JAKARTA - Pasar modal syariah di Indonesia menunjukkan geliat yang semakin menjanjikan. Meski belum menjadi arus utama bagi sebagian investor, tren partisipasi masyarakat terhadap saham berbasis prinsip syariah terus meningkat. Salah satu indikator yang menegaskan hal itu adalah capaian nilai transaksi yang menembus angka Rp 3,3 triliun hanya dalam setengah tahun berjalan, mencerminkan antusiasme investor syariah yang mulai terakselerasi.
Data dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa jumlah investor syariah mencapai 185.766 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 16.369 di antaranya tercatat sebagai investor saham syariah aktif. Artinya, sekitar 12,8 persen dari total investor syariah telah terlibat dalam aktivitas perdagangan secara aktif.
Aktivitas perdagangan yang dilakukan investor syariah juga cukup tinggi, tercermin dari volume transaksi sebesar 7,3 miliar saham dan frekuensi transaksi yang menyentuh angka 972.000 kali dalam kurun waktu enam bulan. Angka ini bahkan melampaui total transaksi investor syariah selama satu tahun penuh pada 2020.
Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI, Irwan Abdalloh, menjelaskan bahwa pencapaian tersebut berasal langsung dari partisipasi investor yang aktif melakukan transaksi. “Jumlah nilai transaksi Rp 3,3 triliun ini berasal dari mana? Investor yang aktif transaksi, berasal dari 16.369 yang aktif itu,” kata Irwan dalam sebuah acara edukasi pasar modal.
Peningkatan ini bukan hanya mencerminkan peningkatan kuantitatif dari segi nilai dan volume transaksi, tetapi juga memberi sinyal akan meningkatnya minat terhadap instrumen pasar modal yang sesuai dengan prinsip syariah. Menurut Irwan, tren ini memperkuat optimisme BEI bahwa pasar modal syariah akan mengalami pertumbuhan signifikan, baik dari sisi jumlah investor maupun dari jumlah saham syariah yang diperdagangkan.
Pertumbuhan investor syariah ini tidak terjadi dalam ruang hampa. Secara struktur, saham syariah memang telah menguasai sebagian besar pasar modal Indonesia. Dari total 956 emiten yang tercatat di BEI, sebanyak 657 di antaranya dikategorikan sebagai saham syariah. Dengan kata lain, sekitar 69 persen saham yang tersedia di BEI saat ini berstatus syariah.
“Kalau ada seorang investor saham di pasar modal Indonesia membeli saham tanpa dia tahu sahamnya syariah atau tidak, maka peluang untuk membeli saham syariah itu ada di 69 persen,” ujar Irwan menjelaskan probabilitas alami investor membeli saham syariah tanpa sengaja.
Dominasi saham syariah di pasar modal tak hanya terbatas pada jumlah emiten. Saham syariah juga memiliki pengaruh signifikan terhadap kapitalisasi pasar dan kinerja perdagangan harian. Dari total kapitalisasi pasar sebesar Rp 13.172 triliun, sebanyak 62 persen atau sekitar Rp 8.158 triliun berasal dari saham-saham yang tergolong syariah.
Sementara dari sisi aktivitas harian, saham syariah turut mendominasi dengan kontribusi sebesar 60 persen terhadap volume rata-rata harian, 57 persen terhadap nilai rata-rata harian, dan 74 persen terhadap frekuensi rata-rata transaksi harian di BEI. Angka-angka ini memperlihatkan bagaimana peran saham syariah bukan hanya sebagai alternatif investasi, tetapi sudah menjadi bagian utama dari aktivitas perdagangan pasar modal Indonesia.
Untuk memberi perspektif lebih jauh, total nilai investasi syariah sepanjang tahun 2024 lalu tercatat mencapai Rp 5,5 triliun. Jika dibandingkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 3,3 triliun yang dicapai hanya dalam setengah tahun pertama 2025, tren pertumbuhan investor dan nilai transaksi terlihat makin solid. Ini menjadi sinyal kuat bahwa instrumen syariah tidak lagi hanya diminati oleh ceruk pasar tertentu, tetapi mulai masuk ke radar investor yang lebih luas.
Di tengah pertumbuhan ini, BEI pun terus berupaya melakukan edukasi dan sosialisasi guna meningkatkan literasi serta inklusi pasar modal syariah. Inisiatif ini diharapkan dapat menjaring lebih banyak investor ritel, khususnya generasi muda yang mencari instrumen investasi yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga sejalan dengan nilai dan prinsip agama.
Fenomena ini juga memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan potensi pasar keuangan syariah terbesar di dunia. Dengan populasi Muslim yang dominan dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan keuangan berprinsip syariah, pasar modal syariah Indonesia memiliki peluang besar untuk terus tumbuh dalam jangka panjang.
Selain itu, keberadaan saham-saham syariah yang tersebar luas di berbagai sektor industri juga memberikan keleluasaan bagi investor untuk melakukan diversifikasi. Tak hanya terbatas pada sektor tertentu, saham syariah kini mencakup berbagai bidang seperti perbankan, infrastruktur, manufaktur, teknologi, hingga ritel.
Dengan semua pencapaian tersebut, pasar modal syariah menunjukkan peran strategisnya dalam mendukung pengembangan ekonomi nasional berbasis prinsip etis. Pertumbuhan jumlah investor aktif, nilai transaksi yang menanjak, dan dominasi saham syariah di pasar menjadi bukti nyata bahwa instrumen investasi berbasis syariah telah menemukan momentumnya di tengah ekosistem keuangan yang semakin inklusif.