JAKARTA - Sebanyak 260 penambang yang terjebak di bawah tanah selama hampir 24 jam di tambang emas Kloof milik Sibanye Stillwater akhirnya berhasil diselamatkan tanpa ada korban jiwa. Kejadian ini menyoroti tantangan keselamatan dalam industri pertambangan dalam negeri dan meningkatnya permintaan global terhadap mineral kritis dari Afrika.
Kecelakaan Tambang di Kloof: Sistem Angkat Bermasalah
Insiden terjadi pada Kamis pagi, 22 Mei 2025, di tambang Kloof yang terletak sekitar 60 kilometer barat Johannesburg. Kecelakaan disebabkan oleh kerusakan pada sistem angkat bawah tanah (hoist) di salah satu poros tambang terdalam milik Sibanye Stillwater. Akibatnya, 260 penambang yang sedang bekerja terjebak di kedalaman sekitar 3.200 meter tanpa akses ke permukaan selama hampir sehari penuh.
Sibanye Stillwater, perusahaan yang mengoperasikan tambang tersebut, menyatakan bahwa setelah melakukan penilaian risiko, diputuskan bahwa lebih aman bagi penambang untuk tetap berada di stasiun bawah tanah sementara daripada mencoba evakuasi ke permukaan yang berisiko tinggi. Selama masa terjebak, penambang diberikan makanan dan air yang cukup. Tidak ada laporan mengenai korban jiwa atau cedera serius, meskipun ada kekhawatiran terkait dampak kesehatan bagi penambang dengan kondisi medis kronis.
Operasi Penyelamatan Berhasil
Operasi penyelamatan dimulai pada Jumat pagi, 23 Mei 2025, dengan menggunakan sistem angkat cadangan dan prosedur evakuasi darurat. Hingga pukul 13.30 waktu setempat, 79 penambang pertama berhasil dibawa ke permukaan dengan selamat. Proses evakuasi dilanjutkan secara bertahap, dan semua penambang berhasil diselamatkan tanpa ada korban jiwa.
Salah satu penambang yang berhasil diselamatkan mengungkapkan, “Kami merasa sangat lega dan bersyukur. Selama terjebak, kami tetap tenang dan saling mendukung satu sama lain.”
Tantangan Keselamatan dalam Industri Pertambangan
Kejadian ini menyoroti tantangan keselamatan yang dihadapi oleh industri pertambangan, terutama di tambang-tambang dalam yang rentan terhadap kecelakaan. Meskipun teknologi dan prosedur keselamatan telah berkembang, insiden seperti ini menunjukkan bahwa risiko tetap ada. Pihak berwenang dan perusahaan tambang diharapkan untuk terus meningkatkan standar keselamatan dan kesiapan dalam menghadapi situasi darurat.
Seorang ahli keselamatan pertambangan menyatakan, “Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya investasi dalam teknologi keselamatan dan pelatihan bagi pekerja. Setiap detik sangat berharga dalam situasi darurat.”
Afrika: Pusat Permintaan Mineral Global
Insiden di tambang Kloof juga mencerminkan posisi Afrika sebagai pusat produksi mineral kritis yang dibutuhkan dalam transisi energi global. Afrika Selatan, Republik Demokratik Kongo (DRC), dan negara-negara lain di benua ini memiliki cadangan besar kobalt, tembaga, dan lithium yang esensial untuk produksi baterai kendaraan listrik dan teknologi energi bersih lainnya.
DRC, misalnya, memiliki sekitar 60% cadangan kobalt dunia dan merupakan produsen tembaga terbesar di Afrika. Negara ini juga memiliki potensi besar dalam produksi lithium, yang diperkirakan akan meningkat pesat dalam beberapa tahun ke depan.
Seorang analis industri mineral mengatakan, “Afrika memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasokan mineral global. Namun, untuk itu diperlukan investasi dalam infrastruktur dan kebijakan yang mendukung pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.”
Tantangan dan Peluang bagi Afrika
Meskipun memiliki cadangan mineral yang melimpah, Afrika menghadapi tantangan dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alamnya secara optimal. Banyak negara di benua ini masih mengandalkan ekspor bahan mentah tanpa adanya pengolahan lokal yang signifikan. Hal ini menyebabkan nilai tambah dari sumber daya alam tersebut tidak sepenuhnya dinikmati oleh negara-negara penghasil.
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kebijakan yang mendorong investasi dalam sektor hilir, seperti pengolahan mineral dan manufaktur baterai. Beberapa negara, seperti DRC dan Zambia, telah menjalin kemitraan dengan negara-negara lain untuk mengembangkan rantai pasokan baterai kendaraan listrik secara terintegrasi.
Seorang pejabat pemerintah DRC menyatakan, “Kami berkomitmen untuk mengembangkan industri hilir kami dan memastikan bahwa sumber daya alam kami memberikan manfaat maksimal bagi rakyat kami.”
Penyelamatan 260 penambang di tambang emas Kloof merupakan contoh keberhasilan dalam menghadapi situasi darurat. Namun, insiden ini juga mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan kerja dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Afrika memiliki potensi besar dalam sektor pertambangan, tetapi untuk mewujudkan potensi tersebut, diperlukan komitmen bersama dari pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk memastikan bahwa sumber daya alam dikelola dengan bijaksana dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan ekonomi dan sosial.