JAKARTA - Kebiasaan langsung berbaring usai makan memang terasa nyaman, apalagi setelah menyantap hidangan lezat dan mengenyangkan. Namun di balik rasa malas yang mendera setelah perut kenyang, tersimpan bahaya serius yang mengintai kesehatan pencernaan kita.
Sebagian orang belum menyadari bahwa posisi tubuh setelah makan memainkan peranan penting dalam mendukung kelancaran proses pencernaan. Dilansir dari laman Sri Ramakrishna Hospital melalui detikHealth, gravitasi memiliki fungsi esensial dalam membantu memindahkan makanan yang baru saja dikonsumsi agar dapat bergerak secara efisien menyusuri saluran cerna. Ketika kita memilih berbaring, gaya gravitasi yang mendukung perjalanan makanan menuju usus akan terganggu, sehingga meningkatkan risiko naiknya asam lambung ke kerongkongan.
“Berbaring setelah makan, hobi ya kita ya. Itu juga menyebabkan GERD,” ujar dr Rizka Novita Indriani, Spesialis Penyakit Dalam. Ia menekankan bahwa kebiasaan ini termasuk salah satu faktor risiko utama refluks gastroesofageal atau GERD, selain faktor lain seperti merokok, kehamilan, usia, dan stres.
GERD: Ancaman Nyata dari Kebiasaan Sepele
GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah kondisi saat asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi panas di dada (heartburn) hingga rasa nyeri di ulu hati. Gangguan ini bukan hanya menimbulkan ketidaknyamanan, namun juga berpotensi merusak lapisan kerongkongan jika terjadi secara berulang. Tanpa penanganan, komplikasi serius seperti esofagitis (peradangan kerongkongan) hingga risiko perubahan sel prakanker (Barrett’s esophagus) bisa terjadi.
Mengutip Very Well Health, kecepatan makanan dan minuman melewati saluran cerna berbeda-beda tergantung bentuk dan jenisnya. Cairan bening seperti air atau jus dapat melewati lambung dengan cepat, sedangkan makanan padat, apalagi yang mengandung lemak tinggi, akan bertahan lebih lama di lambung.
“Semakin lama (jeda waktu) untuk berbaring atau tidur setelah makan, semakin baik,” jelas Jesse Houghton, MD, dokter bersertifikat di bidang penyakit dalam dan gastroenterologi sekaligus Direktur Medis Senior Gastroenterologi di Southern Ohio Medical Center. Ia merekomendasikan agar seseorang menunggu setidaknya 2-3 jam sebelum memutuskan untuk berbaring atau tidur.
Mengapa Langsung Berbaring Bisa Sebabkan Refluks?
Saat kita duduk atau berdiri setelah makan, gaya gravitasi membantu makanan turun secara alami ke usus. Namun ketika kita berbaring, posisi horizontal menyebabkan sfingter esofagus bagian bawah (katup yang memisahkan lambung dan kerongkongan) lebih mudah terbuka atau melemah, sehingga asam lambung lebih cepat naik ke atas. Ini yang memicu rasa tidak nyaman di dada, rasa pahit di mulut, hingga batuk atau sesak napas di malam hari pada sebagian orang.
“Jika terus diabaikan, asam lambung yang berulang kali naik bisa merusak lapisan kerongkongan,” papar dr Rizka. Kondisi inilah yang kemudian memicu komplikasi serius dan membutuhkan penanganan medis lebih lanjut.
Waktu yang Tepat Sebelum Berbaring
Untuk menjaga kesehatan pencernaan, menunggu minimal 2-3 jam setelah makan sangat disarankan. Jeda waktu ini memungkinkan perut memiliki waktu cukup untuk memproses dan memindahkan makanan ke usus halus, mengurangi risiko refluks asam. Ini terutama penting setelah makan malam atau saat sahur, karena waktu tidur yang berdekatan dengan jadwal makan sering kali membuat orang lengah.
Selain mengatur waktu, sebaiknya pilih posisi duduk santai setelah makan, bukan langsung merebahkan diri. Kamu bisa berjalan santai di sekitar rumah untuk membantu mempercepat kerja sistem pencernaan. Cara ini juga baik untuk metabolisme tubuh secara keseluruhan.
Makanan dan Minuman yang Perlu Diwaspadai
Beberapa jenis makanan dan minuman tertentu memiliki kecenderungan lebih besar memicu refluks asam jika dikonsumsi dalam porsi besar lalu dilanjutkan dengan berbaring. Makanan berlemak, gorengan, cokelat, kopi, dan minuman bersoda diketahui dapat meningkatkan produksi asam lambung. Selain itu, konsumsi alkohol juga memperlemah sfingter esofagus bagian bawah, sehingga risiko GERD makin tinggi.
Hindari juga makan dalam porsi besar sekaligus. Sebaiknya konsumsi makanan dalam porsi kecil tetapi lebih sering untuk membantu lambung mencerna makanan secara bertahap, terutama bagi mereka yang sudah memiliki riwayat masalah asam lambung.
Tips Tambahan untuk Mencegah GERD
Selain menunggu jeda waktu setelah makan, beberapa tips lain yang bisa diterapkan untuk mengurangi risiko refluks asam antara lain:
Gunakan bantal yang agak tinggi ketika tidur agar posisi kepala lebih tinggi dari perut, membantu mencegah asam lambung naik.
Hindari kebiasaan langsung merokok setelah makan, karena nikotin juga melemahkan sfingter esofagus.
Kendalikan berat badan, karena kelebihan berat badan menambah tekanan pada lambung, meningkatkan risiko refluks.
Konsultasi ke dokter jika mengalami gejala heartburn lebih dari dua kali seminggu.
Meski terlihat sepele, kebiasaan langsung berbaring setelah makan ternyata menyimpan risiko kesehatan yang serius. Dengan memahami pentingnya jeda waktu sebelum berbaring, kita bisa menjaga kesehatan pencernaan dan menghindari berbagai komplikasi akibat GERD. Jadi, yuk mulai terapkan kebiasaan baik setelah makan demi kesehatan jangka panjang!