PLTP

PLN Genjot Pembangunan PLTP di Bengkulu, Pasok 220 MW Energi Hijau

PLN Genjot Pembangunan PLTP di Bengkulu, Pasok 220 MW Energi Hijau
PLN Genjot Pembangunan PLTP di Bengkulu, Pasok 220 MW Energi Hijau

JAKARTA -  Upaya Indonesia memperluas pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) kembali mendapat dorongan besar melalui proyek strategis yang tengah disiapkan PT PLN (Persero). Di Provinsi Bengkulu, dua pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) akan segera dibangun dengan kapasitas total mencapai 220 megawatt (MW). Kehadiran proyek ini bukan hanya untuk memperkuat sistem kelistrikan nasional, tetapi juga sebagai wujud nyata komitmen transisi energi menuju masa depan yang lebih hijau.

Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Suroso Isnandar, menegaskan bahwa pengembangan panas bumi masuk dalam prioritas utama Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Pemerintah telah menargetkan kapasitas PLTP nasional mencapai 5,2 gigawatt (GW) dalam periode tersebut. Dengan potensi panas bumi yang sangat besar dan tersebar di banyak wilayah, PLN memandang langkah ini penting untuk memastikan ketersediaan energi bersih jangka panjang.

“Potensi panas bumi Indonesia sangat besar dan tersebar di banyak wilayah. Kami akan mengoptimalkan pengembangan PLTP yang sudah dikaji agar kehadirannya memberi dampak nyata, baik bagi masyarakat di sekitar proyek maupun pelanggan PLN di seluruh Indonesia,” jelas Suroso.

Rincian Proyek PLTP Bengkulu

Proyek pertama yang tengah dipersiapkan adalah PLTP Kepahiang dengan kapasitas 110 MW. Lokasinya berada di Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong. Saat ini, PLN sedang melakukan finalisasi dalam pemilihan mitra strategis untuk memastikan pembangunan berjalan optimal. Nantinya, listrik yang dihasilkan dari PLTP Kepahiang akan disalurkan menuju Gardu Induk (GI) Pekalongan di Kabupaten Kepahiang, sehingga bisa langsung menopang pasokan listrik wilayah tersebut dan sekitarnya.

Selain itu, terdapat proyek PLTP Hululais yang juga berkapasitas 110 MW dan berlokasi di Kabupaten Lebong. Target operasional komersial ditetapkan pada 2028. Energi panas bumi untuk PLTP ini akan bersumber dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Sama halnya dengan PLTP Kepahiang, listrik dari Hululais juga akan dialirkan ke GI Pekalongan.

Dengan beroperasinya kedua proyek ini, Bengkulu berpotensi menjadi salah satu pusat energi hijau di Sumatra, sekaligus memperkuat keandalan sistem kelistrikan nasional.

Strategi Percepatan

PLN menyadari bahwa proyek panas bumi membutuhkan perencanaan yang matang dan kolaborasi dengan banyak pihak. Karena itu, sejumlah strategi disiapkan untuk mempercepat realisasi, salah satunya melalui kesepakatan pembelian uap panas bumi dengan para pengembang.

“Seluruh proses dijalankan secara transparan, akuntabel, dan sesuai regulasi. Tak hanya itu, kami juga menerapkan prinsip fairness of partnership untuk mewujudkan iklim investasi yang sehat dan berkelanjutan,” ujar Suroso.

Kerja sama dengan mitra strategis yang memiliki kompetensi di bidang panas bumi diyakini akan memperkuat kualitas proyek sekaligus memastikan harga listrik tetap terjangkau bagi masyarakat. Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya PLN menjaga keseimbangan antara kebutuhan energi bersih dan kemampuan daya beli pelanggan.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Lebih dari sekadar mendukung transisi energi nasional, pembangunan PLTP Kepahiang dan Hululais juga membawa dampak ekonomi langsung di tingkat daerah. Proyek besar ini akan melibatkan berbagai pelaku usaha lokal, membuka peluang kerja, serta mendorong pergerakan ekonomi masyarakat sekitar.

“Melalui pengembangan PLTP di berbagai daerah, PLN tidak hanya mendukung ketahanan energi nasional dan transisi menuju energi hijau, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui keterlibatan pelaku usaha lokal dan penyerapan tenaga kerja,” kata Suroso.

Dari perspektif pemerintah daerah, hadirnya proyek-proyek seperti ini menjadi salah satu pemicu tumbuhnya ekosistem ekonomi baru. Tidak hanya sektor ketenagalistrikan yang berkembang, tetapi juga jasa konstruksi, transportasi, perhotelan, hingga UMKM yang bisa mendapatkan peluang dari kehadiran ribuan pekerja proyek.

Mendukung Transisi Energi Nasional

PLN menempatkan pengembangan panas bumi sebagai bagian dari strategi besar transisi energi di Indonesia. Sumber energi ini dianggap memiliki keunggulan karena mampu menyediakan listrik bersih secara berkelanjutan, berbeda dengan sumber energi fosil yang cadangannya kian terbatas.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia. Dengan cadangan yang tersebar luas, pengembangan PLTP di Bengkulu hanya menjadi salah satu contoh bagaimana potensi tersebut dapat dioptimalkan. Target nasional sebesar 5,2 GW PLTP pada 2034 mencerminkan keseriusan pemerintah dan PLN dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil sekaligus memenuhi komitmen penurunan emisi karbon.

Harapan ke Depan

Dengan rencana dua proyek baru ini, PLN semakin menunjukkan peran kunci dalam mempercepat transisi energi di Indonesia. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk mitra strategis dan masyarakat, akan menjadi faktor penting dalam memastikan keberhasilan pembangunan PLTP Kepahiang dan Hululais.

Apabila seluruh target tercapai, maka dalam beberapa tahun ke depan, Bengkulu tidak hanya dikenal sebagai daerah penghasil energi hijau, tetapi juga sebagai contoh nyata bagaimana proyek energi berkelanjutan mampu membawa manfaat luas, baik dari sisi kelistrikan, lingkungan, maupun perekonomian lokal.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index