Seventeen

SEVENTEEN Fear: Cinta Toksik dalam Musik

SEVENTEEN Fear: Cinta Toksik dalam Musik
SEVENTEEN Fear: Cinta Toksik dalam Musik

JAKARTA - SEVENTEEN, boygrup berbakat yang berada di bawah naungan PLEDIS Entertainment, dikenal tidak hanya sebagai penghibur, tetapi juga sebagai grup self-producing yang aktif menciptakan musik mereka sendiri. Anggotanya, S.Coups, Jeonghan, Joshua, Jun, Wonwoo, Hoshi, Woozi, DK, The 8, Mingyu, Seungkwan, Vernon, dan Dino, berhasil menghadirkan karya-karya yang tidak hanya catchy namun juga sarat makna. Salah satu lagu yang menonjol dalam katalog mereka adalah Fear, sebuah track yang menggabungkan genre R&B dan Electro Pop dengan konsep gelap yang merefleksikan pergulatan emosi dalam hubungan asmara.

Dirilis pada 2019 sebagai bagian dari album An Ode, lagu Fear memotret sisi kompleks dari pengalaman remaja menghadapi cinta yang toksik. Liriknya tidak hanya menceritakan ketakutan, tetapi juga konflik batin antara hati dan logika saat seseorang menyadari hubungan yang dijalani bisa menyakiti dirinya maupun pasangannya. Misalnya, bait pertama lagu ini menuliskan:

"You must erase your memories of me, I’m poison // I know I can’t take it no more // Even though I couldn’t get past this, love me as I am // The way I love, the way I love"

Dalam penggalan ini, frasa “I’m poison” tidak sekadar berarti “aku beracun”, tetapi menekankan kesadaran diri sang tokoh yang menyadari perilakunya dapat menyakiti pasangan, sehingga meminta sang kekasih untuk menghapus semua ingatan tentang dirinya. Ini mencerminkan kepedulian yang terselip di balik ego, sebuah paradoks yang membuat lagu ini terasa realistis dan emosional.

Bait berikutnya melanjutkan tema hubungan toksik dengan penggambaran yang lebih eksplisit:

"I know nothing is forever // But I still can’t let go, yeah // (Tell me what you want) // Turns out the love I wanted to give you // Is hurting me more // I’m dangerous, so relentless // The cold truth is worth more than my heart // Got to get away"

Di sini, pendengar diajak memahami bagaimana perasaan cinta yang kuat bisa bertentangan dengan logika. Meski menyadari bahwa hubungan tersebut tidak sehat (I know nothing is forever), sang tokoh tetap sulit melepaskan (but I still can’t let go). Konflik batin ini menekankan dilema universal dalam menghadapi hubungan beracun: perasaan tetap melekat meski kesadaran mengatakan untuk pergi.

Tidak berhenti di situ, bait lain dari lagu ini juga menunjukkan ketakutan dan kebohongan kecil yang dilakukan demi menjaga hubungan sementara waktu:

"I’m too afraid to break it off, so I lie again // Even my memories are becoming tainted // Please baby, you have to get away from me"

Dari lirik tersebut, jelas bahwa hubungan toksik bukan hanya menimbulkan luka emosional, tetapi juga memengaruhi cara seseorang menilai dirinya sendiri. Musik SEVENTEEN di sini berperan sebagai medium refleksi, mengingatkan pendengar akan pentingnya mengakhiri hubungan yang berpotensi merugikan kedua belah pihak.

Fear menjadi contoh bagaimana SEVENTEEN berhasil mengekspresikan emosi kompleks melalui musik. Lagu ini tidak hanya menyajikan beat dan melodi yang menarik, tetapi juga pesan yang relevan: kadang mencintai berarti melepaskan, terutama ketika hubungan itu dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Lirik-lirik seperti “You must erase your memories of me, I’m poison” atau “the way I love” menekankan dualitas antara keinginan untuk dicintai dan tanggung jawab untuk melindungi pasangan dari luka.

Selain makna yang dalam, Fear juga menampilkan kualitas musikal SEVENTEEN yang menonjolkan kemampuan mereka dalam memadukan R&B dan Electro Pop. Aransemen musiknya yang gelap dan penuh emosi mendukung tema lirik, membuat pengalaman mendengarkan menjadi lebih intens. Hal ini menjadikan Fear bukan sekadar lagu hiburan, tetapi juga karya yang mengajak pendengar untuk introspeksi terhadap hubungan mereka sendiri.

Bagi penggemar K-Pop maupun mereka yang sedang menghadapi hubungan sulit, Fear bisa menjadi teman musikal yang menguatkan. Lagu ini mengajarkan bahwa menyadari sifat toksik dalam hubungan dan mengambil keputusan untuk mengakhirinya adalah langkah berani yang penting untuk kesehatan emosional. Pesan ini sangat relevan di tengah budaya remaja dan dewasa muda yang kerap mengalami tekanan sosial dalam cinta dan pertemanan.

Dengan demikian, Fear bukan hanya bukti kreativitas SEVENTEEN sebagai grup self-producing, tetapi juga contoh bagaimana musik dapat menjadi cermin psikologis dan sosial bagi pendengarnya. Lagu ini menunjukkan bahwa di balik melodi dan ritme yang catchy, ada cerita yang mendalam, refleksi emosional, dan pembelajaran hidup yang dapat diambil oleh setiap orang yang mendengarkannya.

SEVENTEEN melalui Fear berhasil menggabungkan hiburan dan pesan moral, menegaskan posisi mereka sebagai artis yang tidak hanya memproduksi musik, tetapi juga menyampaikan pengalaman dan emosi manusia secara autentik. Lagu ini mengingatkan bahwa, meskipun cinta bisa menyakitkan, keberanian untuk melepaskan adalah bentuk cinta sejati  baik kepada diri sendiri maupun kepada pasangan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index