VOLI

Timnas Voli Putri Juara Moji Cup 2025

Timnas Voli Putri Juara Moji Cup 2025
Timnas Voli Putri Juara Moji Cup 2025

JAKARTA - Dominasi pengalaman dan kematangan permainan menjadi kunci keberhasilan tim nasional bola voli putri senior Indonesia saat menghadapi tim U-21 dalam partai final Moji Volley Cup 2025. Di laga yang mempertemukan dua level kekuatan dalam satu kubu merah putih, tim senior menunjukkan kelasnya dengan meraih kemenangan meyakinkan 3-0 atas para juniornya.

Turnamen yang digelar di Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Bogor, ini menyajikan drama menarik antara skuad senior dan junior. Walau sempat tumbang dari timnas U-21 di laga sebelumnya, tim senior membuktikan bahwa mereka belajar dari kekalahan dan kembali dengan pendekatan berbeda.

Pertemuan dua generasi ini memperlihatkan bagaimana persaingan sehat dalam internal tim nasional mampu menciptakan kualitas permainan yang lebih tinggi. Timnas senior berhasil menuntaskan laga final dengan skor telak 25-20, 25-20, dan 25-15.

Kemenangan ini bukan hanya menjadi penebusan atas kekalahan 1-3 sehari sebelumnya, namun juga bukti soliditas dan konsistensi dari skuad senior. Meski tanpa kehadiran bintang utama Megawati Hangesti, para pemain seperti Medi Yoku dan rekan-rekannya tampil dominan dari awal hingga akhir pertandingan.

Menurut pelatih timnas senior, Octavian, perubahan strategi menjadi kunci kemenangan dalam laga puncak. Ia mengungkapkan bahwa kekalahan sebelumnya memang dimanfaatkan sebagai ajang uji coba, terutama dengan menurunkan Megawati yang sedang dalam pemulihan cedera.

“Saya harus mencoba menurunkan Megawati Hangesti dalam laga sebelumnya agar dia bisa merasakan tampil sebelum tampil di SEA V League nanti,” ujar Octavian seusai pertandingan. Namun, di laga final, Megawati tidak dimainkan dan bahkan tidak terlihat di bangku cadangan. “Megawati sedang suntik untuk cedera lututnya,” jelasnya.

Meski tanpa pemain kunci, tim senior tetap menunjukkan performa terbaik. Mereka tampil rapi, tajam dalam serangan, dan stabil di semua lini. Ketidakhadiran Megawati justru membuka kesempatan bagi pemain lain untuk unjuk gigi dan membuktikan kapasitasnya di level tertinggi.

Sementara itu, timnas U-21 yang sempat tampil memukau pada laga sebelumnya, gagal mengulangi performa apik mereka. Menurut asisten pelatih Pedro Lilipaly, penampilan anak asuhnya kali ini tidak stabil ketika mendapat tekanan dari tim lawan.

“Ya, begitu anak-anak, tampil tidak stabil ketika mendapat tekanan dari lawannya,” ujar Pedro. Ketidakkonsistenan dalam menghadapi tekanan menjadi faktor utama kekalahan tim muda ini, meski mereka memiliki potensi besar.

Performa inkonsisten tim U-21 sebenarnya bisa dimaklumi mengingat sebagian besar pemain masih dalam tahap pembentukan mental dan pengalaman bertanding di level atas. Kekalahan ini bisa menjadi bahan evaluasi menjelang Kejuaraan Dunia U-21 di Surabaya mendatang, yang menjadi target utama tim junior.

Turnamen Moji Cup 2025 sendiri diikuti oleh empat tim: Timnas Senior, Timnas U-21, Rajawali O2C Ciparay, dan Mabes TNI. Dalam perebutan tempat ketiga, O2C Ciparay mengalahkan Mabes TNI dengan skor 3-1 (25-19, 25-20, 24-26, 25-15). Pertandingan ini juga memperlihatkan bahwa persaingan di level klub tetap kompetitif dan menjadi fondasi pembinaan atlet nasional.

Ajang ini bukan sekadar turnamen biasa. Moji Cup menjadi panggung untuk menguji kesiapan tim-tim nasional dalam menghadapi kompetisi internasional, serta menunjukkan kedalaman skuad yang dimiliki Indonesia di sektor voli putri.

Keberhasilan timnas senior menjuarai Moji Cup membawa angin segar menjelang SEA V League, ajang besar yang menjadi target utama tim. Dengan modal kemenangan dan evaluasi strategi yang matang, para pemain diharapkan mampu menjaga momentum.

Sementara itu, timnas U-21 punya PR besar untuk meningkatkan stabilitas permainan. Kekalahan ini bisa dijadikan pelajaran penting dalam membentuk karakter tim, terutama ketika tekanan tinggi datang dari lawan yang lebih berpengalaman.

Selain aspek teknis, turnamen ini juga memperlihatkan betapa pentingnya regenerasi dan kompetisi internal yang sehat. Dengan mempertemukan dua generasi timnas, pelatih memiliki gambaran lebih jelas soal pemain mana yang siap diandalkan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Meski hasil akhir menjadi milik tim senior, Moji Cup telah memberikan panggung yang adil bagi semua peserta. Kedua timnas kini memiliki bekal berharga untuk turnamen selanjutnya, dan tentunya publik voli Indonesia berharap performa apik dari keduanya akan terus berlanjut.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index