7. Dampak terhadap Perekonomian dan Lingkungan
Pengoperasian unit baru membantu menurunkan emisi karbon, mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, dan menyokong target hidrogen rendah karbon. Selain itu, kehadiran pembangkit mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, memberikan lapangan pekerjaan, serta pembiayaan infrastruktur daerah.
8. Tantangan dan Optimisme
Proyek panas bumi, termasuk PLTP Lumut Balai Unit 2, tak lepas dari tantangan panjang seperti pendanaan, skema kontrak, perizinan, dan dukungan sosial. Namun, pencapaian unit ini menunjukkan bahwa ketika kolaborasi berjalan lancar dan kesiapan regulasi memadai, pembangunan pembangkit panas bumi dapat terlaksana tepat waktu dan sesuai rencana.
Pengoperasian unit 2 PLTP Lumut Balai tidak sekadar penambahan kapasitas listrik, melainkan momentum strategis bagi PGEO untuk memperkokoh posisinya sebagai pemain utama dalam energi panas bumi nasional. Dengan pijakan kapasitas 727,5 MW dan target 1 GW, PGEO bergerak seiring dengan roadmap EBT pemerintah dan komitmen global untuk transisi energi.
Inisiatif ini mengandung nilai lebih dari sekadar angka: ia memperkuat kedaulatan energi, mendukung kesehatan ekonomi & lingkungan, dan memperlihatkan bahwa energi bersih adalah masa depan Indonesia. Dengan model bisnis yang matang, dukungan pemangku kepentingan, serta pengembangan teknologi berkelanjutan, PGEO siap mengakselerasi peran panas bumi dalam sistem energi bisnis dan nasional.