JAKARTA - Nilai tukar rupiah kembali menunjukkan tekanan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring perdagangan akhir pekan ini. Rupiah dibuka pada level Rp16.345,5 per dolar AS, melemah 0,35% atau setara 57,5 poin dibanding penutupan sebelumnya. Pelemahan ini terjadi di tengah kenaikan indeks dolar AS sebesar 0,06% ke posisi 98,67, menandakan dolar global menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia.
Tidak hanya rupiah, tren pelemahan juga tercatat pada mata uang Asia lainnya. Yen Jepang melemah 0,07%, dolar Singapura turun 0,03%, dan dolar Taiwan terdepresiasi 0,47%. Peso Filipina melemah 0,08%, yuan China melemah 0,05%, rupee India turun 0,22%, baht Thailand melemah 0,10%, dan ringgit Malaysia turun 0,13%. Pelemahan regional ini dipicu oleh sentimen negatif pasar yang berimbas pada aset-aset Asia, termasuk rupiah.
Salah satu faktor yang menekan pasar adalah data ekonomi China. Laporan penjualan ritel per Juli 2025 menunjukkan pertumbuhan hanya 3,7% sepanjang tahun, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 5,9%. Kondisi ini mendorong investor untuk mengurangi eksposur pada mata uang Asia dan mengalihkan portofolionya ke dolar AS.
Di sisi domestik, sentimen rupiah juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter Bank Indonesia. Pekan lalu, bank sentral mengejutkan pasar dengan pemangkasan suku bunga acuan 7-day reverse repo sebesar 25 basis poin. Meski langkah ini biasanya mendorong likuiditas dan mendukung pertumbuhan ekonomi, pasar menilai pemangkasan ini belum cukup untuk menahan tekanan terhadap rupiah dalam jangka pendek.
Kurs Dolar AS di Bank-Bank Besar
Berbagai bank besar di Indonesia menetapkan nilai beli dan jual dolar AS yang sedikit berbeda, mencerminkan fluktuasi pasar.
Bank Central Asia (BCA) mencatat harga beli dolar AS di e-rate sebesar Rp16.320 dan harga jual Rp16.340. Sementara itu, melalui TT Counter, BCA menetapkan kurs beli Rp16.165 dan jual Rp16.465. Berdasarkan Bank Notes, angka serupa tercatat, yakni beli Rp16.165 dan jual Rp16.465 per dolar AS.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) menempatkan kurs beli dan jual dolar AS pada e-rate masing-masing Rp16.313 dan Rp16.339, sedangkan di TT Counter, nilai beli Rp16.220 dan jual Rp16.420.
Bank Mandiri menetapkan kurs special rate beli sebesar Rp16.315 dan jual Rp16.345. Untuk TT Counter, harga beli dan jual tercatat masing-masing Rp16.075 dan Rp16.425, sedangkan Bank Notes menempatkan harga beli dan jual di angka serupa.
Bank Negara Indonesia (BNI) menetapkan special rates untuk kurs beli dolar AS Rp16.322 dan jual Rp16.337. Melalui TT Counter, kurs beli berada di level Rp16.215 dan jual Rp16.465, sementara Bank Notes mengikuti angka yang sama.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Rupiah
Pelemahan rupiah di akhir pekan ini bukan hanya dipicu oleh kondisi global, tetapi juga kombinasi faktor domestik dan eksternal.
Pergerakan Dolar AS Global
Penguatan indeks dolar AS memengaruhi hampir seluruh mata uang dunia. Investor cenderung memindahkan dana ke dolar AS sebagai aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi, termasuk data makro lemah di Asia.
Kebijakan Bank Indonesia
Pemangkasan suku bunga acuan biasanya bertujuan untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi dan mendorong kredit perbankan. Namun, jika pasar menilai langkah tersebut belum cukup atau terjadi perbedaan ekspektasi, rupiah bisa mengalami volatilitas.
Data Ekonomi Regional
Pertumbuhan ritel di China yang di bawah ekspektasi berdampak pada sentimen global. China sebagai mitra dagang utama Indonesia membuat pelemahan yuan memengaruhi rupiah melalui jalur perdagangan dan investasi.
Kondisi Likuiditas dan Arus Modal
Pergerakan modal asing dan kebutuhan valuta asing perusahaan juga memengaruhi kurs rupiah. Permintaan impor, pelunasan utang luar negeri, dan posisi investasi asing di Indonesia dapat menambah tekanan terhadap nilai tukar.
Tips Memantau Kurs dan Mengelola Transaksi
Bagi pelaku usaha atau investor yang perlu melakukan transaksi valuta asing, mengetahui kurs terbaru di bank-bank besar sangat penting. Beberapa langkah yang bisa diperhatikan:
Pantau e-rate dan TT Counter
Bank menyediakan perbedaan harga antara e-rate, TT Counter, dan Bank Notes. Pemilihan jenis kurs tergantung tujuan transaksi, misalnya jual beli tunai atau transfer antarbank.
Perhatikan waktu transaksi
Fluktuasi intraday dapat membuat selisih kurs cukup signifikan. Mengatur jadwal transaksi di waktu likuiditas tinggi dapat membantu memperoleh harga lebih menguntungkan.
Gunakan fitur lindung nilai (hedging)
Bagi perusahaan yang rutin melakukan transaksi ekspor-impor, penggunaan forward contract atau instrumen lindung nilai dapat meminimalkan risiko fluktuasi kurs.
Prospek Rupiah dalam Waktu Dekat
Meski pelemahan akhir pekan ini terjadi, beberapa analis menilai rupiah berpotensi stabil dalam jangka menengah jika sentimen global membaik dan inflasi domestik tetap terkendali. Bank Indonesia kemungkinan akan terus memantau pergerakan nilai tukar, likuiditas, dan tekanan inflasi untuk menentukan langkah moneter selanjutnya.
Investasi yang cermat dan pemahaman terhadap pergerakan kurs menjadi kunci bagi pelaku usaha maupun investor dalam meminimalkan risiko dan memaksimalkan peluang di tengah fluktuasi mata uang.