BYD

BYD Dolphin: Irit dan Canggih

BYD Dolphin: Irit dan Canggih
BYD Dolphin: Irit dan Canggih

JAKARTA - Mobil listrik mulai semakin populer di Indonesia, dan salah satu pionir yang meramaikan pasar adalah BYD Dolphin. Diluncurkan bersama Atto 3 dan Seal di awal 2024, Dolphin menjadi salah satu pilihan mobil listrik terjangkau yang menarik perhatian banyak konsumen. Saat pertama kali hadir, harga yang ditawarkan mulai Rp 369 juta untuk varian Dynamic Standard Range dan Rp 429 juta untuk Premium Extended Range.

Hadyan Ahmad Farizi, salah satu pemilik Dolphin, membagikan pengalamannya selama menggunakan mobil ini selama satu tahun. Berdomisili di Bogor dan bekerja di Jakarta, Hadyan telah menempuh jarak sejauh 38.000 km dengan Dolphin. Menurutnya, pengalaman kepemilikan mobil listrik ini cukup memuaskan.

“Sudah setahun pas, menurut saya worth it (sepadan) banget. Apalagi baru bayar pajak tahunan cuma Rp 145.000,” ujarnya kepada Kompas.com. Selain itu, Hadyan menyebut biaya pengisian daya mobil listriknya sangat efisien. “Per bulan, maksimal cuma Rp 700.000 untuk mengecas di wall charger rumah. Kebetulan saya dapat sepaket dengan mobilnya, cuma ada biaya pemasangan saja Rp 1 juta. Irit sudah gitu bebas ganjil genap, maintenance murah,” jelas Hadyan.

Dari segi perawatan, Dolphin menunjukkan keunggulan yang signifikan. Dalam setahun pemakaian, Hadyan baru sekali melakukan servis pertama pada odometer 20.000 km, hanya untuk mengganti filter AC, dan biaya servis sepenuhnya ditanggung. Hal ini menunjukkan bahwa mobil listrik memang cenderung lebih ramah biaya perawatan dibanding mobil konvensional.

Hadyan juga menyoroti fitur-fitur canggih yang membuat Dolphin terasa futuristik. Sistem ADAS (Advanced Driver Assistance System) menjadi favoritnya, dengan Adaptive Cruise Control dan Lane Keep Assist memberikan pengalaman berkendara lebih aman dan nyaman. Selain itu, panoramic sunroof membuat pengalaman berkendara lebih menyenangkan, sementara head unit besar layaknya tablet mampu menjalankan aplikasi pihak ketiga seperti YouTube dan Spotify. “Head unitnya gede dan sudah seperti tablet, bisa install aplikasi third party seperti Youtube, Spotify, dan lain-lain,” ujarnya.

Keputusan Hadyan memilih Dolphin juga dipengaruhi oleh nilai ekonomisnya saat peluncuran. Harga yang ditawarkan paling sesuai dengan budget dan fitur yang diterima, menjadikannya value for money dibanding kompetitor lain. Interior Dolphin yang futuristik, khususnya kabin berwarna hitam, menjadi daya tarik tambahan. “Desainnya futuristik menurut saya dan jadi salah satu pertimbangan pas beli,” ungkap Hadyan.

Meski memiliki banyak keunggulan, Hadyan juga menyoroti beberapa kekurangan Dolphin. Salah satu tantangan utama adalah penggunaan untuk perjalanan jarak jauh. Infrastruktur pengisian daya di jalan tol masih terbatas, sehingga pemilik perlu lebih berhati-hati dalam merencanakan perjalanan. “Kadang suka antre kalau lagi banyak mobil listrik mengecas,” ujarnya.

Selain itu, gaya berkendara dengan Dolphin juga menuntut adaptasi terhadap sistem regenerative braking. Namun, seiring waktu, Hadyan mengaku mulai terbiasa dan bahkan menemukan kenyamanan lebih dengan fitur ini, karena membuat penggunaan rem lebih jarang dan hemat energi.

Harga jual kembali mobil listrik menjadi perhatian lain. Hadyan memahami bahwa seiring masuknya banyak mobil listrik baru dengan harga lebih kompetitif, harga Dolphin mengalami penurunan. Meski demikian, dia menilai hal ini positif bagi konsumen karena industri mobil listrik semakin kompetitif dan harga semakin terjangkau. “Bagus buat industri sekarang, yang diuntungkan konsumen kalau mobil listrik makin murah. Walau ya ada penyesalan sedikit karena sekarang banyak yang lebih murah, cuma saat itu lagi butuh mobil dan Dolphin paling value for money,” ujarnya.

Secara keseluruhan, pengalaman satu tahun menggunakan BYD Dolphin menunjukkan bahwa mobil listrik bisa menjadi pilihan cerdas bagi mereka yang mengutamakan efisiensi biaya, teknologi canggih, dan kenyamanan berkendara. Dari pajak murah, biaya isi ulang hemat, hingga fitur futuristik dan aman, Dolphin mampu memenuhi kebutuhan mobilitas modern di perkotaan. Tantangan seperti pengisian daya jarak jauh dan harga jual kembali yang menurun menjadi catatan minor yang dapat diperbaiki seiring berkembangnya infrastruktur dan pasar mobil listrik di Indonesia.

Dengan kombinasi keunggulan dan tantangan ini, Dolphin memberikan gambaran realistis tentang bagaimana pengalaman mobil listrik di Indonesia bisa dirasakan oleh pengguna sehari-hari. Mobil ini bukan hanya alat transportasi, tapi juga simbol kemajuan teknologi yang mulai menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat, sekaligus memberikan pengalaman praktis dalam mengelola biaya dan kenyamanan berkendara.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index