Panas Bumi

Arah Baru Bisnis PGE: Kinerja Positif Dorong Target 1 GW Panas Bumi

Arah Baru Bisnis PGE: Kinerja Positif Dorong Target 1 GW Panas Bumi
Arah Baru Bisnis PGE: Kinerja Positif Dorong Target 1 GW Panas Bumi

JAKARTA - Di tengah meningkatnya sorotan publik terhadap pentingnya transisi menuju energi bersih, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menunjukkan bahwa transformasi sektor energi tidak hanya perlu didorong oleh komitmen lingkungan, tetapi juga perlu didukung oleh pencapaian bisnis yang kuat. Kinerja kuartal II PGE yang positif menandai keberhasilan perusahaan dalam menjaga fundamental keuangan sekaligus meletakkan fondasi kokoh menuju target kapasitas 1 gigawatt (GW) dari energi panas bumi.

Perusahaan mencatat laba sebesar US$68,93 juta, angka yang tidak hanya mencerminkan efisiensi bisnis tetapi juga mempertegas posisi PGE sebagai pemain utama dalam peta energi terbarukan nasional. Di tengah berbagai tantangan eksternal seperti kondisi geopolitik global dan tekanan biaya operasional, pencapaian ini menunjukkan ketahanan dan arah strategi perusahaan yang matang.

Kinerja tersebut mempertegas misi PGE dalam mendukung transisi energi nasional ke arah sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya panas bumi Indonesia, PGE tidak hanya menciptakan nilai ekonomi tetapi juga berkontribusi langsung pada ketahanan energi nasional yang rendah emisi karbon.

Dari sisi laporan keuangan, beberapa indikator utama menunjukkan pertumbuhan yang solid. Pendapatan mencapai US$204,85 juta, naik 0,53% dibandingkan tahun sebelumnya. Total aset tumbuh menjadi US$3,05 miliar atau naik 1,62%, sedangkan kas dan setara kas mencatatkan lonjakan signifikan hingga 8,69% menjadi US$712,34 juta. Angka-angka ini mencerminkan keberhasilan manajemen dalam menjaga likuiditas sekaligus mengelola ekspansi strategis.

Direktur Keuangan PGE, Yurizki Rio, menyatakan bahwa pencapaian ini mencerminkan fundamental keuangan perusahaan yang semakin sehat. "Kinerja PGE berada pada jalur yang sehat. Ini menandakan fundamental keuangan Perseroan yang kuat, didorong oleh produksi yang melebihi proyeksi awal," ujarnya dalam keterangan resmi.

Realisasi produksi energi pada kuartal ini disebut melampaui target awal yang telah ditetapkan perusahaan. Hal ini juga tercermin dalam margin EBITDA yang tetap terjaga di atas 80%. Margin yang tinggi ini menjadi bukti bahwa efisiensi operasional tetap menjadi prioritas utama, bahkan ketika perusahaan tengah gencar menjalankan proyek-proyek besar.

Langkah konkret PGE dalam mengembangkan kapasitas mandiri 1 GW terus menunjukkan progres yang menjanjikan. Beberapa proyek strategis kini menjadi tulang punggung pencapaian target tersebut. Salah satunya adalah pengembangan Hululais Unit 1 & 2 dengan kapasitas 110 MW, yang menjadi bagian penting dari rencana ekspansi perusahaan.

Di samping itu, proyek co-generation berkapasitas 230 MW juga tengah digarap, memperkuat diversifikasi portofolio PGE dalam pemanfaatan panas bumi secara maksimal. Eksplorasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Tiga yang telah diresmikan secara nasional juga menambah daftar proyek prioritas perusahaan. Selain menjadi lumbung energi baru, kawasan tersebut juga diharapkan memberi dampak positif bagi pengembangan wilayah setempat.

Operasional Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 yang mulai berjalan dengan kapasitas tambahan sebesar 55 MW menjadi tonggak penting lainnya. Pembangkit ini memperkuat kontribusi PGE terhadap pasokan listrik nasional yang ramah lingkungan.

Di balik kinerja finansial dan keberhasilan operasional tersebut, PGE tetap menegaskan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan. Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menekankan bahwa setiap langkah perusahaan selalu diiringi dengan perhatian terhadap kebermanfaatan sosial dan lingkungan.

“Energi panas bumi harus memberi manfaat bagi semua. Kami tetap menjaga profitabilitas sekaligus mendorong ekonomi sirkular dan meningkatkan kesejahteraan komunitas sekitar,” kata Julfi Hadi. Visi ini mencerminkan pendekatan holistic PGE yang tidak hanya fokus pada profit, tetapi juga pada dampak jangka panjang terhadap masyarakat dan lingkungan.

Seiring meningkatnya perhatian global terhadap perubahan iklim, kontribusi dari sektor panas bumi menjadi semakin relevan. Indonesia sebagai negara dengan potensi panas bumi terbesar kedua di dunia, memegang peranan strategis dalam peta transisi energi global. Dalam konteks ini, kiprah PGE menjadi elemen penting dalam mengakselerasi pemanfaatan sumber daya panas bumi secara optimal.

Kinerja positif PGE dalam kuartal ini juga dapat dibaca sebagai indikator kesiapan perusahaan dalam memainkan peran yang lebih besar, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga dalam kerangka kerja sama internasional di bidang energi hijau. Dengan pencapaian finansial yang stabil, proyek strategis yang progresif, dan komitmen terhadap dampak sosial, PGE menunjukkan bahwa keberhasilan bisnis dan keberlanjutan lingkungan dapat berjalan beriringan.

Transformasi energi bukanlah sekadar slogan, dan PGE membuktikan hal tersebut melalui langkah konkret yang terukur. Ke depan, dengan target kapasitas mandiri 1 GW yang semakin dekat, PGE menempatkan dirinya sebagai katalis utama menuju masa depan energi Indonesia yang lebih hijau, efisien, dan inklusif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index