BANK

Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Jadi 4,7 Persen

Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Jadi 4,7 Persen
Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Jadi 4,7 Persen

JAKARTA - Bank Dunia (World Bank) kembali merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 menjadi 4,7%. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,1% pada edisi Januari 2025. Penurunan proyeksi ini tercantum dalam laporan Global Economic Prospects (GEP) edisi Juni 2025 yang dirilis pada 10 Juni 2025.

Faktor Penyebab Penurunan Proyeksi

Dalam laporan tersebut, Bank Dunia mengidentifikasi beberapa faktor utama yang menyebabkan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia:

Ketidakpastian Kebijakan Perdagangan Global: Ketegangan perdagangan internasional, terutama yang dipicu oleh kebijakan tarif tinggi dari Amerika Serikat, telah menciptakan ketidakpastian di pasar global. Hal ini berdampak negatif terhadap perdagangan internasional dan investasi.

Penurunan Harga Komoditas: Harga komoditas global yang menurun mempengaruhi pendapatan ekspor Indonesia, terutama dari sektor energi dan pertambangan.

Penurunan Produktivitas: Produktivitas total faktor (TFP) Indonesia mengalami penurunan dari 2,3% pada 2011 menjadi 1,2% pada 2024, yang menunjukkan adanya hambatan struktural dalam perekonomian.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025-2027

Bank Dunia memproyeksikan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 4,7% pada 2025, 4,8% pada 2026, dan 5,0% pada 2027. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode 2025-2027 diperkirakan mencapai 4,8%. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,1% pada 2025 dan 2026.

Risiko dan Tantangan Ekonomi Indonesia

Bank Dunia juga menyoroti beberapa risiko dan tantangan yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia:

Ketidakpastian Kebijakan: Perubahan kebijakan perdagangan dan investasi dapat mempengaruhi kepercayaan investor dan aliran modal asing.

Rendahnya Rasio Penerimaan Pajak: Pada 2024, rasio penerimaan pajak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hanya mencapai 12,7%, yang merupakan yang terendah di antara negara-negara berpenghasilan menengah. Hal ini membatasi ruang fiskal untuk pembiayaan pembangunan.

Tantangan Struktural: Hambatan struktural dalam alokasi sumber daya dan rendahnya produktivitas dapat menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Langkah-Langkah yang Diperlukan

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Bank Dunia merekomendasikan beberapa langkah yang perlu diambil oleh pemerintah Indonesia:

Percepatan Reformasi Struktural: Melakukan reformasi di sektor keuangan, perdagangan, dan investasi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perekonomian.

Diversifikasi Ekonomi: Mengurangi ketergantungan pada sektor komoditas dengan mengembangkan sektor-sektor lain seperti manufaktur dan jasa.

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia: Investasi dalam pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan produktivitas.

Peningkatan Infrastruktur: Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung konektivitas dan efisiensi ekonomi.

Reaksi Pemerintah Indonesia

Menanggapi penurunan proyeksi tersebut, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan menyatakan komitmennya untuk tetap fokus pada program-program pembangunan yang telah direncanakan. Pemerintah juga berencana untuk meluncurkan paket stimulus fiskal tambahan guna mendorong konsumsi domestik dan investasi.

Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia mencerminkan tantangan yang dihadapi perekonomian global dan domestik. Namun, dengan langkah-langkah strategis dan reformasi yang tepat, Indonesia memiliki potensi untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan inklusif.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai proyeksi ekonomi Indonesia, Anda dapat mengakses laporan lengkap Bank Dunia di situs resmi mereka.

Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat menghadapi tantangan ini dan melanjutkan perjalanan menuju status negara maju pada 2045.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index