Hutama Karya

Hutama Karya Bangun 25 Masjid di Tol Trans Sumatera

Hutama Karya Bangun 25 Masjid di Tol Trans Sumatera
Hutama Karya Bangun 25 Masjid di Tol Trans Sumatera

JAKARTA - Pembangunan infrastruktur kini tidak lagi semata-mata bertumpu pada konektivitas fisik. PT Hutama Karya (Persero) mengambil pendekatan yang lebih luas dengan mengintegrasikan aspek spiritual ke dalam layanan transportasi. Melalui kehadiran 25 masjid yang tersebar di rest area Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), perusahaan ini menunjukkan bagaimana infrastruktur modern bisa dirancang untuk memenuhi kebutuhan rohani masyarakat di tengah perjalanan jauh.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menegaskan bahwa masjid bukan hanya pelengkap fasilitas rest area. Masjid menjadi bagian penting dari pelayanan menyeluruh yang mengedepankan kemanusiaan. “Masjid di rest area bukan sekadar tempat ibadah, tetapi bagian dari pelayanan prima yang mengintegrasikan nilai spiritual dan kemanusiaan di tengah perjalanan,” ujarnya.

Masjid-masjid yang dinamakan Masjid Al-Hikmah tersebut dibangun dengan kapasitas memadai, yaitu mampu menampung 500 hingga 600 jamaah. Selain itu, fasilitasnya dirancang lengkap untuk menunjang kenyamanan beribadah. Setiap masjid juga dikelola secara profesional, memastikan kebersihan, ketertiban, dan pemeliharaan yang baik secara berkelanjutan.

Pemilihan nama "Al-Hikmah" yang berarti kebijaksanaan, tidak dilakukan secara sembarangan. Menurut Adjib, nama ini mencerminkan tekad perusahaan untuk menciptakan lingkungan yang tidak hanya layak secara fisik, tetapi juga bermartabat secara spiritual. Ini menjadi cerminan komitmen Hutama Karya dalam menerapkan nilai-nilai budaya kerja AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).

Tidak berhenti pada fungsi tempat ibadah, Masjid Al-Hikmah juga berperan sebagai pusat kegiatan sosial. Kegiatan seperti edukasi keislaman, pengajian, dan pembagian santunan kepada anak yatim rutin dilakukan di sini. Hingga saat ini, tercatat lebih dari 700 anak yatim telah menerima bantuan melalui berbagai program sosial yang diinisiasi oleh pengelola masjid dengan dukungan dari jamaah serta donatur internal perusahaan.

Upaya sosial ini sejalan dengan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang menjadi pilar penting dalam aktivitas bisnis Hutama Karya. Perusahaan melihat masjid bukan hanya sebagai simbol religius, tetapi juga sebagai sarana mempererat hubungan sosial antara pengguna jalan tol dan masyarakat sekitar.

Dalam menghadapi era digital, Masjid Al-Hikmah pun tidak tertinggal. Hutama Karya menghadirkan kanal Instagram resmi @alhikmah.hk yang menjadi sarana komunikasi dan penyebaran informasi. Melalui akun tersebut, masyarakat bisa mengikuti berbagai kegiatan masjid, konten dakwah, hingga dokumentasi aktivitas sosial yang dilakukan.

Langkah ini tidak hanya memperkuat transparansi dan keterbukaan informasi, tapi juga menjadi cara efektif untuk menjangkau generasi muda yang akrab dengan media sosial. Dengan demikian, nilai-nilai keagamaan dan sosial bisa terus disebarluaskan secara inklusif dan relevan dengan perkembangan zaman.

“Dengan sinergi spiritual dan profesionalisme ini, kami berharap Tol Trans Sumatera bisa memberi pengalaman perjalanan yang tidak hanya aman dan nyaman, tapi juga bermakna,” kata Adjib.

Tol Trans Sumatera, sebagai salah satu proyek strategis nasional yang menghubungkan berbagai provinsi di Pulau Sumatera, kini tampil dengan wajah baru. Tidak hanya sebagai jalur transportasi darat yang efisien dan cepat, tetapi juga sebagai ruang publik yang memanusiakan penggunanya. Konsep pembangunan yang memadukan fungsionalitas dan nilai-nilai spiritual ini menjadi pembeda dari infrastruktur sejenis.

Menurut Adjib, pengembangan masjid-masjid tersebut mencerminkan visi jangka panjang perusahaan untuk menjadikan tol sebagai bagian integral dari kehidupan masyarakat. Artinya, tol bukan hanya tempat melintas, melainkan juga ruang untuk beristirahat, merenung, dan berbuat baik. Hal ini juga merupakan respon atas kebutuhan masyarakat yang semakin beragam, termasuk dalam hal pelayanan spiritual selama perjalanan.

Hutama Karya percaya bahwa dengan menciptakan fasilitas ibadah yang layak dan nyaman, pengguna jalan akan merasa lebih tenang dan terlayani secara holistik. Apalagi, dalam perjalanan lintas provinsi yang bisa memakan waktu berjam-jam hingga seharian, keberadaan masjid sangat krusial bagi para pengemudi maupun penumpang yang ingin menunaikan kewajiban ibadah secara tepat waktu.

Ke depan, pengembangan masjid dan rest area di JTTS akan terus berlanjut, baik dari segi jumlah maupun kualitas pelayanan. Hutama Karya telah menjadikan integrasi spiritual dalam infrastruktur sebagai standar baru yang harus dijaga dan dikembangkan. Ini juga menjadi bukti bahwa pembangunan nasional tidak hanya mengejar kemajuan material, tetapi juga berlandaskan nilai-nilai luhur.

Dengan hadirnya 25 Masjid Al-Hikmah di rest area JTTS, masyarakat kini memiliki akses yang lebih mudah untuk beribadah dan bersosialisasi selama perjalanan panjang. Fasilitas ini menjadi simbol bagaimana infrastruktur negara bisa menjadi ruang inklusif yang memperkuat kebersamaan, nilai-nilai moral, dan kenyamanan spiritual.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index