JAKARTA - Industri makanan dan minuman (F&B) di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan signifikan. Dorongan utama datang dari kreativitas para pelaku usaha yang menghadirkan inovasi kuliner kekinian. Namun, derasnya persaingan membuat tidak semua brand mampu bertahan lama. Apa yang membedakan bisnis F&B yang sukses dengan yang sekadar tren sesaat?
Riset Populix bertajuk “Millennials & Gen Z Report: Exploring the Hip F&B Phenomenon” memberikan jawaban melalui analisis preferensi konsumen muda, yakni milenial dan Gen Z, yang kini menjadi segmen utama pasar kuliner. Berikut enam faktor kunci yang menjadi penentu keberhasilan brand F&B.
1. Harga Terjangkau: Magnet Utama Milenial
Bagi generasi milenial, harga masih menjadi pertimbangan utama. Produk kuliner yang menawarkan value for money lebih mudah menarik perhatian mereka.
“Value for money masih menjadi alasan utama milenial dalam mengeksplorasi tren kuliner. Meski ingin mencoba hal baru, mereka tidak akan melakukannya jika harga dianggap terlalu tinggi,” ujar Indah Tanip, VP of Research Populix.
Harga yang terjangkau membuat konsumen merasa nyaman mencoba berbagai inovasi kuliner tanpa khawatir menguras dompet. Hal ini menjadikan strategi penentuan harga sebagai fondasi penting bagi keberlangsungan bisnis F&B.
2. Tampilan dan Kemasan: Kunci Daya Tarik Gen Z
Sementara milenial lebih fokus pada harga, Gen Z menaruh perhatian besar pada aspek visual. Bagi mereka, makanan bukan hanya soal rasa, tetapi juga soal identitas dan estetika. Produk dengan kemasan menarik dan tampilan Instagramable cenderung lebih cepat viral di media sosial.
Fenomena ini menjelaskan mengapa banyak brand sukses memadukan rasa inovatif dengan presentasi visual yang memikat, menciptakan daya tarik yang dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan memperluas jangkauan pasar.
3. Inovasi Rasa dan Bahan: Ciptakan Diferensiasi
Riset Populix mencatat bahwa 28% responden tertarik mencoba kuliner baru karena rasa atau bahan yang unik. Perpaduan antara cita rasa lokal dan internasional, atau kreasi fusion food, sering menjadi daya tarik utama.
Inovasi rasa menjadi cara efektif bagi brand untuk menonjol di tengah persaingan, sekaligus menunjukkan kreativitas yang dapat memperkuat identitas merek.
4. Efek Viral Media Sosial: Kesempatan dan Risiko
Platform seperti TikTok dan Instagram kini berfungsi sebagai etalase kuliner. Sebanyak 27% responden mengaku mencoba produk baru setelah melihatnya viral.
Namun, viralitas hanya efektif bila diimbangi dengan kualitas produk yang konsisten. Tanpa itu, hype bisa cepat meredup dan tidak menghasilkan loyalitas jangka panjang. Brand harus mampu memanfaatkan media sosial sebagai alat promosi sekaligus menjaga standar kualitas.
5. Ketersediaan di Aplikasi Pesan Antar: Kecepatan dan Aksesibilitas
Di era digital, kemudahan akses menjadi faktor penting. Riset Populix menunjukkan 10% responden menilai ketersediaan produk di aplikasi pesan antar sebagai pertimbangan utama.
Distribusi yang efektif memungkinkan konsumen urban menikmati produk favorit tanpa hambatan, sekaligus memperluas pasar bagi pelaku usaha F&B. Integrasi teknologi dengan layanan pesan antar menjadi strategi vital dalam menghadapi persaingan modern.
6. Rekomendasi dari Orang Terdekat: Kepercayaan yang Tak Tergantikan
Selain promosi melalui influencer dan food blogger, rekomendasi dari teman atau keluarga tetap menjadi fondasi terkuat dalam membangun kepercayaan.
Konsumen muda memvalidasi pilihan mereka melalui pengalaman nyata dari orang terdekat. Hal ini menekankan pentingnya pelayanan pelanggan yang memuaskan dan pengalaman yang berkesan sebagai strategi jangka panjang.
Memahami Perbedaan Preferensi Milenial dan Gen Z
Milenial lebih responsif terhadap harga dan senang mencoba tren baru secara rutin. Sebaliknya, Gen Z cenderung selektif, mengutamakan visual, dan peduli pada tren sosial. Kedua kelompok tetap mengandalkan rekomendasi orang terdekat untuk memvalidasi keputusan.
Strategi F&B yang efektif harus mampu menyeimbangkan kebutuhan kedua segmen ini, termasuk harga, kualitas rasa, tampilan, distribusi, dan pengalaman pelanggan.
Keseimbangan Adalah Kunci
Kesuksesan bisnis F&B tidak semata ditentukan oleh viralitas di media sosial. Keberlanjutan brand tergantung pada kemampuannya menjaga kualitas, menghadirkan inovasi rasa, memadukan tampilan menarik, menetapkan harga bersaing, dan memberikan pengalaman positif kepada konsumen.
“Tren datang dan pergi, tetapi kualitas dan value akan memastikan pelanggan tetap kembali,” tutup Indah Tanip.
Dengan memahami preferensi konsumen muda dan menerapkan enam faktor kunci ini, pelaku usaha F&B memiliki peluang lebih besar untuk mempertahankan eksistensi dan bahkan menembus pasar yang lebih luas, termasuk skala internasional.