JAKARTA - Persaingan di arena Ultimate Fighting Championship (UFC) tidak hanya soal sabuk juara, tapi juga soal status. Bagi Islam Makhachev, status sebagai petarung terbaik dunia versi pound-for-pound adalah simbol supremasi mutlak yang kini tengah ia perjuangkan kembali. Petarung asal Dagestan itu terpacu untuk merebut kembali tahtanya yang kini dipegang oleh Ilia Topuria sosok fenomenal yang mencuri perhatian lewat dominasi lintas divisi.
Setelah kehilangan gelar pound-for-pound nomor satu, Makhachev justru menemukan semangat baru. Dalam sebuah video wawancara yang diunggah akun UFC Eurasia, ia mengungkapkan tekadnya untuk menantang Topuria secara langsung. Menurutnya, semua ini bukan sekadar kebetulan, melainkan jalan yang telah dibentuk oleh dinamika UFC sendiri.
“Mereka (UFC) sengaja membangun duel ini. Banyak yang menantikannya. Dan saya yakin… ini pertarungan demi posisi nomor satu,” ujar Makhachev dengan penuh keyakinan.
- Baca Juga Kuliner Soto Betawi Favorit di Malang
Munculnya Penantang Baru: Ilia Topuria
Ilia Topuria menjadi figur yang mengubah peta kekuatan di UFC. Petarung berdarah Georgia dan Spanyol itu mengukir sejarah dengan mencetak kemenangan KO atas Charles Oliveira di UFC 317. Kemenangan tersebut tak hanya membuat Topuria merebut gelar kelas ringan yang sebelumnya lowong, tetapi juga mengukuhkannya sebagai juara dua divisi, usai mendominasi kelas bulu lebih dulu.
Dominasi Topuria yang agresif dan gaya bertarung yang tajam membuatnya naik ke posisi teratas peringkat pound-for-pound UFC. Ia menjadi simbol dari generasi baru yang tak takut naik kelas dan menantang petarung mana pun, termasuk nama-nama besar seperti Makhachev.
Duel antara Topuria dan Makhachev pun mulai dipandang sebagai pertarungan wajib bagi UFC. Ini bukan hanya soal sabuk juara, tetapi juga soal kehormatan dan dominasi lintas divisi.
Skenario Menuju Duel Puncak
Meski pertarungan Makhachev vs Topuria belum diumumkan secara resmi, jalur menuju pertarungan itu kini semakin terbuka. Salah satu skenario awal menyarankan bahwa Makhachev akan bertemu Topuria jika Belal Muhammad berhasil mempertahankan gelar kelas welter. Namun, kekalahan Muhammad dari Jack Della Maddalena membuyarkan rencana itu.
Kini, Makhachev justru mengalihkan perhatian kepada Maddalena, sang juara baru kelas welter. Ia melihat peluang untuk menjadi juara di dua divisi berbeda sebuah prestasi yang juga pernah diraih oleh Topuria.
“Kami sudah mencapai 90 persen kesepakatan. Mungkin pertarungan akan digelar November,” kata Makhachev, menyiratkan bahwa duel melawan Maddalena mungkin hanya tinggal menunggu waktu.
Jika pertarungan tersebut benar terjadi dan Makhachev berhasil menang, maka statusnya sebagai juara dua divisi akan memperkuat posisi tawarnya untuk menantang Topuria. Ini bisa menjadi pembuka jalan menuju duel pamungkas yang mungkin akan digelar pada tahun berikutnya.
Menanti Duel Generasi
Makhachev dikenal sebagai penerus warisan gaya bertarung grappling dominan dari Khabib Nurmagomedov. Gaya itu telah membawanya menjuarai kelas ringan dan menaklukkan berbagai lawan tangguh. Namun, ia kini menghadapi tantangan berbeda: petarung muda dengan teknik striking luar biasa dan keberanian untuk mengambil risiko besar.
Topuria tampil sebagai kebalikan dari Makhachev: cepat, eksplosif, dan mematikan. Ia mewakili gelombang baru petarung yang tidak hanya ingin menang, tetapi juga memberikan pertunjukan spektakuler. Di atas kertas, pertarungan antara keduanya akan menjadi pertemuan dua filosofi pertarungan grappling klasik vs striking modern.
Meskipun tidak secara gamblang menunjukkan permusuhan, tensi antara keduanya semakin terasa. Status sebagai petarung terbaik dunia menjadi taruhan utama, melebihi sabuk atau rekor kemenangan.
UFC dan Momen Madison Square Garden
Jika pertarungan Makhachev vs Maddalena digelar pada bulan November, besar kemungkinan duel itu akan berlangsung di Madison Square Garden, New York lokasi ikonik yang kerap menjadi saksi sejarah pertarungan akbar UFC. Momen ini bisa menjadi pemanasan sempurna sebelum UFC mempertemukan dua raja lintas divisi pada tahun berikutnya.
Penggemar pun kini menaruh harapan besar pada UFC agar duel antara Makhachev dan Topuria segera diwujudkan. Pertarungan ini berpotensi mencetak rekor penonton dan menjadi salah satu laga paling monumental dalam sejarah MMA.
Siapa yang Layak Jadi Nomor Satu?
Meski Topuria kini berada di puncak, Makhachev belum menunjukkan tanda-tanda menyerah. Ia terus menatap ke depan, merancang langkah demi langkah untuk merebut kembali tahtanya. Sebaliknya, Topuria juga tidak tinggal diam ia menegaskan bahwa dominasinya bukan sekadar kebetulan.
Pertarungan ini lebih dari sekadar rivalitas personal. Ini adalah pertarungan dua generasi, dua gaya, dan dua jalan menuju kejayaan. Ketika akhirnya mereka bertemu di oktagon, hanya satu hal yang pasti: sejarah UFC akan berubah untuk selamanya.