JAKARTA - Pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu tolok ukur vital bagi penguatan ekonomi nasional. Dalam upaya memperluas akses pembiayaan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatat capaian signifikan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hingga kuartal II 2025, BNI telah menyalurkan KUR senilai Rp195,6 triliun, meningkat 5,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan Signifikan Debitur KUR
Direktur Utama BNI, Putrama Wahju Setyawan, menekankan bahwa pertumbuhan ini bukan sekadar angka. Jumlah debitur KUR juga meningkat, dari 1,68 juta pada Juni 2024 menjadi 1,73 juta orang pada Juni 2025, atau tumbuh 3,2% secara tahunan. “Angka ini menunjukkan bahwa BNI mampu menjangkau lebih banyak pelaku UMKM dengan cara yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI.
BNI menekankan bahwa fokus pembiayaan bukan hanya pada jumlah, tetapi juga kualitas. Salah satu indikator keberhasilan terlihat dari debitur yang berhasil naik kelas, baik dari segi skala usaha maupun kemampuan finansial.
Distribusi KUR Berdasarkan Sektor Ekonomi
BNI menyalurkan KUR ke berbagai sektor strategis yang menjadi pilar ekonomi nasional:
Perdagangan: Rp96,2 triliun
Pertanian: Rp40,8 triliun
Jasa: Rp27,5 triliun
Industri Pengolahan: Rp12,4 triliun
Perikanan: Rp2,5 triliun
“Penyebaran pembiayaan ini mencerminkan strategi kami untuk mendukung sektor-sektor yang berperan besar dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas ekonomi,” kata Wahju.
Debitur Naik Kelas: Indikator Keberhasilan Program
Salah satu keberhasilan KUR BNI terlihat dari jumlah debitur yang berhasil naik kelas. Hingga kuartal II 2025, tercatat 37.304 debitur berhasil memperbesar skala usahanya melalui akumulasi pembiayaan Rp16,2 triliun. Rinciannya:
Dari super mikro ke mikro: 5.969 debitur
Dari mikro ke kecil: 8.429 debitur
Dari KUR ke debitur komersial: 22.906 debitur
“Fokus kami tidak hanya menyalurkan dana, tetapi juga mendorong UMKM untuk berkembang dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas,” jelas Wahju. Kenaikan kelas ini diharapkan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan daya saing UMKM secara nasional.
Dukungan BNI bagi UMKM
BNI tidak hanya menyalurkan pembiayaan, tetapi juga memberikan pendampingan untuk membantu debitur memanfaatkan KUR secara optimal. Layanan ini mencakup konsultasi bisnis, pelatihan manajemen keuangan, hingga pemanfaatan teknologi digital untuk memperluas pasar.
Pendekatan ini selaras dengan misi BNI untuk menghadirkan pembiayaan yang inklusif. Program KUR dirancang untuk menjangkau pelaku usaha dari berbagai kalangan, termasuk mereka yang baru memulai usaha atau berada di wilayah terpencil.
Dampak Positif terhadap Perekonomian
Program KUR BNI terbukti memberikan efek berganda pada perekonomian. Dengan meningkatnya jumlah debitur yang naik kelas, terjadi pertumbuhan ekonomi mikro yang merata, peningkatan kapasitas produksi, serta perluasan jaringan distribusi barang dan jasa.
Selain itu, sektor perdagangan dan pertanian yang mendapatkan porsi terbesar KUR mampu meningkatkan produktivitas sekaligus menyerap tenaga kerja baru. Hal ini menciptakan efek domino yang memperkuat ekonomi nasional secara keseluruhan.
Tantangan dan Strategi ke Depan
Meski pencapaian positif, tantangan tetap ada. Pertumbuhan UMKM tidak hanya memerlukan akses modal, tetapi juga inovasi, manajemen usaha yang baik, dan adaptasi terhadap perubahan pasar. BNI menyadari hal ini dan terus meningkatkan program pendampingan, termasuk penggunaan teknologi digital untuk mempermudah akses pembiayaan dan memperluas pasar bagi UMKM.
Strategi ke depan mencakup kolaborasi dengan pemerintah daerah, lembaga pelatihan, dan pengembang teknologi finansial untuk mendukung ekosistem UMKM yang berkelanjutan. Pendekatan ini diharapkan mendorong lebih banyak pelaku UMKM naik kelas, memperkuat ketahanan usaha, dan meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap PDB nasional.
Penyaluran KUR BNI yang mencapai Rp195,6 triliun hingga kuartal II 2025 tidak sekadar menambah angka pembiayaan, tetapi juga memperkuat kapasitas UMKM melalui peningkatan jumlah debitur dan debitur naik kelas. Strategi ini menegaskan komitmen BNI dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, sekaligus membuktikan peran penting bank dalam memfasilitasi pengembangan sektor UMKM sebagai pilar utama perekonomian Indonesia.