JAKARTA - Peningkatan konektivitas antardaerah kini menjadi fokus utama dalam pembangunan infrastruktur nasional. Salah satu langkah nyata dari upaya tersebut terlihat dari keberlanjutan proyek Jalan Tol Solo–Yogyakarta–NYIA Kulonprogo. Proyek ini tidak hanya bertujuan sebagai jalur transportasi cepat, melainkan dirancang sebagai motor penggerak ekonomi, logistik, dan pariwisata kawasan Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang).
Pemerintah dan operator tol terus menunjukkan komitmennya dengan membuka sebagian ruas tol, yakni segmen Klaten–Prambanan yang membentang sepanjang 7,85 km. Meski belum dikenakan tarif sejak mulai difungsikan, jalur ini telah memperlihatkan dampak langsung terhadap efisiensi waktu tempuh serta kenyamanan pengguna jalan.
Sebelum tol ini difungsikan, perjalanan dari Solo ke Yogyakarta memakan waktu sekitar 1,5 jam melalui jalan arteri. Waktu tempuh ini dapat lebih lama jika bertepatan dengan musim liburan atau jam sibuk. Kini, dengan tersambungnya Kartasura hingga Prambanan lewat jalan tol, waktu perjalanan bisa dipangkas menjadi hanya sekitar 30 menit. Perubahan signifikan ini membawa dampak langsung terhadap mobilitas masyarakat serta arus barang dan jasa antardaerah.
- Baca Juga Erick Thohir Bawa Timnas Main di Daerah
Direktur Utama Jasa Marga, Rivan Achmad Purwantono, menilai kehadiran ruas tol Klaten–Prambanan sebagai tonggak penting dalam jaringan transportasi Jawa Tengah dan Yogyakarta. Ia menyebutkan bahwa segmen ini tak sekadar memperluas jaringan tol, tetapi juga menjadi penghubung strategis yang mendorong sektor logistik dan pariwisata.
“Kami melihat langsung bagaimana antusiasme masyarakat ketika jalur ini difungsikan secara fungsional pada saat libur Natal dan Tahun Baru 2024 serta libur Idulfitri 2025 lalu. Sekarang, segmen ini telah resmi beroperasi dan menjadi akses penting menuju kawasan Yogyakarta ataupun Solo,” ujar Rivan.
Menurutnya, tujuan utama dari proyek ini adalah memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan serta mendukung pertumbuhan kawasan Joglosemar. Harapan besarnya adalah, dengan konektivitas yang lebih baik, wilayah ini bisa menjadi poros ekonomi baru di Jawa.
Dalam prosesnya, proyek ini telah melalui serangkaian uji kelayakan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan lembaga terkait. Hasilnya, segmen Klaten–Prambanan telah dinyatakan layak untuk dioperasikan. Ditjen Bina Marga Kementerian PU telah mengeluarkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) pada 17 Juni 2025, yang disusul dengan Surat Keputusan Pengoperasian dari Menteri PU.
Selain memangkas waktu perjalanan, tol ini juga mampu mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di jalan nasional Klaten–Prambanan. Terutama pada musim liburan, lonjakan kendaraan dari Solo maupun Yogyakarta membuat jalan nasional tersebut padat. Selama masa uji coba, tol Klaten–Prambanan terbukti efektif dalam mengalihkan beban lalu lintas ke jalur tol.
Salah satu fitur penting adalah keberadaan Gerbang Tol Prambanan yang memberikan alternatif akses keluar-masuk kendaraan, sehingga tidak lagi terpusat pada Gerbang Tol Klaten. Dengan demikian, distribusi arus kendaraan pun menjadi lebih seimbang.
Dalam mendukung aspek keuangan dan struktur kelembagaan, Jasa Marga juga melakukan penyesuaian dengan menyelesaikan adendum Perjanjian Pemegang Saham antara PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk di PT Jasamarga Jogja Solo (PT JMJ). Melalui pengumuman dalam surat keterbukaan informasi tertanggal 24 Juli 2025, disebutkan bahwa PT JMJ kini telah dapat dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Jasa Marga sesuai standar akuntansi yang berlaku.
Meskipun struktur kepemilikan tidak berubah dan ketentuan perjanjian tetap berjalan sebagaimana mestinya, langkah ini memperkuat sinergi dan stabilitas bisnis. “Konsolidasi PT JMJ bukan hanya mencerminkan sinergi dan keselarasan visi antar pemegang saham, tetapi juga menunjukkan komitmen kami dalam menjaga transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan bisnis jalan tol,” tegas Rivan.
Ia menambahkan, “Ruas Tol Solo–Yogyakarta–NYIA Kulonprogo merupakan proyek strategis nasional yang akan memberikan dampak signifikan terhadap konektivitas wilayah dan pertumbuhan ekonomi kawasan.”
Sebagai bagian dari jaringan Jalan Tol Trans Jawa yang dikelola oleh Jasa Marga Group, kehadiran tol ini mendukung strategi nasional untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, memperlancar distribusi logistik, dan membuka potensi ekonomi wilayah yang sebelumnya terhambat oleh keterbatasan akses.
Tak hanya memberikan manfaat makro, proyek ini juga membawa dampak mikro yang dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar. Keberadaan jalan tol membuka peluang bagi berkembangnya UMKM, industri kreatif, dan sektor pariwisata di sepanjang koridor Solo–Yogyakarta–Kulonprogo.
Hingga akhir Juli 2025, pembangunan segmen Prambanan–Purwomartani menunjukkan progres yang menjanjikan. Progres konstruksi mencapai 78,90% sementara pembebasan lahan telah rampung sebesar 99,50%. Hal ini memperkuat keyakinan bahwa jalur tersebut dapat segera tersambung hingga Gerbang Tol Kalasan pada tahun 2026.
Tersambungnya Solo hingga Bandara Internasional Yogyakarta (NYIA) pun diyakini akan memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan wilayah, memperkuat mobilitas regional, dan menjadi pengungkit bagi pertumbuhan ekonomi baru di Jawa bagian tengah.
Dengan segala keunggulan dan perannya yang strategis, proyek tol Solo–Yogyakarta NYIA tidak hanya menjadi jalan penghubung, melainkan juga simbol kolaborasi pemerintah dan BUMN dalam membangun masa depan infrastruktur yang inklusif dan berdampak luas.