Liga Italia

Liga Italia : Conte Siap Pertahankan Kejayaan Napoli

Liga Italia : Conte Siap Pertahankan Kejayaan Napoli
Liga Italia : Conte Siap Pertahankan Kejayaan Napoli

JAKARTA - Musim baru Liga Italia 2025-2026 membawa dinamika menarik di antara para kontestan. Jika sebagian besar klub besar seperti Juventus, Inter Milan, dan AC Milan sedang mencari kembali jati diri, Napoli justru tampil dengan kepercayaan diri penuh. Tim besutan Antonio Conte tak hanya ingin mempertahankan gelar scudetto, tetapi juga membuktikan diri di Eropa.

Alih-alih puas dengan capaian musim lalu, Napoli bergerak cepat di bursa transfer. Presiden Aurelio De Laurentiis memenuhi janji kepada Conte dengan menghadirkan sejumlah rekrutan papan atas. Ambisi tersebut menandakan bahwa “Si Keledai Kecil” serius membangun kultur juara berkelanjutan.

Perombakan Napoli di Era Conte

Keseriusan Napoli terlihat dari perekrutan pemain di hampir semua lini. Pos penjaga gawang kini diperkuat oleh Vanja Milinkovic-Savic, kiper timnas Serbia yang diboyong dari Torino. Di lini belakang, Conte mendapatkan tambahan tenaga lewat Sam Beukema (Bologna) dan Luca Marianucci (Empoli).

Di sektor tengah, langkah paling mengejutkan adalah kedatangan Kevin De Bruyne dengan status bebas transfer dari Manchester City. Gelandang asal Belgia itu diharapkan menjadi otak permainan sekaligus pemimpin di ruang ganti. Kombinasi De Bruyne dengan Scott McTominay membuat Napoli diyakini memiliki salah satu lini tengah terbaik di Eropa.

Tak hanya itu, kedekatan De Bruyne dengan Romelu Lukaku bisa menghadirkan daya ledak ekstra. Untuk sisi sayap, Conte mendatangkan Noa Lang dari PSV Eindhoven serta Emanuele Rao dari SPAL. Sementara di lini depan, Lorenzo Lucca, penyerang jangkung yang musim lalu mencetak 12 gol bersama Udinese, diprediksi menjadi alternatif penting di kotak penalti.

Hasil awal pun menjanjikan. Dua kemenangan beruntun pada laga uji coba melawan Girona dan Sorrento menjadi bekal positif jelang duel pembuka Serie A menghadapi Sassuolo. Conte menegaskan, mempertahankan scudetto adalah target utama, meski ia juga ingin menorehkan prestasi lebih di Liga Champions.

“Siapa yang memiliki emblem scudetto di jersei mereka adalah tim yang paling difavoritkan. Kami haram malu, apalagi dibayangi ketakutan. Kami tidak boleh melupakan kejadian dua musim lalu. Justru, pengalaman itu harus menjadi pelajaran karena kami sudah tahu mempertahankan gelar akan sangat menantang,” kata Conte.

Rival Tradisional: Mencari Kembali Kultur Juara

Sementara Napoli berbenah untuk mempertahankan kejayaan, para pesaing tradisional masih sibuk membangun ulang kekuatan. Juventus, Inter, dan AC Milan sama-sama menempuh jalannya masing-masing.

Di Turin, Juventus menunjuk Igor Tudor sebagai pelatih tetap setelah menggantikan Thiago Motta pada Maret lalu. Sebagai mantan bek Juve yang pernah merasakan dua gelar Serie A (1998-2007), Tudor dianggap memahami kultur klub. Tugasnya berat: mengakhiri puasa gelar yang sudah berlangsung lima musim.

Meski telah mendatangkan Joao Mario dan Jonathan David, aktivitas transfer Juve masih berlanjut. Nama-nama seperti Randal Kolo Muani (PSG) dan Morten Hjulmand (Sporting Lisbon) masuk dalam radar untuk memperkuat lini depan dan tengah.

Di sisi lain, Inter Milan juga memulai era baru bersama Cristian Chivu, eks pemain yang musim lalu menyelamatkan Parma dari degradasi. Meski Inter memiliki skuad bernilai pasar tertinggi di Italia (718,3 juta euro), mereka menghadapi tantangan regenerasi karena rata-rata usia pemain sudah 28,4 tahun.

Chivu pun mencoba meremajakan tim dengan mendatangkan Ange-Yoan Bonny, Luis Henrique, dan Petar Sucic. “Kami harus siap dan tetap menjadi tim yang kompetitif. Tidak mudah untuk selalu tampil di puncak performa, tetapi dari sudut pandang karakter, semua pemain sudah menunjukkan usaha untuk meningkatkan diri. Saya yakin kami akan siap menyambut laga pertama liga,” ujar Chivu kepada Inter TV.

Sementara itu, AC Milan memilih jalan nostalgia dengan memanggil kembali Massimiliano Allegri. Pelatih yang membawa scudetto musim 2010-2011 itu diminta membangkitkan kembali “I Rossoneri” setelah musim lalu hanya finis kedelapan. Milan bahkan absen di kompetisi Eropa 2025-2026.

Untuk mendukung Allegri, Milan menghadirkan sejumlah nama berpengalaman seperti Luka Modric, Pervis Estupinan, Samuele Ricci, dan Ardon Jashari. Selain itu, mereka masih mengincar Rasmus Hojlund (Manchester United), Koni De Winter (Genoa), dan Caleb Okoli (Leicester City). Allegri pun optimistis: “Saya senang dengan performa pemain dalam satu bulan latihan pramusim. Tidak ada pemain yang cedera. Saatnya kami bersiap untuk laga-laga penting.”

Kuda Hitam Siap Menyengat

Persaingan di Serie A musim ini tak hanya melibatkan empat tim besar. Klub-klub seperti AS Roma, Fiorentina, Bologna, hingga Como diprediksi bisa menjadi pengganggu dalam perburuan tiket Liga Champions, bahkan scudetto. Dengan konsistensi dan keberuntungan, mereka berpotensi menghadirkan kejutan.

Namun, sorotan utama tetap pada Napoli. Dengan kedalaman skuad yang kian solid, strategi Conte yang terkenal pragmatis namun efektif, serta dukungan penuh dari manajemen, mereka tampil sebagai favorit utama. Meski begitu, Conte sendiri sadar bahwa mempertahankan gelar jauh lebih sulit daripada merebutnya.

Serie A 2025-2026 pun dipastikan menghadirkan drama panjang. Di satu sisi, Napoli mencoba menciptakan era baru kejayaan. Di sisi lain, Juventus, Inter, dan Milan berjuang menegakkan kembali identitas mereka sebagai raksasa Italia.

Satu hal yang pasti, perjalanan musim ini akan menjadi ujian sesungguhnya: apakah Conte mampu membawa Napoli ke level dominasi yang lebih tinggi, ataukah raksasa lama berhasil bangkit untuk menantang hegemoni baru di tanah Italia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index